16. Pertemuan yang tak di sengaja

Luciano dan Alfred sampai di rumah yang sedikit cukup besar, di sana lah tempat Alfred tinggal. Dia termasuk orang yang mampu di desa nya, bahkan keluarga nya di segani penduduk desa.

Alfred menuntun Luciano ke tempat keluarga, disana ada Ayah, Ibu dan kakak nya.

"Ibu ini anak mu yang satu nya sudah datang."

Ibu nya segera membalik kan badan dan tersenyum melihat Luciano.

"Ada apa Bibi?"

"Luciano nanti kalau di Brussels Alfred menyusahkan suruh saja Dia pulang." kakak Alfred tiba-tiba memotong ucapan Ibu nya.

Alfred segera mengambil apel diatas meja dan melemparkan nya ke sang kakak.

Mata Anne melirik kedua anak nya dan mengisyaratkan mereka untuk diam.

"Bibi hanya ingin mengatakan hati-hati disana, banyak orang asing yang tidak kita kenal. Alfred memaksa ingin ikut denganmu, jadi Bibi hanya bisa mengiyakan. Nanti kalau disana Dia merepotkan suruh saja pulang."

"Iya Bibi kita akan berhati-hati, mungkin disana Alfred bukan merepotkan ku tapi merepotkan Bibi Jane." Tawa Luciano disusul dengan tawa seisi ruangan.

Alfred hanya memutar bola mata nya dengan jengah

"Iya Luciano nanti kalau ada apa-apa kabari saja paman." Ucap Peter ayah Alfred.

"Kau juga Alfred jangan membuat masalah disana, Ayah dan Ibu tidak akan bisa langsung membantu mu."

"Ayah aku kan bukan anak kecil, aku juga mengerti mana yang baik dan buruk." Saut Alfred sedikit kesal.

"Paman sudah berbicara dengan teman paman yang ada disana, Dia bisa mencarikan pekerjaan untuk mu dan juga Alfred."

Luciano sangat tidak enak hati kepada keluarga Alfred, mereka sangat baik kepada nya dan keluarga nya.

"Paman tidak usah, aku bisa mencari sendiri biar Alfred saja aku tidak. Paman dan Bibi sudah banyak membantu keluarga ku."

"Tidak apa nak, kau kan juga sudah aku anggap sebagai anak ku sendiri sama seperti Alfred dan Robert." Peter tersenyum tenang menjawab pertanyaan Luciano.

"Terima kasih banyak Paman, aku tidak akan mengecewakan mu saat bekerja," Luciano menundukkan kepala nya dan berterima kasih berulang kali kepada keluarga Alfred.

"Jadi kalian akan tinggal dengan Bibi Jane kan?" Tanya Anne

"Iya Ibu," jawab Alfred

"Ingat ya kau jangan pernah menyusahkan Bibi mu, Dia sudah tua."

"Justru Bibi malah senang aku disana karena ada aku pasti rumah nya ramai." Jawab Alfred sambil membanggakan diri.

Ibu nya segera mengalihkan pembicaraan, hal itu membuat sang kakak tertawa terbahak-bahak, puas sekali Ayah dan Ibu nya menggoda Alfred.

"Luciano, ayo ikut makan disini. Bibi membuat banyak makanan."

"Tidak Bibi aku makan dirumah saja." tolak nya dengan lembut.

"Kalau begitu bawa sebagian lauk ini, sebentar biar aku siapkan."

"Tidak usah Bi."

"Tidak baik menolak."

"Baiklah Bi, terima kasih banyak."

Bibi Anne hanya tersenyum dan segera berjalan menuju dapur untuk mempersiapkan makanan yang akan diberikan kepada Luciano.

Diperjalanan pulang Luciano memikirkan Elena, dari sejak pertama mereka berpisah Luciano tak henti nya memikirkan Elena. Dan secara tidak sengaja Ia bertemu dengan Catherine. Gadis Cantik bermata biru dengan rambut bergelombang berwarna pirang. Luciano segera menundukkan kepala nya dan berjalan sedikit lebih cepat melewati gadis bernama Catherine itu.

Sesaat kemudian setelah Luciano melewati nya, Dia mendengar suara seseorang memanggil nama nya. Suara yang dari lama sudah tidak pernah Ia dengar kini terdengar lagi dan memanggil nama nya.

"Luciano."

Dengan sedikit berat hati Luciano membalikkan badannya dan mengangkat sedikit kepalanya, Gadis itu masih tetap sama di mata Luciano. Perempuan yang cantik,

"Apa kabar?" Lanjut Catherine,

"Cukup baik, bagaimana dengan mu?"

"Aku yang tidak baik, aku tidak bisa melupakan mu. Maafkan aku," Sambil menundukkan kepala badan Catherine terlihat sedikit bergetar.

Dari tempat nya berdiri Luciano hanya memandang Catherine sambil menghembuskan nafas nya kasar.

"Aku sudah melupakan semua nya, kau tidak perlu meminta maaf." tegas nya,

"Aku pergi dulu." Luciano melanjutkan perjalanan nya dan tak menghiraukan Catherine.

Melihat Luciano tidak memperdulikan nya Catherine berusaha mengejar Luciano dan memeluknya dari belakang.

"Aku sangat merindukanmu."

Luciano hanya bisa terdiam sesaat, Dia mencerna semua hal yang terjadi secara tiba-tiba. Seseorang yang pernah Ia cintai baru saja memeluknya setelah sekian lama. tetapi perasaan nya sudah tidak sama seperti saat Catherine memeluknya dahulu.

Luciano segera melepaskan tangan Catherine dan berbalik.

"Aku memang sudah memaafkan mu, tapi bukan berarti aku setuju dengan tindakan mu ini." Dengan sedikit nada tinggi Luciano memperingati Catherine.

"Aku tahu kamu juga pasti merindukan ku kan,"

"Tidak. Maaf aku harus pergi dulu." Luciano sudah jengah dengan sikap Catherine dan rasa percaya diri nya. Dia segera pergi meninggalkan Catherine yang masih menatap nya dengan nanar.

"aku akan terus menunggu mu." Teriak Catherine sekeras mungkin agar di dengar oleh Luciano,

Luciano sudah tidak perduli dan hanya terus berjalan.

"Aku tahu kau masih menyukai ku." Ucap Catherine pelan

"Dia masih sama, bau tubuhnya pun masih sama seperti dulu." Lanjutnya sambil tersenyum menatap kepergian mantan kekasih nya.

Dia mengakui bahwa Dia memang bodoh sudah meninggalkan Luciano, padahal laki-laki itu sangat mencintai nya. Tetapi dengan bodohnya Ia malah meninggalkan nya dan memilih laki-laki lain.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!