Mam Eria menyuruh Theo dan Sherena juga untuk ikut makan siang bersama Daniel dan Cery, ahirnya mereka pun makan bersama di meja makan yang sama.
Theo sejak tadi terang-terangan menatap Cery, sampai Cery salah tingkah sendiri. Bagaimana tidak salah tingkah, di tatap oleh pria berwajah tampan dan rupawan seperti Theo.
“Ekhmm…” Daniel berdeham dia sengaja agar Theo menjaga pandanganya dari sang isteri. “Kak Theo, kapan kamu akan mengenalkan wanitamu?” Tanya Daniel tiba-tiba.
Theo mendengus sambil menyunggingkan sebelah bibirnya saat melihat sorot mata tajam seorang pria yang tidak suka melihat isterinya di tatap begitu lekat oleh pria lain.
“Nah, iyah sejak kemarin kakek menghubungi Mami, dia ingin kamu segera menikah.” Ucap Mam Eria, dia bahkan tidak jadi mengangkat sendok yang sudah terisi makanan di atasnya dan menatap serius ke arah putra pertamanya itu.
“Mungkin nanti.” Jawabnya acuh.
“Sampai kapan? Ah, sampai Chelsea putus dengan kekasih-kekasihnya itu.” Sindir Daniel.
Dan Theo langsung menatap tajam adiknya, dia kesal kalau sampai membawa-bawa nama wanita itu.
Cery menatap wajah Daniel dan Theo bergantian, dia merasa tidak asing dengan nama itu.
“Sepertinya aku yang akan duluan menikah.” Ceplot Sherena sambil tersenyum membayangkan sesuatu yang tidak-tidak.
“Sherena!” Pekik Theo dan Daniel berbarengan. Kedua kakaknya itu sangat menjaga adik perempuanya, sehingga keduanya sangat posesiv terhadap Sherena.
“Tidak bisa, harus kakakmu dulu yang menikah.” Ucap Mam Eria lalu melanjutkan makan siangnya.
Waktu berlalu begitu cepat, sejak tadi Daniel mulai risih dengan tingkah Cery dengan berbagai kelakuanya yang aneh.
Buktinya seperti saat ini, saat dirinya keluar dari kamar mandi. Cery sudah menunggunya di luar dengan senyum manisnya yang selama ini membuat Daniel muak.
“Sayang, lagi.” Pinta Cery. Daniel hanya melihatnya sekilas lalu segera mengalihkan pandanganya.
“Belajarlah yang benar, sebentar lagi kelulusan mu. Nilaimu sangat anjlok selalu di bawah 60.” Ucap Daniel. Dia duduk dan kembali membaca bukunya di sofa kecil di kamarnya.
Dengan segera Cery duduk di atas pangkuan suaminya itu dan mengalungkan kedua lenganya. “Sayang, lagi. Mau lagi.” Ucap Cery dengan menempelkan dadanya di dada bisang suaminya.
“Tidak mau! Cepat turun dan ambil bukumu.” Ucap Daniel ia berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah gadis itu namun kepalanya sudah sangat mentok di sandaran sofa hingga membuat Cery dengan leluasa mencondongkan wajahnya di wajah suaminya dengan jarah yang begitu dekat.
Bahkan kedua bibir mereka saling menempel namun tidak ada yang memulai lebih lanjut, Daniel menahan nafasnya kuat-kuat dadanya terus berdebar.
“Please sekali lagi.” Ucap Cery sambil mengangkat satu jarinya dengan wajah imutnya.
Manis sekali! Tapi Daniel tidak tergoda sedikitpun, ia lantas segera berdiri sampai membuat Cery yang berada di pangkuanya tiba-tiba terjatuh, pantatnya mencium dinginya lantai dan membuat wanita itu mengaduh sakit.
“Sayang, pantatku jadi sakit. Kenapa kamu bangun tiba-tiba.” Ucap Cery kesal.
“Ku bilang belajar yang rajin, jangan terus menggodaku dasar murid mesum.” Ucap Daniel lalu beralih duduk di atas ranjang.
Dengan cepat Cery ikut naik ke sisi kiri ranjang itu dan masuk kedalam selimut lalu merebahkan tubuhnya dan menatap Daniel, Daniel tak melarang atau meliriknya dia kembali pokus dengan bukunya.
“Terus kalau aku belajar rajin, apa kita boleh pergi Honeymoon? Kaya pengantin baru pada umumnya?” Tanya Cery. “Aku juga mau lagi kaya semalam lagi,” lirihnya dengan nada pelan.
“Ya jika kamu bisa dapat nilai 100 pada pelajaranku.” Ucap Daniel.
“…”
Hening.
Daniel mengerutkan alisnya, harusnya Cery sudah senang kegirangan namun wanita itu tak kunjung berkomentar, sampai Daniel berpikir jika nilai 100 itu terlalu berat untuk Cery.
“Kalau begitu 90.” Ucapnya lagi.
Namun Cery tak kunjung berbunyi, akhirnya Daniel melirik ke arahnya untuk bertanya apakah nilai 90 itu terlalu berat untuknya.
Namun ternyata Cery sudah tertidur, Daniel mendengus sambil tersenyum kecut. “Kau tidak benar-benar menginginkanya.” Gumam Daniel ia ikut membaringkan tubuhnya dengan tubuh menyamping menatap wanitanya.
Perlahan Daniel merapikan poni Cery yang menutupi wajah cantik gadis itu, lalu menatap lekat wajah isterinya.
“Apa benar kamu mencintaku?” Tanya Daniel pelan.
“He’em.” Cery mengigau sampai membuat tubuh Daniel menegang seketika. Ia kira jika Cery mendengar ucapnya namun ternyata wanita itu hanya mengingau, Daniel kembali pada posisinya menatap Cery.
Ia tersenyum sambil mencolek pelan hidung mancung isterinya. “Lucu sekali, aku sampai menikahi muridku sendiri.” Ucap Daniel.
Dia lalu teringat saat beberapa saat lalu jika Cery terjatuh karena dirinya dan mengaduh kesakitan di bagian pantat wanita itu.
Perlahan lenganya terulur menyentuh pantat wanitanya, di elusnya pantat itu. Niat hati agar Cery tidak merasakan rasa sakit lagi di bagian pantatnya, namun entah mengapa malah tubuhnya sendiri yang menegang.
“Sial, aku harus segera tidur.” Ucap Daniel agar tidak membayangkan hal-hal aneh di otaknya.
Dengan segera Daniel membalikan tubuhnya membelkangi Cery dan menutup matanya. Namun benda yang di bawah tidak kian melemah, ia justru semakin menegang.
Daniel kembali berbalik ke arah Cery dan memandang wanita itu sebentar, lalu menyusupkan satu lenganya di pinggang isterinya dan menariknya sampai kedua tubuhnya saling menempel.
Daniel tidur sambil memeluk sang isteri.
Persetan dengan rasa malunya, kini dirinya hanya ingin memeluk tubuh isterinya dan tertidur dengan nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nendah Wenda
gengsi mu kegedean Daniel bilang aja udah jadi candu
2023-12-12
0
Bundanya Aulia
😊😊
2023-11-24
0
Qaisaa Nazarudin
Deniel mah gengsi doang saat Cery sadar, padahal dia yg paling mengingin kan..
2023-11-16
2