05. Tuan dari desa

Hari kompetisi akhirnya tiba, matahari tebit sangat terik tetap udara tidak terlalu panas, banyak burung-burung berterbangan dan berkicau seolah pertanda baik bagi siapapun yang mendengarkan kicauan nya. Dalam diri Luciano banyak pertanyaan muncul tiba-tiba rasa takut gagal dan perasaan hatinya sangat kacau bagaimana kalau ternyata kedatangan ku kesini hanya sia-sia, Bagaimana bisa aku pulang dengan tangan kosong dan kekalahan. Suara demi suara muncul dibenak nya dan tiba tiba Ia ingat ucapan Ibu dan Ayah nya "Nak jangan takut gagal, gagal dalam kompetisi itu hal yang wajar. Yang terpenting jangan sampai engkau meninggalkan kompetisi sebelum dimulai, jangan sampai pergi sebelum bertanding." perlahan perasaan nya mulai tenang dan membaik, segera dia bangkit dari duduknya dan bersiap-siap membersihkan diri.

"Ahhh, ternyata hanya ini baju bagus yang aku bawa. bodoh sekali mengapa aku tidak membawa yang lebih bagus." gerutu Luciano sambil memukul kepala nya.

setelah bersiap-siap Luciano segera berpamitan kepada Bibi Alfred.

"Bibi aku pergi dulu ya, doakan aku." ucap Luciano kepada Wanita paruh baya itu.

"Semoga kau berhasil Luciano." jawabnya sambil tersenyum.

"Alfred, apa kau sudah siap? Cepat lah kita harus sampai sebelum waktu nya." teriak Luciano.

"Tunggu sebentar."

Untuk yang kedua kalinya Luciano mengunjungi Teater La Monnaie, tetap sama dia terlihat sangat kagum dan takjub dengan bangunan nya, bahkan Alfred yang baru melihat bangunan nya terperangah tak percaya ada bangunan se mewah ini.

"Wah ini gedung nya? Besar sekali, mewah dan indah." Alfred tak henti hentinya melihat bangunan dengan kaget dan takjub.

"Benar, bagus kan gedung nya semoga aku bisa lolos dan bekerja disini."

"Baiklah Tuan Luciano Bachmeier silahkan masuk ke gedung dan daftarkan dirimu, aku akan menunggu disini." Ucap Alfred tertawa dan sedikit menggoda.

"Siap Tuan Alfred Riedl tunggu aku disini, dan aku akan membawa kan mu kabar terbaik yang pernah kau dengar." Luciano pun membalas candaan itu dan mereka berdua tertawa. sebelum akhirnya sosok Luciano menghilang dan masuk ke dalam gedung.

Seperti mimpi dalam negeri dongeng, lelaki yang tinggal di pedesaan dan hanya tau menanam sayuran dan menjual sayuran nya, tiba-tiba bisa berjalan jalan di dalam gedung opera terbesar di negeri. baru masuk saja rasa nya sangat bahagia bagaimana kalau dia bisa bekerja disana dan tinggal disana. penyanyi yang sudah lolos kompetisi boleh tinggal disana selama masa bekerja.

"Bagaimana kalau aku bisa tinggal disini ya, rasanya pasti sangat mengagumkan." Ucap Luciano pada dirinya sendiri.

Brakkk.... Luciano menabrak seorang laki-laki paruh baya karna tidak fokus pada jalannya.

"hei kau kenapa disini, bukannya bekerja sebagai pelayan malah berkeliaran, ayo ikut aku." Tangan Luciano ditarik oleh laki-laki itu sebelum dia mengucapkan sepatah kata karna setiap kata yang diucapkan selalu dipotong oleh laki-laki itu.

"Maaf bisa saya berbicara sebentar." sambil menarik tangannya dari cengkraman laki-laki itu.

"sepertinya Anda salah orang Tuan, aku disini bukan untuk menjadi pelayan, aku adalah salah satu peserta yang ikut kompetisi." lanjut nya menjelaskan.

Tetapi laki-laki itu tidak percaya kepada perkataannya, "Apa maksudmu, bajumu saja tidak terlihat mewah bagaimana bisa engkau mengikuti kompetisi ini, lebih baik kau ikut bekerja saja dari pada menyia-nyiakan waktumu untuk ikut kompetisi ini."

" Maaf Tuan, walaupun perkataan mu benar dan terdengar sedikit kejam, tapi sekali lagi aku tegaskan bahwa aku kesini bukan untuk menjadi pelayan." ucap Luciano sedikit tegas dan tetap sopan. Luciano segera meninggalkan laki-laki itu meskipun laki-laki itu mengucap sumpah serapah kepadanya.

"Maaf Tuan apa ada masalah?" tanya seorang gadis dari belakang nya, ternyata sedari tadi gadis itu melihat apa yang terjadi pada Luciano.

Karena merasa terpanggil Luciano segera menoleh kebelakang. " Ahh, tidak Nona tidak ada masalah."

Setelah pandangan mereka bertemu satu sama lain, keduanya sama-sama terkejutnya melihat satu sama lain.

"Nona Elena?" Ucap Luciano memecah keterkejutan.

"Tuan dari desa kan?" hanya itu jawaban yang dipikirkan Elena, laki-laki dari desa yang mengatakan kalau wanita Brussels kejam. Keduanya pun tertawa.

"Jadi Tuan ingin mengikuti kompetisi ini?" tanya Elena ingin tau.

" Iya, tuan dari desa ini ingin mengikuti kompetisi penyanyi opera." Canda Luciano menyebut Tuan dari desa seperti perkataan Elena.

Elena hanya tertawa dan meminta maaf karna tidak mengingat namanya.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan mereka sudah sampai di tempat acara diselenggarakan, Elena segera pamit dan mendoakan yang terbaik untuk Luciano.

"Maaf Tuan saya pergi dulu, semoga kompetisi mu berhasil." Pamit Elena sebelum meninggalkan Luciano.

"wanita yang menarik." ucap Luciano dalam hati.

...****************...

...Halo ini LovelyHyuck semoga kalian suka dengan karya amatir ku ya, mohon dukungan nya. Terimakasih...

Terpopuler

Comments

Silvi Aulia

Silvi Aulia

semangat untuk Kaka author 💪☺️

2023-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!