“Gak boleh ikut.” Jawab Daniel.
“Mau ikut…” ucap Cery dan berjalan di sisi kanan Daniel.
“Tidak!” Jawab Daniel lagi, masih berjalan lurus ke depan tanpa menoleh ke arah isterinya.
“Pokoknya aku ikut!” Ketus Cery kesal.
“Tidak boleh! Kamu harus pulang karena pak karno sudah menunggumu di parkiran.” Daniel langsung berhenti dan menatap ke arah sisi kanan dimana tadi Cery berada.
Namun isterinya itu tidak ada di sampingnya, tiba-tiba Cery mencolek pinggang suaminya itu.
“Aku di sini.” Ucap Cery karena tadi ia sempat pindah ke sisi kiri Daniel. Daniel pun dengan kesal menatap ke belakang dimana wanita itu tengah tersenyum ke arahnya.
“Cery, apa kita bisa bicara sebentar.” Ucap seorang siswa yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.
“Gian ada apa?” Tanya Cery, ia bahkan melupakan suaminya yang akan bicara kepadanya.
“Aku ingin bicara berdua.” Ucap pria yang bernama Gian itu.
“Ah kamu nunggu jawaban aku yang kemarin yah?” Tanya Cery saat mengingat jika kemarin jam istirahat pria bernama Gian itu sudah menyatakan cintanya, namun dirinya sama sekali belum menjawab pertanyaan itu.
“Cery! Cepat pergi ke parkiran, bukankah kamu harus pergi.” Titah Daniel saat melihat raut wajah pria yang sedang jatuh cinta itu, Daniel tidak suka melihat Gian menatap Cery dengan wajah merona dambil tersenyum.
“Tidak aku harus bicara dulu denganya.” Jawab Cery karena ia tidak mau membuat pria bernama Gian itu berharap terlalu lama, Cery harus segera mengakhirinya.
“Cery! Cepat!” Pekik Daniel dengan sedikit melotot pada wanita itu.
“Gian maaf, aku pergi dulu.” Ucap Cery ia berjalan pergi meninggalkan kedua pria itu.
Gian menghela napasnya kecewa, “jangan berani mendekati Cery, pikirkan dulu nilai mu Gian baru mengejar wanita.” Ucap Daniel membuat Gian malu sendiri karena ketahuan.
Daniel hendak melangkah pergi, namun ia belum tenang jika belum membuat pria itu tidak kembali mendekati Cery.
“Oh iya, Cery sudah di jodohkan dengan pria tampan dan juga kaya. Jadi kamu sama sekali tidak punya harapan.” Ucap Daniel dia lalu meninggalkan Gian yang terlihat sedih. Daniel tersenyum.
Di parkiran Daniel bukanya merasa tenang, pria itu malah semakin geram karena rupanya Cery sedang di kerumuni tiga pria, entah apa yang mereka bicarakan tapi hal itu membuat Daniel kesal.
“Kalian sedang apa? Kenapa belum pulang, Ah joko bukanya tadi kamu tidak masuk kelasku?” Tanya Daniel, ketiga murid itu membeku mereka tidak menyangka akan bertemu dengan guru matematikanya di sini.
Dengan cepat mereka bertiga berlari tanpa mau menoleh ke arah Daniel yang tadi berdiri di belakangnya, sementara Cery dia sudah tertawa terbahak-bahak melikat kelakuan teman-teman seangkatanya.
“Masuk.” Ucap Daniel.
“Aku boleh ikut?”
“Yaudah gak jadi.” Ucap Daniel, ia mengitari mobil itu lalu masuk kedalam pintu kemudi.
“Tentu saja dengan senang hati aku akan ikut.” Ucap Cery dan segera masuk kedalam mobil.
Daniel pun tidak menjawab, setelah Cery masuk ia lalu melajukan kendaraanya.
Sesampainya di Hotel miliknya, ia segera naik ke ruang kerjanya. Berbeda dengan Cery yang tertarik dengan dessert yang ada di Restoran hotel itu ia lebih memilih pergi ke sana untuk mencicipi makanan manisnya.
“Daniel? Kamu datang, tumben gak ngasih kabar dulu kalau mau datang.” Ucap Xavia dengan senyum merekah dia mengekori Daniel dan ikut masuk ke ruanganya.
Ya karena Cery ia sampai lupa mengabari Xavia, karena sebelumnya Danie mengabari Xavia untuk segera menyiapkan berkas-berkas yang harus dia periksa saat dirinya datang.
“Aku sibuk, mana berkas yang harus aku periksa.” Ucap Daniel tanpa meoleh sedikitpun pada wanita itu dan sibuk membuka lapotopnya.
Tentu saja Xavia sudah menpersiapkanya saat tadi Melihat Daniel, ia langsung menyimpan setumpuk berkas yang ada di tanganya.
“Ini berkas yang perlu kamu lihat,”ucap Xavia sambil menaruhnya di atas meja. “kamu perlu kopi?” Tanya Xavia.
“Tidak perlu.” Ucap Daniel masih tidak melirik ke arah wanita itu, Xavia tentu saja kesal karena beberapa hari ini ia sudah merubah penampilanya haya untuk mendapatkan sebuah pujian dari pria itu namun nyatanya pria bernama Daniel itu tidak sedikitpun melirik ke arahnya.
“Daniel.” Panggil Xavia lagi.
Daniel pun melirik ke arah Xavia dengan ekpresi datar. “aku tidak butuh apa-apa lagi kamu boleh keluar.” Ucap Daniel tanpa tau jika banyak perubahan dari wanita itu.
Xavia terdiam, padahal ia sempat membayangkan jika Daniel akan bereaksi dan mengomentari penampilanya. Namun nyatanya pria itu kembali pokus dengan pekerjaanya tanpa sadar dengan apa yang sudah berubah kepadanya.
Xavia pun hendak pergi dari tempat itu namun tiba-tiba kakinya tersandung dan hampir terjatuh jika bukan Daniel yang secara sepontan mengulurkan lenganya untuk menatan lengan Xavia agar tidak terjatuh.
“Viaa… kamu baik-baik saja?” Tanya Danie dengan cepat dia berdiri dari duduknya.
“Aku tidak apa-apa, Aduhh tapi kaki ku rasanya sakit.” Ucap Xavia sedikit meringis. “Tolong bantu aku duduk di sana.” Ucap Xavia pada sofa yang ada di ruangan itu. Xavia dengan sengaja bersandar di dada Daniel sambil merangkul pinggangnya daat pria itu memapah Xavid ke kursi.
Cery terdiam menatap interaksi keduanya dari balik jendela lebar, ia segera bersembunyi di balik tembok dengan dada yang terasa nyeri.
Sunggung Cery tidak menyangka dia akan melihat adegan seperti ini, Cery pun pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan sakit.
.
.
Jangan lupa komentarnya yah✨ apapun itu yang penting komentar dulu! 🤭
Karena hanya melihat kalian komentar, itu sudah membuat aku semangat buat up✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Priskha
wah mulai ada bau2 pelakor nich...
2024-02-03
0
Ernadina 86
datar tapi mudah ketipu..kejadian asli mah gak ada keserimpet kaki sendiri atau kesandung bikin terkilir apalagi jatohnya gak jadi..yg jatoh aja kadang baik2 aja
2023-12-22
0
Zerazat
suka thor dengan ceritanya tapi ingat jangan ada PELAKOR Daniel harus tetap datar di depan Sekretarisnya ingat thor
2023-12-18
0