TCGS - Eps 6

Semua orang menatap Daniel yang baru saja sampai di Room Dining di hotel miliknya, di sana masih banyak saudara sepupu dan yang lainnya yang ikut sarapan. Kecuali keluarga dari mempelai wanita, karena keluarga Cery lebih dulu pamit untuk pulang dan menerima tamu kerabatnya di kediamanya sendiri.

“Ada apa?” Tanya Daniel datar sambil duduk di dimeja yang sama dengan para sepupunya. Di sana ada Leon, Theo dan para sepupunya yang lain. 

“Tidak, kami hanya ikut bangga dan senang melihat kamu datang.” Jawab Leon sambil menatap rambut Daniel yang basah. 

Daniel hanya acuh, tak menanggapi ucapan sepupunya itu.

“Daniel kenapa kamu malah duduk di sana?” Tanya Mam Eria dengan nada rendah namun penuh penekanan. 

Tubuh Daniel langsung tegang, ia segera mengambil kembali kacamata yang sempat di letakanya di atas meja lalu memakainya. “Iya Mam, aku akan duduk di sana.” Ucap Daniel dia langsung berpindah duduk di meja yang sama dengan Maminya.

Sementara para sepupu dan saudaranya yang lain menertawakan Daniel yang sangat penurut pada Maminya itu. 

Daniel tidak meladeninya, dia hanya langsung menatap tajam perempuan yang sejak tadi di carinya, Cery hanya menunduk menatap makanan yang sedang di santapnya. 

“Mam, Daniel dan Cery akan tinggal di Apart mulai hari ini. Tidak masalahkan?” Tanya Daniel, Cery langsung terkejut dan menatap pria yang sudah sah menjadi suaminya itu. 

“Tidak, kalian harus tinggal bersama kami selama 3 bulan kedepan, Mami belum siap melepasmu Daniel.” Ucap Mam Eria. 

“Tapi Mam, kalian tau kan jika kami pasangan baru menikah? Lebih nyaman jika kita tinggal terpisah, Apart ku juga tidak jauh dari sekolah jadi lebih bagus untuk kami yang baru menikah.” Ucap Daniel dengan berbagai alasan agar tidak tinggal di rumah yang sama dengan orang tuanya. 

“Aku mau kok tinggal di rumah Mami.” Ceplos Cery dan langsung saja di beri tatapan tajam dari suaminya. 

“Cery sudah setuju, jadi kamu menurut saja Daniel.” Ucap Papi Ben. “Cepat sarapan, kalian harus segera berangkat sekolah.” Lanjutnya agar Daniel tidak banyak berbicara lagi. 

Mereka pun tidak ada yang berbicara lagi kecuali Daniel, pria itu terus memekik di dalam hatinya. 

Di dalam mobil, Sherena terus mengeluh dan merengek karena tidak bisa berangkat sekolah bersama sepupunya Leon. Dia akhirnya di antar oleh kakaknya Daniel dan juga Cery. 

Di mobil itu Daniel juga sangat kesal karena ia merasa jadi supir dua anak remaja yang duduk di belakangnya. 

“Sherena sudah jangan sedih lagi, bukanya setiap hari kamu bertemu dengan Kak Leon?” Ucap Cery, dia masih bingung kenapa gadis ini begitu akrab dengan pria bernama Leon dan terus menempel pada pria itu sejak kemarin. 

“Ah aku kesal, kamu tau gak Cery. Aku sekolah di sini tuh biar tiap hari di antar jemput kak Leon, tapi kenapa semua orang suka memisahkan ku denganya sih.” Keluhnya karena kedua kakaknya selalu melarangnya berdekatan dengan pria matang itu. 

“Berhentilah merengek dan cepat keluar dari mobilku!” Ketus Daniel kesal, Daniel memang sangat sayang pada Sherena namun dia paling kesal melihat wanita manja dan gampang merengek seperti Adiknya itu. 

“Kau memang sangat menyebalkan, kak! Setidaknya antarkan aku sampai dalam!” Pekik Sherena langsung keluar dari mobil kakaknya.

“Cery, jangan lupa kata-kataku. Dan chat aku saat sampai sekolahmu yah.” Ucapnya sambil memutar bola matanya saat Daniel menatapnya kebelakang. 

“Iya Sherena.” Jawab Cery singkat karena gadis itu sudah berlari jauh sebelum mendapat jawaban dari teman barunya yaitu Cery.

“Pindah ke depan.” Perintah Daniel singkat.

“Tidak mau aku mau di sini.” Ucap Cery, jika Sherena tidak bilang jika Cery harus menahan hasrattnya untuk menyentuh suaminya itu sudah pasti Cery dengan senang hati duduk di samping suaminya. 

Namun sayangnya dia harus menahan diri agar tidak terlihat murahan di depan Daniel, pria yang paling benci dirinya karena selama ini Cery mendekati Daniel dengan cara yang salah.

“Dengarkan aku baik-baik.” Ucapnya sambil menatap cery yang duduk di belakang. “Mulai sekarang jangan berbicara seenak jidat mu di depan orang tuaku! Kau paham?” Tanya Daniel.

“Kapan aku berbicara seenak jidat?” Tanya Cery bingung. 

“Berhenti beralasan! Aku masih sangat marah padamu karena sudah menjebakku di depan kedua orang tuaku sampai aku harus menikahimu.” 

“Itu namanya jodoh, pak. Bukan menjeb—“

“Diam!” Ucap Daniel pelan namun dengan nada dingin yang mampu membuat Cery paham arti sorot mata tajam itu.

Daniel sudah sangat sabar menahan kekesalan ini, bagaimana pun hidupnya sudah berubah 180 derajat, karena mulai sekarang dia akan selalu ada yang mengekorinya setelah menikah. Tidak seperti dulu yang bebas pergi Kemanapun dan kapanpun.

Cery terdiam, namun hal seperti ini sudah biasa ia dapatkan dari seorang Daniel Felix.

“Dengar baik-baik. Selama disekolah tidak ada yang boleh tau jika kita pasangan suami isteri, kau paham?” Titah Daniel lagi.

“Pasangan suami istri?” Gumam Cery wajahnya merah merona saat mendengar kata-kata itu keluar dari mulut suaminya, dia membayangkan menjadi pasangan yang sempurna.

“Heii!!! Berhentilah berimajinasi, cepat keluar.”  Titah Daniel lagi dengan tatapan datar.

Cery pun menurut dia keluar untuk duduk di kursi depan, namun saat ia membuka pintu mobil depan rupanya Daniel sengaja menguncinya.

“Pak, buka kuncinya.” Ucap Cery. 

“5 menit lagi bel sekolah berbunyi, jadi berdoalah agar tidak terlambat masuk sekolah.” Ucapnya sambil tersenyum sinis dia melajutkan mobil itu dengan cepat.

“Yakkkkk!!!! Dasar guru sialan!!” Pekik Cery saat dia kaget karena mobil itu tiba-tiba melaju dengan kencang. “Ya ampun dia suamiku dan pria yang ku cintai, kamu tidak boleh berbicara seperti itu Cery!”

“Taksi dimana taksi.” Guamam Cery sambil berjalan cepat menuju halte terdekat.

Tidid… tidid…

“Cery kamu ngapain di sini?” Tanya Aron teman sekelas Cery, Aron William berumur 17 tahun itu adalah pria tampan incara para siswi di SMA Internasional tempat mereka menimba ilmu.

“Ya ampun Aron kebetulan sekali, kamu memang malaikat pelindungu.” Ucap Cery dia segera berlari dan naik ke atas motor pria itu. “Cepat berangkat sebelum bel berbunyi.” Ucap Cery yang langsung menarik helm yang Aron sodorkan padanya.

Aron pun bergegas melajukan motor besarnya di jalanan raya yang sudah tidak terlalu ramai lagi. 

“Kamu abis dari mana? Ko berlawanan arah dengan rumah mu?” Tanya Aron bingung, karena setahunya Cery tidak tinggal di arah yang sama denganya.

“Aku abis nginep di rumah teman ku, Aron. Kau banyak sekali bertanya, ayo cepat nanti kita di hukum.” Pinta Cery.

Mereka pun sampai di sekolahnya hanya dengan menempuh waktu yang tidak cukup lama, hanya dalam waktu 3 menit mereka sudah sampai.

Bahkan Daniel saja baru sampai di parkiran, Daniel keluar dari mobil bersamaan dengan Cery yang baru sampai dengan di bonceng Aron. 

Dan sialnya Aron memarkirkan motor miliknya tepat di samping mobil milik Daniel.

Daniel menatap kedua orang itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Terpopuler

Comments

Nana Niez

Nana Niez

lanjuttt, seruan yg ini drpd si Theo yg sadis

2024-05-18

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusabar

2024-05-12

0

Angel Sidauruk

Angel Sidauruk

cery Anak kurang mampu tapi kenapa sekolah di sekolah internasional thor

2023-12-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!