Akhirnya Dewa Riders memenangkan pertandingan. Mereka sangat senang. Ketua memberikan uang tunai enam ratus ribu ke mereka. Keenan merasa tidak enak dengan ketua panitia sempat dia menganggap kalau pertandingan ini ada udang di balik rempeyek.
“Selamat, Kee. Dua kali tanding geng Lo juara terus.” Ucap Doni menjabat tangan Keenan. Doni adalah ketua panitia club’ balap.
“Thanks. Pamor geng gue sekarang sudah famous. Beda dengan geng sebelah yang katanya brutal.” Sindir Keenan dan melirik anggota Elang yang berdiri terpaku sambil menangisi kekalahannya. “Sering-sering ngadain gini lagi.”
“Dananya bro. Okey sudah jam satu malam. Gue cabut dulu. Hati-hati di jalan takut ada razia.” Doni menepuk pundak Keenan berkali-kali.
“Thanks, Don.” Bima terlihat gembira. “Asyik, bakal beli handphone baru nih. Bagi dong duitnya.”
“Nih. Masing-masinh buat kalian dua ratus ribu buat kalian.” Keenan memberikan dua pecahan merah ke Teddy, Bima dan Giandra.
“Lo, Kee!”
“Nggak usah. Uang jajan gue masih banyak. Ini hadiah buat kalian.”
“Oh .. Oh .. teman gue sekaligus ketua geng kita. Jos abis. Thanks, Kee.”
“Sama-sama, Ndra.”
Geng Elang merasa kesal karena dua kali harus menelan pil pahit atas kekelahan dengan Dewa Riders. Mr In langsung meninggalkan area balap dan menuju ke parkiran geng Elang. Panitia tidak mengijinkan Elang dan Dewa Riders satu parkiran takut ada keributan.
“Sial, gue nggak terima,” Novan memukul kap motornya karena kesal Elang selalu kalah. “Main dukun apa tuh geng. Gue akan beri pelajaran ke mereka secara berantem mereka kalah.” Novan mengepalkan kedua tangannya. Sorot matanya yang tajam membuat siapa saja yang melihat takut.
Novan dari wajahnya saja terlihat sangat judes dibanding dengan yang lain.
“Tenang. Masih ada cara lagi. Misi gue kali ini mau nggak mau harus terlaksana.” Terdengar suara datar Mr In.
“Yakin Lo bro. Resikonya besar.”
“Ada hal lain yang ingin gue cari.” Nada tegas Mr In. Ada sesuatu yang membuat dia harus mencari tahu.
“Woeh …‼!” Teriakan Ziko wakil dari geng Elang membuyarkan ketegangan antara Mr In dan Novan. “Anjir! Apaan ini?” Teriak Ziko di dalam mobil.
Mr In dan kawan-kawan mengernyitkan keningnya. Gila di Ziko teriak-teriak dini hari bangunin si kuntilanak penunggu jembatan Pakuwon. Mereka langsung ke TKP.
“Apaan si loh, Ko berisik banget. Cempreng banget suara Lo!” Novan gemas.
“Noh lihat saja. Kaget gue.” Ziko langsung meninggalkan mobilnya.
Geng Elang langsung terkejut kenapa Ziko bisa berteriak. Wajar jika dia kaget, bagaimana tidak ada seorang cewek tidur di mobil Ziko. Wajahnya tertutup rambut sehingga sedikit sulit mengenalinya. Tunggu baju yang di kenakan gadis ini tidak asing baginya. Mr In penasaran siapa gadis ini.
“HAAH …!” Anggota geng Elang langsung kaget begitu juga dengan Mr In saat dirinya membela rambut gadis yang menutupi wajahnya.
Mr In tidak habis fikir ini cewek kenapa bisa nyasar di mobil Ziko pakai tidur dengkur lagi. Kelihatanya cewek ini tertidur pulas. Mr In mengibas-ngibaskan tangannya tepat di wajahnya. Fix kali ini dia tertidur pulas. Senyuman licik tersirat di wajah Mr In.
“Gaes apa yang harus kita lakukan?” Tatapan Novan beringas seakan ingin melakukan sesuatu hal kepada Dera. “Gue usah nggak sabar.”
“Jangan gilo Lo, njir. Seberingas-beringas kita jangan sampai melecehkan perempuan. Cewek ini biar gue urus. Tugas kalian jangan sampai di geng Dewa tahu keberadaan cewek ini.” Perintah Mr In dengan tegas.
Geng Dewa sudah puas atas kemenangannya terhadap geng Elang, rupanya geng Elang tidak sekuat yang Keenan fikirkan. Keenan melihat jam tangan hitamnya sudah pukul satu malam. Gila dia sudah lama ternyata ada di arena balap liar. Beruntung tidak ada razia. Keenan naik motor dan memakai helm Cargloss nya.
“Tunggu!” Cegah Teddy yang dari tadi gelisah. Ada yang mengganjal di otaknya.
“Apalagi, Ted? Lo kepikiran mbak Santi? Udah mbk Santi sudah bobok manis.”
“Bukan, Bim. Ada yang mengganjal nih di otak gue.” Teddy mencoba berfikir keras.
“Apaan sih, nyet. Lo nggak tahu besok ada ulangan sejarah. Belum hafalan gue. Bab sistem dan struktur politik ekonomi Indonesia masa demonstrasi parlementer dan Lo tahu itu bab ada dua puluh halaman. Gila nggak sih! Otak gue nggak mampu hafalan segitu banyaknya. Mau nyontek buku takut ketahuan lagi. Ayok pulang!” Ajak Bima.
Teddy bingung fikiran apa yang mengganjal di otaknya. Ah, bodoh amat lebih baik dia pulang, toh sudah dapat uang dari hasil balapan liar. Teddy melihat di sekeliling arena. Masih ada geng Elang dan mobil jazz hitam terparkir. Teddy mulai menyalakan mesin motor ninja hitam.
“Anjir, gue baru ingat, Di mana Dera?” Akhirnya apa yang dia fikirkan ketahuan juga.
Keenan langsung kaget. Iya, dia baru ingat Dera tadi ikut dengannya untuk melihat balapan motor. Di mana pacarnya? Aish … Keenan baru sadar Dera tidak ada. Melihat di sekeliling sepi. Tidak ada sosok cewek di sini.
“Pacar gue mana?” Tanya Keenan dengan nada polos.
“Mana gue tahu. Memang gue maknya. Lo gimana sih Kee, bawa cewek lupa.”
“Bukan gitu, Ndra tadi tahu sendiri kita lagi sibuk balapan. Aish … cepat cari dia! Gue nggak rela jika Dera kenapa-napa. Cari, cepat!” Keenan melepas helm Cargloss nya kembali dan turun dari motor mengurungkan niatnya untuk pulang.
“Bodoh Lo Bima, Lo kira Dera semut cari di tas.” Keenan kesal melihat Bima sibuk mencari Dera di tas.
Keenan berjalan ke arah kanan dan kiri tidak menemukan Dera. Jadi khawatir kan ceritanya, dia janji buat antar sang pujaan hati pulang. Langsung saja ambil ponsel di saku jaket. Mencoba menghubungi Dera.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.
“Bedebah, tidak aktif lagi. Ayo, Dera sayang di mana kamu? Abang khawatir.” Keenan masih berusaha menelepon Dera, tetapi nihil tidak aktif.
“Gimana, Kee bisa di hubungi?” Giandra melihat Keenan masih sibuk menghubungi Dera. Bolak-balik menekan tombol panggilan.
Raut wajah yang tadi bahagia sekarang jadi khawatir. Segerombolan geng Elang dengan motor sport hitamya datang. Keenan mukanya kecut melihat kedatangan mereka.
“Hai gaes, mau beritahu kalian. Lo pada nyari cewek Keenan, kan. Gue mau bilang ke kalian tadi saat kalian sibuk balapan, dia pesan ke gue balik duluan karena sudah malam. Takut orang tuanya nyariin. Udah pulang sana. Makanya perhatian dikit jadi cowok gaes.” Terang Ziko
Keempat geng Elang saling menatap tajam ke arah geng Dewa. Ada kepuasan dari geng Elang karena cewek tersebut. Mr In akan melakukan hal apa saja jika ada orang yang membuatnya marah. Terutama cewek yang ada di mobil Jazz Ziko.
“Balik, gaes.” Perintah Ziko sambil menatap tajam Keenan.
Langsung gerombolan geng Elang pergi meninggalkan geng Dewa. Keenan tidak melihat sosok Mr In.
“Haish … sudah pulang kan si Dera. Balik yuk, nyet dah malam.” Teddy langsung cap gas meninggalkan arena.
Keenan masih bengong. Rasa bersalahnya muncul. Tidak seharusnya dia tidak mengantar pulang Dera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
bee happy
zikooooooooo jahat
2023-09-17
0
bee happy
yes geng dewa menang . rasain kamu elang
2023-09-17
0
GERAL
lanjutt. demen banget nih cerita
2023-08-30
0