Cery berjalan dengan tangan terkepal ke arah meja yang bertulisan Sekertaris Xavia, dia menyunggingkan sebelah bibirnya dengan senyum sinisnya.
Cery membuka kantong makanan yang sejak tadi ia bawa, lalu membuka salah satu cake itu dan menggosok-gosokan kue itu ke tas yang pastinya milik Xavia.
“Kau berani menyentuh pria ku! dasar wanita licik!” Pekiknya lalu membuka botol minuman berwarna merah dan membasahi tas itu hingga tidak berbentuk lagi karena banyak lumuran cream dan air di tas putih milik Xavia.
“Aku tidak peduli jika suamiku akan marah padaku,” ucap Cery ia lalu membawa lagi kantong yang berisi sisa makanan yang belum ia buka, lalu berjalan masuk ke dalam ruangan suaminya itu.
Cery melihat Daniel yang akan mengolesi salep di kaki wanita licik itu, sementara Cery berjalan sambil mengambil air putih yang ada di cangkir meja kerja suaminya sambil berjalan menuju sofa tempat mereka duduk.
Cery menyiram Xavia tepat di wajah wanita itu, tanpa sadar Xavia menjerit dan berdiri untuk agar air itu tidak jatuh pada baju yang ia kenakan saat ini.
“Cery?” Panggil Al bingung karena tiba-tiba saja isterinya itu bertindak di luar batas.
“Apa yang kau lakukan!” Sentak Cery pada Xavia dengan tatapan tidak bersahabat.
“Apa kamu gila! Harusnya aku yang bertanya seperti itu!” Ucap Xavia berjalan mendekati Cery.
“Kau berusaha merayu suamiku kan?” Tuduh Cery dengan terus terang.
Xavia mendekati Cery itu lalu berbisik, “kau kira aku tidak tau jika selama ini kau yang selalu merayu Daniel? Kau memaksanya dia untuk menikahimu kan?” Ucap Xavia sambil berbisik.
Cery hanya diam dengan lengan yang mengepal, sementara Daniel ia sengaja ingin melihat apa yang akan mereka lakukan.
“Aku akan merebut pria yang seharusnya menjadi milikku! Karena sejak awal Daniel bukan milikmu! Tapi milikku!” Pekik Xavia dengan suara tajamnya.
Jika Xavia kira Cery akan tinggal diam, dia salah besar karena Cery tipe wanita yang akan memperjuangkan hak miliknya termasuk apa yang ia inginkan harus ia dapatkan.
Cery menjambak dan menarik rambut xavia dengan sangat kuat hingga wanita itu meringis Meminta tolong pada Daniel, namun Cery segera menunjuk suaminya.
“Diam! Ini urusanku dengan wanita ini.” Ucap Cery membuat Daniel diam membeku karena tidak pernah melihat wajah marah sang isteri.
“Lepaskan aku!” Pekik Xavia.
“Kau kira aku akan diam saja saat suamiku di goda wanita licik seperti mu! Jangan pernah berani menyentuh milikku!” Pekik Cery dia semakin mengeratkan cengkraman tanganya di rambut Xavia yang sedang meringis kesakitan.
“Cery, cukup ayo pulang.” Ucap Daniel perlahan mendekat.
“Daniel tolong aku,” ucap Xavia dengan wajah sendunya sambil menahan lengan Cery yang menjambaknya. “isterimu sangat kasar! Apa benar dia wanita yang kau nikahi?”
Cery mengerutkan kedua alisnya tidak terima dengan ucapan Xavia, lalu dia melirik ke arah Daniel untuk melihat reaksi pria itu.
Namun Daniel malah berjalan ke arah mereka dan berusaha melepaskan cengkraman lengan Cery yang ada di rambut kepala Xavia.
“Ayo pulang.” Ajak Daniel berusaha melepaskan cengkraman itu.
“Kamu membela wanita ini?” Tanya Cery dengan wajah sedih sekaligus wajah tidak terima.
“SAYANG AYO KITA PULANG!” Ucap Daniel walah tidak dengan nada tinggi tapi penuh penekanan di setiap kata yang dia ucapkan.
Seketika lengan Cery melemas saat mendengar suaminya memanggil dirinya sayang, detik itu juga wajah Cery merona sekeetika.
Dengan cepat Xavia menjauhkan dirinya dari Cery dan berusaha menjelekan wanita itu di depan Daniel.
“Daniel kau lihat sendiri kan kalau wanita ini sangat bar-bar!” Ucap Xavia berusaha menghasut Daniel.
Daniel segera mengangkat tubuh Cery seperti karung beras yang ada di pundak, Daniel segera membawa Cery keluar saat melihat raut wajah Cery yang seolah akan menerkam Xavia.
“Lepaskan sayang! Aku harus memberinya pelajaran!” Pekik Cery terus meronta-ronta.
Daniel tidak menghiraukan ucapan isterinya, dia tidak mau ada keributan seperti tadi, dia berjalan ke arah pintu Lift di sana Cery sama sekali tidak di turunkan walah wanita itu terus meronta-ronta minta di turunkan.
Saat keluar dari Lift semua orang yang sedang berlalulalang di sekitar Loby sejenak melihat adegan suami isteri itu.
“Sayang turunkan aku, aduh kepalaku pusing.” Keluh Cery lagi sambil memukul-mukul pelan punggung suaminya itu.
Daniel baru menurunkan tubuh sang isteri saat ia mendudukan isterinya di dalam mobil, “diamlah jangan keluar lagi.” Ucap Daniel segera menutup pintu mobil itu.
Daniel lalu mengitari mobil itu dan segera masuk duduk di kursi kemudi, Daniel pun melanjutkan kendaraanya.
Selama perjalanan Cery sama sekali tidak berbunyi, dia terus menatap ke arah jendela dan menatap kosong ke langin cerah sore itu.
“Kenapa kamu tidak bicara?” Tanya Daniel karena biasanya wanitanya itu sangat berisik.
Cery masih tidak bicara bahkan sama sekali tidak melirik ke arahnya, Daniel pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan sepi.
“Cer, ada apa?” Tanya Daniel lagi.
“Apa kamu tidak suka wanita bar-bar sepertiku? Aku juga wanita kasar.” Ucap Cery dengan nada lirih, dan mata berkaca-kaca. Cery masih belum mau menatap suaminya itu, dia mengingat perbandingan dirinya yang bar-bar dengan sikap Xavia yang anggun.
Ya walaupun Cery akui kecantikan Xavia masih kalah Cantik dengan wajah Cery.
Daniel menggapai lengan Cery yang sedang meremat rok sekolahnya, dia bawa lengan mulus Cery lalu mencium punggung lengan wanita itu hingga perlahan Cery pun menatap Daniel yang masih mencium punggung lenganya.
“Apa lenganmu sakit?” Tanya Daniel. Alih-alih menjawab pertanyaan Cery, ia malah memperlakukan Cery di luar kebiasaan pria itu yang selalu menolaknya berdekatan.
Tubuh Cery menegang entah mengapa ia merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya, Cery melihat Daniel menciumi lenganya yang mungkin saja terluka akibat ia menarik rambut Xavia.
“Bukan bagian itu yang sakit.” Ucap Cery. Ia menatap wajah Daniel yang juga menatapnya.
“Dimana?” Tanya Daniel.
“Di sini.” Ucap Cery sambil menunjuk dadanya.
“Apa aku juga perlu menciumi bagian itu agar tidak sakit lagi?” Tanya Daniel, dia lalu mendengus kecil dengan senyum kecilnya saat Cery mengangguk pelan dengan wajah malu-malunya.
“Baiklah, mana sini lihat.” Ucap Daniel ia mengangkat tubuh kecil isterinya dan mendudukanya di atas pangkuan Daniel dengan posisi menghadap wajahnya.
Cery menunduk malu, dia masih tahu diri untuk tidak melakukan hal-hal aneh di tempat umum seperti ini. Cery kira Daniel tidak akan sampai menyetujuinya, kini Cery jadi malu sendiri. Apalagi di luar tempat mobil Daniel menepi terdapat taman dengan banyak orang berlalu lalang, yah walaupun masih aman karena kaca mobil milik Daniel tidak tembus pandang.
“Apa aku harus membukanya?” Tanya Cery perlahan ia membuka satu kancing paling atas, namun Daniel segera mengehntikanya.
“Jika seperti ini apa akan sembuh sakitnya?” Tanya Daniel lalu menarik erat pinggang Cery dan menarik erat tengkuk lengeh anak SMA itu.
Bibir keduanya saling menempel, Daniel lebih dulu mencium bibir kenyal Cery dan menelusupkan lidahnya untuk masuk kedalamnya.
Cery menikmati permainan lidah suaminya sambil memejamkan matanya dengan pasrah, apapun yang akan terjadi selanjutnya dia hanya akan pasrah karena Daniel mulai menuntut ciuman itu dan berhasil menyelipkan lenganya kedalam seragam sekolah isterinya.
Tok… tok… tok…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
2024-05-12
0
Alanna Th
waaa, trciduk hansip 😱
2023-11-14
1
Dwi Winarni Wina
ada yg mengganggu aja lg menikmati ciuman sepasang suami istri...
2023-11-14
0