Pagi ini Luciano bangun kesiangan. Paman dan Bibi nya sengaja tidak membangunkan nya. Melihat hal itu membuat Luciano merasa tidak enak, Dia segera mandi dan bersiap-siap untuk menyusul Paman dan bibi nya.
Luciano tergesa-gesa berlari menuju kedai, kalau Luciano tak ada memang paman dan bibi nya hanya menjual hasil panen mereka di desa.
"Hei hei pelan-pelan ada apa kau berlari?" tanya paman nya yang melihat Luciano berlari tergesa-gesa.
"Bibi mengapa tidak membangunkan ku?"
"Kau kan baru sampai mana mungkin aku membangunkan mu,"
"Tapi tetap saja aku harus membantu kalian, setelah beberapa hari ini aku tidak membantu aku jadi merasa tidak enak." Jawab Luciano sambil menundukkan kepala,
"Maafkan aku Bibi, Paman."
"Mengapa kau meminta maaf ? sudah seharusnya orang tua mendukung mimpi anak nya," ucap paman nya sambil menepuk bahu Luciano.
"Tidak usah khawatir paman dan bibi mu aku yang akan menjaga nya." Teriak Lucy sambil membanggakan diri nya
Semua yang mendengar ucapan Lucy langsung tertawa. Ayah nya yang mendengar hal itu langsung menepuk pundak Lucy juga,
"Bukan kah kau ingin sekolah di Brussels?"
Lucy tertegun sesaat dengan pertanyaan Ayah nya.
"Tidak, Ayah aku akan disini bersama Ayah dan Ibu," sesaat kemudian Lucy menjawab dengan sedikit yakin.
"Nak, kalau kau ingin pergi ke Brussels pergi lah. Biar Ayah dan Ibu disini. Nanti kalau sudah sukses jangan lupa bawa kami kesana." Ibu nya tersenyum sambil menuturkan kalimat yang membuat Lucy dan Luciano bertatapan sejenak dan menundukkan kepala.
"Bibi, nanti kalau aku sudah menghasilkan banyak uang disana aku akan bawa kalian berdua. Kita akan tinggal bersama."
"Baiklah aku percaya padamu, semoga di masa depan kalian menjadi orang yang sukses dan tidak merasakan kesusahan."
Lucy menangis mendengar perkataan sang Ibu, ucapan nya sangat menyentuh. Siapapun yang mendengar nya pasti akan merasa bersedih. Melihat hal itu membuat Luciano dan Paman nya hanya bisa menundukkan kepala.
"Belajar yang rajin agar bisa mendapatkan beasiswa, jangan lupa jaga sopan santun dimana pun berada." Tutur Ibu nya sambil membelai lembut rambut Lucy. Lucy merasa itu seperti salam perpisahan tapi Dia segera menepis pikiran negatif itu.
"Sudah-sudah bersedih nya, kita kan kesini ingin berjualan."
Lucy dan Ibu nya segera melepaskan pelukan dan menghapus air mata nya.
Matahari sedikit lagi akan terbenam. Bibi, Paman, Lucy dan Luciano segera bersiap menutup kedai dan segera pulang. Di tengah perjalanan banyak yang mereka bicarakan mulai dari bagaimana perjalanan Luciano disana sampai bertemunya Dia dengan Elena.
"Jadi apa kah Dia wanita yang cantik kak ?"
"Iya sedikit, tapi masih kalah cantik dengan Bibi." Luciano mengedipkan satu mata nya kepada Bibi nya.
"Dia juga mempunyai adik yang seumuran dengan mu."
"Benar kah? Nama nya siapa?" tanya Lucy antusias
"Kalau tidak salah Eleanor. Ku dengar Dia juga ingin melanjutkan sekolah di Universitas Brussels,"
"Wah, kalau aku lolos bersekolah disana aku ingin menjadi teman nya." ucap Lucy dengan wajah berbinar binar.
Paman dan Bibi hanya tertawa melihat kedekatan mereka, mereka seperti kakak dan adik kandung.
"Senang nya bisa melihat Lucy dan Luciano tumbuh besar."
Langit malam terlihat sangat cantik dan berkelap-kelip, cahaya bulan dan bintang menjadi satu.
Sangat indah batin Luciano, sesekali Dua memikirkan Elena. Apa kabar gadis itu?
Terlihat dari jauh Alfred datang dan sengaja ingin mengejutkan Luciano, dan rencana berhasil Alfred tertawa melihat wajah Luciano yang memerah akibat terkejut.
"Kau sangat lucu," Alfred tak henti-henti nya tertawa.
Melihat tak ada respon dari Luciano membuat tawa nya tiba-tiba terhenti. Dia segera menarik nafas dan menenangkan diri.
"Maaf kan aku, kau sedang memikirkan Elena?" Tanya Alfred setelah tenang sedikit.
"Sedikit, yang kupikirkan adalah bahwa kemungkinan nya aku dan Lucy akan meninggalkan paman dan bibi."
"Lucy mau ikut juga?"
"Dia ingin melanjutkan sekolah nya dan mendapatkan beasiswa di Universitas de Mons."
"Jadi Paman dan bibi mu akan sendirian ya?"
Luciano hanya menganggukkan kepala nya sebagai jawaban, rasa bersalah nya masih memenuhi hati nya. Dia tidak tega meninggalkan paman dan bibi nya untuk bekerja sendiri. Tapi Dia juga tidak punya alasan lain.
"Paman dan bibi mu akan aman disini," Alfred mencoba menghibur nya.
"Ayah dan kakak ku akan melindungi mereka kalau terjadi masalah."
"Lucy masih ada waktu kan menemani mereka?"
"Iya, Dia masih ada waktu satu bulan disini, sebelum keputusan resmi nya."
"Tidak usah khawatirkan mereka,"
Luciano sedikit tenang mendengar perkataan Alfred, Dia sedikit aneh mendengar perkataan Alfred barusan ini.
"Ada apa kau kemari ?"
"Kau disuruh Ibu ku ke rumah?"
"Ada apa?" Luciano sedikit bingung, karena tidak biasanya Bibi Anne memanggil nya kesana.
"Tidak tahu." Alfred segera bangkit dan mengajak Luciano untuk ikut.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments