KARTU JOKER

Udara pagi hari sangat sejuk. Embun pagi masih membasahi dedaunan. Kicauan burung bernyanyi. Tadi malam hujan turun deras. Beruntung tidak kena banjir. Suasana SMA Tunas Bangsa ramai lalu lalang murid, guru staf yang datang.

Tama menuju parkiran dengan motor matic Hitamnya. Kebanyakan cowok di sini pakai motor sport. Tama memang punya motor sport tapi dia lebih memilih matic, dia tidak ingin pamer. Tiga orang sedang menunggunya dia parkiran. Siapa lagi kalau bukan geng Dewa Teddy, Bima dan Giandra. Mereka menatap horor Tama.

“Incaran kita nih!” Celetuk Teddy sambil memainkan tusuk gigi yang ada di mulutnya.

Mereka masih sibuk melihat Tama memarkirkan motornya. Tama menyadari kalau ketiga cowok yang ada di depannya masih setia memandanginya, tapi dia cuek saja. Toh, dia tidak tahu siapa mereka.

“Lo Tama, bukan?” Tanya Bima menghadang Tama.

“Iya. Kalian siapa? Mau perlu apa?” Tanya Tama dengan nada malas, dia sebenarnya malas meladeni mereka. Ujung-ujungnya berantem.

“Anjir, dia nggak tahu siapa kita?” Bima sedikit kesal. Padahal geng Dewa terkenal melebihi artis FTV.

“Yakin, Lo nggak kenal kita?” Teddy memastikan kembali, dia tidak terima jika geng Dewa tidak ada yang tahu. Semua wajib tahu terutama anak baru.

“Kelas XII IPS 3.” Jawab Tama singkat padat dan jelas saat melihat atribut salah satu dari mereka. Tama melangkahkan kakinya menuju ke kelas tapi tas ransel miliknya di tarik Giandra.

Teddy, Bima dan Giandra langsung berdiri di hadapan Tama. Keenan si ketua Geng Dewa mengintruksikan untuk memberlakukan kembali kartu Joker setelah lima bulan vakum karena Keenan ingin memberi kesan yang baik di hadapan Dera sang pujaan hati. Awalnya Teddy, Bima dan Giandra menolaknya mentah-mentah. Cuma gara-gara cewek kartu joker hilang. Namun, sekarang mulai lagi.

“Lo tahu ini?” Teddy menunjukan sebuah kartu joker di dl hadapan Tama.

“Gue nggak mau main kartu. Sorry gue mau cabut ke kelas.”

"Anjir, Lo bodoh banget."

Tama tidak mau meladeni mereka. Giandra makin geram dan murka. Bisa-bisanya anak baru berani melawan mereka. Giandra spontan mendorong tubuh Tama hingga jatuh dan melemparkan kartu Joker ke Tama.

“Kita geng Dewa akan membuat pengumuman di Instagram. Setelah selesai sekolah baru eksekusi.” Terang Giandra.

Tama bingung apa yang sebenarnya mereka inginkan. Semua orang yang ada di parkiran melihat Tama jatuh di bawah banyak yang kasihan dan ada yang mendukung Dewa dalam permainan joker.

Dret!

Semua langsung melihat status di Instagram. Gawat, jika kartu joker muncul tamat riwayat yang akan dapat kartu tersebut. Tama merasa mereka sangat lucu.

“Tama, tamat riwayat Lo nanti.” Giandra tersenyum puas.

“Tamat? Maksud kalian apa?”

Tiba-tiba terdengar suara perempuan dari belakang. Otomatis semua orang berbalik badan siapa pemilik suara tersebut. Dera.

“Anjay, ada satu incaran lagi nih!” Teddy tersenyum licik, dia mengambil sesuatu di tasnya dan melempar sesuatu di depan Dera. Ya. Kartu joker.

Dera jongkok dan mengambil kartu tersebut. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Kartu joker baginya ini adalah kartu kematian di sekolahnya.

“Siapa yang menyuruh kalian menghidupkan kartu ini lagi? Keenan?” Tanya Dera memastikan, dia berharap bukan Keenan. Dera yakin Keenan tidak mungkin melakukan hal yang gila lagi.

“Tentu saja Keenan, Lo fikir siapa?” Giandra menatap tajam Dera. Dari semua geng Dewa, Giandra lah yang paling punya dendam kesumat dengan Dera pasalnya gadis ini yang membuat Keenan di skorsing.

“Nggak mungkin.” Dera menggelengkan kepalanya. Tidak percaya dengan perkataan Giandra.

“Buka Instagram Lo, anjir. Dari situ lo bakalan tahu siapa yang menyuruh kita hidupkan kartu joker.” Sambung Bima.

Dera merogoh saku roknya. Sebenarnya dia nggak mau bawa handphone karena kemungkinan ada razia. Ah, masa bodoh yang jelas dia ingin tahu apakah Keenan yang menyuruh mereka dan benar.

“Percaya kan, Lo? Siap-siap kalian dan Lo Dera, Keenan pesan ke gue, dia memutuskan untuk membenci Lo. Gue puas sih! Keenan nggak bucin lagi sama Lo. Cabut gaes, kita lanjut nanti saat istirahat." Setelah menjelaskan Giandra langsung cabut bersama dengan Geng Dewa.

Dera dan Tama hanya bisa berdiri mematung.

"Lo yang punya masalah kenapa jadi gue yang ikutan?" Tama akhirnya bersuara.

Dera hanya diam, Tama meliriknya. Rupanya dia masih memikirkan kartu joker. Tama sebenarnya belum tahu apa itu kartu Joker.

"Kenapa diam? Nggak punya mulut?" kata Tama sedikit kesal Dera cuek kepadanya.

"Gue malas sama Lo, Tama. Lo kemarin sudah ninggalin gue. Lelaki macam apa Lo ini? Hah!" Dera nyolot dan mengalihkan pembicaraan.

Dadanya terasa sesak jika mengingat Tama.

Tama cuek dan langsung meninggalkan Dera yang bengong. Sial, cowok ini punya perasaan nggak sih? Secuil saja dia bisa khawatir dan perhatian kepada perempuan. Jangan-jangan Tama nggak suka cewek lagi.

"Tama tunggu!" Dera mengejar Tama.

Di ambil earphone dari tas ranselnya. Seolah dia malas menanggapi Dera dan kartu joker. Lebih baik mendengarkan lagu sebelum bel masuk. Dera tiba-tiba menggandeng tangan Tama.

"Capek gue, Tama Lo selalu cuekin gue.” Dera tidak bisa menahan amarahnya.

Tama tidak melepaskan tangan Dera. Mereka berjalan beriringan. Satu sekolahan di buat heboh oleh mereka. Dari kartu joker dan kemesraan mereka.

Cowok yang bernama Tama banyak di sukai adik kelas terutama kelas X. Mereka banyak yang patah hati melihat kemesraan mereka. Semakin memperkuat jika Dera dan Tama pacaran. Padahal tidak.

“Tama, lo gandeng gue? Otomatis Lo cinta sama gue, kan?” Dera sedikit menggoda Tama. Sepertinya Tama tidak kedengaran karena earphone.

Tama melepaskan earphone nya dan memandang Dera.

“Nggak sama sekali. Sudah puas? Dekat sama Lo, apes gue dan kejadian gue ninggalin Lo, itu bukan urusan gue. Paham.” Tama melepaskan tangan Dera dengan kasar dan masuk ke dalam kelas.

“Cieh, ada yang lagi pacaran nih! Dapat kartu joker sama lagi.” Sindir Dimas.

Tama tak mempedulikan omongan dari si ketua kelas dan sorakan dari teman-temannya. Tama duduk di kursi dan membanting tasnya di atas meja dengan keras. Benar-benar hari yang tidak menyenangkan, dia melirik Dera sedang duduk tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Saat menaruh tas di laci sebuah kartu joker ada di sana. Seketika Tama dan Dera saling pandang.

“Kartu joker itu apa?”

“Model blacklist, jadi barang siapa yang dapat kartu itu otomatis geng Dewa akan melakukan hal yang di luar batas, entah itu Bullyan, fisik dan barang siapa yang berteman dengan kartu joker tersebut akan kena juga. Lihat saja Rere sahabat terbaik gue malah diemin gue.”

“Nggak jelas.” Tama menyobek kartu joker tersebut.

“Tama, Lo apaan sih? Pakai menyobek segala?” Dera terkejut dengan aksi Tama.

“Lo takut? Ada gue. Kita di sini belajar jadi pintar bukan jadi orang bodoh. Jangan mau di bodohi sama kartu Joker.”

Perkataan Tama ada benarnya juga.

Terpopuler

Comments

RISA

RISA

kasihan Dera. kok jadi jahat sih geng dewa kaya geng elang aaj

2023-09-04

0

RISA

RISA

wweehh kaya terkenal aja geng dewa. seruuuuuuuhh Thor. gemes

2023-09-04

0

sherin

sherin

suka bgt sama novelnya

2023-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!