Malam pertama yang sangat mendebarkan bagi cery, dimana dirinya sudah menanti-nanti malam yang panas dan menggairahkan. Kini wanita bertubuh mungil dan juga sexy itu sedang duduk di tepi ranjang dengan lingeri yang sudah sahabatnya siapkan, ia menyilangkan kakinya dengan kedua tangan yang menopang tubuhnya kebelang.
Dengan posisi tubuh yang terlihat sexy itu Cery semakin terlihat sexy saat kimono yang di kenakan nya sedikit melorot dan memperlihatkan pundaknya yang mulus.
Sudah hampir sejam lebih Cery menunggu sang suami datang, namun pria itu tidak kunjung datang juga ke kamar pengantin yang akan mereka pakai malam ini di hotel tempat tadi mereka berdua menikah.
“Ah, aku tidak sabar melihat tubuh sexy suamiku.” Cery terus membayangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi di malam ini, wajahnya merah merona. “Oh ya ampun. Membayangkanya saja sudah membuatku gerah sendiri.” Gumamnya sambil mengibas-ngibas wajahnya dengan tangan kanannya.
“Apa saudaranya belum pada pulang juga yah? Oh ya ampun kenapa mereka ga peka banget sih.” Keluh Cery. Sejujurnya dia sangat lelah karena sejak kemarin dia sangat sibuk, apalagi hari ini hari yang sangat melelahkan.
Tanpa sadar mata Cery mulai panas dan lelah, dia sangat pegal dengan posisi sexynya yang ia lakukan sejak sejam lalu. “Ah aku baringkan dulu saja kali yah tubuhku, kalau suamiku datang baru aku harus kembali dengan posisi semula.” Gumam Cery tanpa berpindah tempat dia membaringkan tubuhnya di tepi ranjang yang menghadap pintu.
Sementara itu di tempat lain Mami Eria terlihat sangat murka saat memergoki Daniel yang dengan sengaja memesan kamar lain untuk dirinya sendiri, Mami Eria menatap tajam putra keduanya itu.
“Jawab Daniel! Apa maksudmu memesan kamar lain? Apa kamu berniat tidur sendiri dan membiarkan Cery menunggumu semalaman?” Tanya Mami Eria. Sementara Papi Ben dia hanya diam duduk di depan putranya itu tanpa mau melihat wajah putranya.
“Maaf Mami, Papi. Pernikahan ini sangat mendadak, Aku belum terbiasa melihat orang lain tidur di kamar yang sama denganku.” Jawab jujur Daniel.
“Bukan hanya di kamar yang sama Daniel! Tapi kalian juga harus tidur berdua di ranjang yang sama!” Sentak Mami Eria. Dia sangat terlihat serius dan tidak main-main, agar Daniel mengetahui posisinya sekarang.
Daniel hanya menunduk tanpa berani menjawab ucapan Maminya.
“Kembalilah kekamar mu dan temui Cery, dia pasti sudah menunggumu. Mami tidak akan menceritakan masalah ini pada keluarga kita, tapi Mami ingatkan! Jangan pernah kamu mengabaikan tanggung jawabmu sebagai seorang suami!” Ucap Mami Eria dengan sangat serius.
“Maaf Mam, Pap.” Lirih Daniel tanpa berani menatap langsung kedua orang tuanya.
“Kamu janji?” Tanya Mami Eria lagi.
Daniel mengangguk. “Iya Mam, Daniel janji.” Jawabnya.
“Pergilah temui istrimu.” Ucap Mam Eria setelah ia memeluk anaknya itu.
Daniel pun mau tidak mau akhirnya dia pergi ke kamar dimana Cery berada, dia berjalan tidak jauh dari kamar yang tadi ia pesan.
Saat masuk kedalam kamar, dia melihat Cery yang tertidur di ujung ranjang. Daniel mengerutkan keningnya heran untuk apa Cery tidur di ujung jika ranjang itu masih sangat luas.
“Apa gaya tidurnya mumutari ranjang?” Gumamanya sambil berjalan ke arah ranjang untuk merubahkan posisi murid yang sudah sah menjadi istrinya itu.
Langkahnya terhenti, nampaknya Daniel sangat syok melihat pakaian yang di kenakan muridnya itu.
“Pa-pakaian apa yang dia kenakan.” Gumam Daniel dalam hatinya, dengan tangan yang menutup mulutnya karena sangat syok melihat tubuh mulus gadis berusia 17 tahun itu.
Belahan dada yang begitu indah dan mulus, pundak putih dan mengkilat. Lenganya terangkat seakan terhipnotis oleh mulusnya tubuh murid SMA itu.
Hawa di kamar itu tiba-tiba terasa sangat panas hingga membuat wajah Daniel merah merona, dengan segera Daniel menarik selimut dan menggulung tubuh Cery lalu membenarkan posisi tubuh wanita itu.
Jika tubuh Cery tertutup begini kan jauh lebih aman pikir Daniel, dia segera membersihkan dirinya di kamar mandi.
Daniel memang sejak awal tidak ada niatan untuk tidur berdua dengan Cery di atas ranjang yang sama, dia lebih memilih tidur di atas sofa panjang di kamar hotel itu.
Daniel merebahkan tubuhnya, walau sangat tidak nyaman tapi itu jauh lebih aman dibanding tidur di ranjang yang sama dengan Cery.
“Sepertinya aku harus membuat perhitungan dengan murid bodoh itu!” Gumam Daniel sambil menutup manatanya dengan lenganya sendiri berharap jika dirinya segera tidur.
Waktupun berjalan begitu cepat, malam pertama yang dinantikan Cery sudah berakhir karena waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi.
Cery menggerakan tubuhnya dengan mata yang masih terpejam. “Apa ini? Apa Suamiku memeluku begitu erat? Saking ga mau lepasnya sampai aku susah bernapas” Gumam Cery dalam hatinya. Bibirnya tersenyum dan wajahnya merona dengan tidak sabaran dia membuka matanya.
Matanya langsung mengarah ke selimut yang menggulung di tubuhnya, matanya melotot dengan kening yang berkerut.
“Aaarrrgghh!! Apa-apaan ini? Kenapa aku main buntel-buntelan begini!” Pekik Cery dengan segera dia menggulingkan tubuhnya agar bisa bebas dari selimut itu.
Cery berdiri matanya menelusuri isi kamar itu dan di lihatnya Daniel yang tertidur di atas sofa, dia berjalan mendekati suaminya dengan wajah yang terlihat sangat sedih.
“Ya ampun suamiku maafkan aku.” Gumamnya menatap sedih suaminya, karena gara-gara dirinya tertidur dengan buntelan selimut di tubuhnya sampai membuat Daniel tidak mau tidur dengan nya. “ini salahku karena tidur lebih dulu.” Ucapnya lagi dengan nada dan raut wajah sedih.
Dia bersimpuh di atas lantai sambil memeluk dada Daniel yang sedang tertidur di atas sofa. “Maafkan aku suamiku, aku janji ga akan mengulanginya lagi.”
Daniel mengerutkan keningnya karena merasa terganggu. “Apa yang sedang kamu lakukan.” Ucap Daniel dengan nada dingin dan tatapan tajamnya.
“Pa-pak Daniel. Eh suamiku, maaf karena sudah tidur duluan dan melewatkan malam pertama kita.” Ucap Cery penuh percaya diri. “Tapi tenang saja, aku masih punya banyak tenaga untuk melakukanya sekarang.” Ucap Cery dia sibuk membuka kimono yang sedang ia pakai.
“A-apa yang kamu lakukan!” Pekik Daniel dia segera menahan Cery saat sedang menurunkan kimononya.
Hampir saja kimono itu sepenuhnya terjatuh, walau begitu dada sexy Cery yang memakai lingeri dengan belahan dada yang sangat sexy itu terlihat jelas tepat di depan mata Daniel.
Daniel menelan salivanya susah, dengan cepat Daniel segera menarik kimono itu dan menutup tubuh Cery.
“Kenapa suamiku?” Tanya Cery bingung.
“Jangan panggil aku suamiku!” Ucap Daniel.
“Tentu saja, karena kamu bukan suamimu, tapi suamiku.” Pikirnya. Namun Cery sendiri malah jadi bingung dengan ucapanya sendiri.
“Apalah itu, aku tidak suka kau memanggilku seperti itu.” Ucap Daniel dengan serius, karena jujur Daniel merasa sangat risih dan aneh mendengar panggilan muridnya sendiri. “Dan satu lagi! Tidak ada malam pertama di antara kita! Jadi jangan berharap apapun! Kedepanya pun kita tidak akan tidur di kamar yang sama!” Ucap Daniel dengan sangat serius.
“Tapi pakk. Kita kan sudah menikah, aku bukan hanya murid mu tapi istrimu juga!” Protes Cery. Untuk apa dia bersusah payah berbohong pada kedua orang tua Daniel jika ujung-ujungnya mereka akan tidur terpisah.
“Cepat bersiap, mereka sudah menunggu kita untuk sarapan.” Ucap Daniel dia meletakan ponselnya kembali dan segera berjalan ke kamar mandi dan meninggalkan Cery yang masih tidak terima dengan ucapan dirinya.
Cery menatap tajam punggung sang suami. “Kamu kira aku akan diam saja ketika di perlakukan tidak adil seperti ini!” Pekiknya kesal. Cery berjalan menuju kamar mandi sambil perlahan melepaskan kimononya dan membiarkanya terjatuh bigitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
teussehat
2024-05-12
0
Nendah Wenda
semangat cery taklukan dia lambat Laun pasti bisa
2023-12-12
1
Erlinda
si cery kegatelan banget deh
2023-12-09
1