Setelah kompetisi berakhir Luciano keluar dari ruangan kompetisi dan berjalan dengan menundukkan kepalanya.
"Luciano?" Tanya seseorang tiba-tiba pada Luciano.
Luciano segera mendongak kan kepalanya dan melihat ada gadis yang Dia pikirkan sedari tadi.
"Ada apa? Bagaimana dengan kompetisi mu apa kau lolos." Lanjutnya.
"Elena, maaf kan aku." Jawab Luciano dengan wajah tidak enak kepada Elena.
Mendengar hal itu Elena tahu bahwa Luciano saat ini tidak lolos.
"mengapa kau meminta maaf kepadaku, kau seharusnya berterima kasih kepada dirimu sendiri karena sudah bisa sampai sini." Elena menenangkan Luciano dengan menepuk pundak nya. "Tidak apa masih ada kesempatan lain, kau harus tetap semangat." sambil menuntun Luciano ubtuk duduk, Elena menguatkan Luciano yabg terlihat bersedih.
"Aku tidak tahu bagaimana cara mengatkan kepada Bibi, Paman, Lucy dan Alfred kalau aku lolos." Luciano segera melihat ke arah Elena dan tersenyum manis kepada wanita itu.
"Elena terima kasih, terima kasih sudah membantuku. Bantuan mu saat itu sangat berarti." lanjutnya lagi.
Elena terlihat terkejut oleh ucapan Luciano Dia tidak mengerti apa yang baru saja Luciano katakan.
"Apa maksud mu?"
Melihat kebingungan di wajah Elena, Luciano segera mengatakan bahwa Dia sengaja membohongi Elena. Sebenarnya saat itu Dia sedang berlatih saat akan bertemu Alfred dan ternyata Elena melihat nya dahulu jadi lah Luciano juga berpura-pura di depan Elena.
"Maaf kan aku Elena aku tidak bermaksud membohongi mu." melihat Elena yang sedikit kecewa membuat Luciano merasa bersalah.
"Mengapa kau harus membohongiku Luciano, kau tahu aku hampir merasa sedih melihatmu tapi ternyata kau hanya berpura-pura." Elena terlihat sangat marah dan ingin meninggalkan Luciano sendiri. Tapi, Luciano segera menarik tangan Elena dan meminta nya duduk kembali.
"Maaf, maafkan aku Elena aku tidak bermaksud begitu." Luciano terus meminta maaf kepada Elena agar gadis itu tidak marah.
"hahaha akhirnya kau juga tertipu." tiba-tiba Elena tertawa melihat Luciano yang sedang menundukkan kepala.
"Kurasa kita berdua cocok menjadi pemain teater." Lanjut Elena. Lalu, mereka berdua akhirnya tertawa.
"Coba ceritakan bagaimana tadi." Elena bertanya dengan antusias
"Jadi, Maestro Philip memujiku, katanya pelafalan ku lebih baik dari sebelumnya. Dia juga mengatakan alasannya tidak memilih ku waktu itu karena pelafalan ku sangat buruk." Jawab Luciano menjelaskan semua.
"Ini semua berkat dirimu, kalau kau tidak mengajariku mungkin saat ini aku sidah benar-benar pulang dengan kepala menunduk kebawah."
"Tidak, ini semua berkat dirimu aku hanya memperbaiki yang salah."
"Baiklah ini karena kepiawaian ku dan kebaikan mu." Jawab Luciano sambil tertawa, akhirnya mereka berdua tertawa bersama.
Elena tidak tahu dari kejauhan ada seseorang memperhatikan nya. Harry tidak sengaja melihat Elena dan Luciano berbicara seperti teman akrab.
Tetapi Harry tidak terlalu perduli dan segera meninggalkan mereka berdua.
Setelah berbicara dengan Elena cukup lama akhirnya Luciano datang menghampiri Alfred yang duduk sambil memperhatikan musisi jalanan. Luciano berpikir mengapa Alfred seperti sudah tidaj tertarik dengan gadis disini seperti pertama kali mereka sampai. Tak mau ambil pusing Luciano segera menghampiri Alfred.
Alfred sedikit terkejut melihat Luciano sudah berada di samping nya, entah sudah berapa lama Dia tak tahu.
"Kau dari kapan sudah disini? Bagaimana kompetisi mu, kau lolos kan?" Tanya nya kepada Luciano.
Luciano diam saja dan tidak menjawab, seakan tahu akan jawab Luciano, Alfred segera merangkul bahu Luciano.
"Tidak apa, mungkin memang takdir mu bukan hari ini. Masih ada kesempatan lain kan." Ucapnya menenangkan.
Dia tidak tahu bahwa sebenarnya Luciano sudah tertawa di dalam hati.
Luciano segera melepaskan tangan Alfred dari bahu nya.
"Jangan dekat-dekat, kau tidak cocok berbicara serius."
Alfred hanya menyipitkan mata nya dan ingin sekali memukul sahabatnya ini, tetapi Dia ingat bahwa hari ini Luciano sedang bersedih.
"Andai saja kau hari ini keberuntungan mu, akan ku pukul kau." Jawabnya sambil tersenyum.
"Apa yang kau pikirkan setelah melihat ku seperti itu? Apa akau terlihat tidak lolos?" Luciano bertanya kepada balik kepada Alfred.
"Ya tentu saja, wajahmu lesu dan kau sampai di sampingku saja tidak berbicara."
"Berarti aku sudah sukses."
"Sukses apa?" Alfred balik bertanya.
"Sukses membohongi mu." Luciano tertawa keras, dan melihat wajah Alfred yang sedikit emosi membuat nya tidak berhenti tertawa.
"Sialan kau." jawabnya sambil memalingkan wajahnya dari hadapan Luciano.
"Maafkan aku, melihat mu bersikap seperti itu sungguh sangat tidak cocok."
"Aku sudah lolos dan sudah diterima menjadi bagian dari Opera La Monnaie, ini semua juga berkat mu. Terima kasih sudah menemani ku untuk ke Brussels." Jawab Luciano tulus dari hatinya, Alfred memang sahabat terbaik nya. Dia sangat beruntung mengenal Alfred.
"Kau tidak cocok berbicara serius seperti itu." Alfred meniru apa yang diucapkan Luciano kepadanya.
Mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak sambil memeluk satu sama lain.
"Selamat Luciano, selamat sudah bisa mewujudkan mimpimu. Sebagai sahabat mu aku sangat bangga dengan perjuangan mu." Alfred tersenyum melihat Luciano.
Mereka berdua segera pulang dan akan memberitahukan kepada Bibi Jane. Dia pasti sangat senang mendengar nya.
"Jadi bagaimana kau bisa bertemu gadis tadi?" Tanya Alfred masih ingin tahu awal nya.
Begitulah sahaba, saling mendukung satu sama lain. Dan akan ikut merasa sedih saat yang lain juga bersedih atau kehilangan sesuatu.
...****************...
...Halo ini LovelyHyuck semoga kalian suka dengan karya amatir ku ya, mohon dukungan nya. Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments