TCGS - Eps 7

Aron tersenyum sopan menyapa guru matematikanya itu, namun Daniel hanya diam dan lanjut membuka pintu belakang untuk mengambil tas dan juga barang lain yang akan dia bawa masuk ke ruang kerjanya.

“Aron tolong miringkan sedikit motor mu,” pinta Cery dia tidak bisa jika harus meloncat dari motor besar temanya itu. 

“Untuk apa?” Tanya Aron sambil membuka helm.

“Aku ingin turun, dan takut jatuh jika loncat.” Keluhnya menatap tanah di bawahnya.

Aron hanya tersenyum, dia sangat sadar jika tubuh gadis ini memang pendek hingga susah untuk membuatnya turun sendiri.

Aron lebih dulu turun, dan memegang pinggang Cery dengan kedua lenganya dan mengangkat gadis itu hingga membuat Cery sepontan menjerit kaget.

“Aron! Kau membuatku kaget!” Pekik Cery.

Tentu saja membuat Daniel yang sejak tadi penasaran langsung menatap kedua orang itu dengan mata melototnya.

Hah! Memang pada dasarnya Cery adalah wanita murahan, semua lelaki di sekolahnya tanpa segan menyentuh tubuhnya pikir Daniel jelek.

Brak! Suara pintu mobil tertutup dan mengeluarkan suara begitu keras membuat Cery dan Aron menatap Daniel bersamaan.

“Kau bocah, ambil ini dan antarkan ke ruang kerjaku.” Titah Daniel sambil menyodorkan dua berisi buku ke dada Cery hingga membuat gadis itu dengan cepat memegang dus yang diberikan secara mendadak kepadanya.

“Biar aku bantu.” Ucap Aron membuat Daniel yang hendak melangkah pergi kembali berbalik menatapnya.

“Tidak perlu, kamu masuk lah kekelas dan kumpulkan semua tugas minggu lalu.

“Baik pak.” Ucap Aron pria berkaki jenjang itu langsung berlari mendului Daniel dan Cery yang sedang berjalan menuju kelas.

Sementara Daniel dia melihat postur tubuh yang Aron miliki, tubuh tinggi yang sebentar lagi sejajar denganya. Otot yang dimiliki ternyata Aron juga memiliki tubuh bagus sepertinya apalagi wajahnya tidak kalah tampan denganya.

“Bapak jangan menatap Aron seolah sedang memperhatikan tubuhnya, orang lain akan salah paham.” Goda Cery.

“Maksudmu apa? Kau pikir aku sedang membandingkan tubuhnya dengan tubuhku? Tentu saja tubuhku jauh lebih bagus.” Ketus Daniel kesal. 

“Aku tidak bilang begitu.” Ucap Cery. Dia terus berjalan dengan senyum di wajahnya karena seperti biasanya berada di dekatnya saja sudah sangat membuat Cery berdebar-debar.

“Lalu apa maksud ucapanmu barusan jika bukan—“

“Mungkin saja orang bisa berpikir jika bapak menyukainya, atau apa mungkin bapak memang sedang membandingkan tubuhnya dengan tubuh Aron?” Tanya Cery lagi lebih antusias karena hal-hal berbau tubuh sangat Cery sukai.

“Berhenti menuduhku! Sudah ku bilang tubuhku lebih bagus darinya!” Pekik Daniel lalu membuka ruanganya dengan kasar lalu masuk kedalam.

Cery pun tersenyum dan mengejar suaminya itu lalu menyimpan dua itu di atas meja tepat di hadapan Daniel.

“Tentu saja tubuh suamiku ini yang jauh lebih bagus.” Ucap Cery hingga membuat Daniel terdiam dan menatap ke arahnya. “Dan sangat sexy juga kekar.” Ucapnya sambil mengelus otot lengan gurunya itu. 

Jakun Daniel bergerak begitu cepat, bulu-bulu halus di kulitnya tiba-tiba merinding dan berdiri riang saat mendapat sentuhan sensual dari Cery. Hanya sebuah sentuhan tangan saja hingga membuatnya merinding. 

“Berhenti menggodaku dan pergilah keluar!” Titah Daniel.

Cery bukanya pergi dia malah membalikan telapak tanganya di hadapan Daniel.

“Jatah uang jajanku mana? Aku kan resmi menjadi isterimu pak Daniel, sudah seharusnya anda memberiku nafkah.” Ucap Cery. 

Ah bahagianya Cery karena inilah yang sangat ia tunggu-tunggu, menerima nafkah dari seorang Daniel Felik, pria dingin dan arogan yang sudah berhasil menjadi suaminya.

Daniel menatapnya dingin, dia mengeluarkan dompet yang ada di dalam kantong celanaya, karena hanya ada 5 lembar berwarna merah di dalam dompetnya dia memberikan semua lembar kertas itu di tangan Cery. 

“Omg pak Daniel, anda cuma memberiku nafkah 500 ribu untuk sebulan?” Keluah Cery bagaimana bisa uang itu cukup untuk hidupnya selama sebulan pikirnya.

Yah walaupun sebenarnya cukup, karena tiap hari banyak pria yang menteraktirnya jajan. Tapi itu tidak akan cukup untuk memberi uang kepada orang tuanya, karena tujuan utamanya adalah membiayai kedua orang tuanya dan dirinya sendiri.

Hah! Daniel mendengus, niatnya itu uang untuk hari ini saja karena hanya itulah uang cash yang ada di dompetnya, Daniel mengambil kembali tiga lembar uang itu hingga membuat Cery tercengang karena nominalnya yang semakin sedikit. 

“Pak Daniel?!” Pekik Cery kesal.

“Aku memberi mu uang 5 lembar tadi untuk satu hari karena itu lah uang cash yang ku punya dan kamu masih mengeluh, kalo begitu kamu hanya dapat dua lembar hari ini.” Ucap Daniel.

“Pak… kenapa tidak bilang sebelumnya—“

“Cepat pergi atau aku akan mengambil satu lembar lagi!” Ancamnya karena sudah merasa pusing terlalu lama berdebat dengan gadis licik ini.

“Tidak-tidak, aku akan pergi.” Ucap Cery dengan cepat segera pergi menjauh dari ruangan ini dan menutup kembali pintu ruangan Daniel.

“Yah lumayan, biasanya aku di kasih 50 ribu sekarang aku punya lebih 150 ribu. Padahal uang jajan ku dari kakak saja tidak pernah ku pakai. Ah sayang sekali jika tadi aku dapat 500 ribu itu pasti setiap hari aku bisa menabung dengan nominal besar.” Gumamnya sambil menghitung berapa kira-kira uang yang akan dia dapat selama sebulan. 

Sementara di dalam ruang kerja tadi, Daniel tersenyum sangat kecil sampai dirinya sendiri tidak menyadari senyuman itu. 

“Hah! Nafkah? Aku menafkahi gadis bodoh itu.” Keluhnya lalu menyenderkan punggungnya di kursi miliknya.

Tok… tok… tok…

“Pak saya sudah mengumpulkan buku anak-anak di kelas.” Ucap Aron sambil membuka ruangan itu. 

“Iya, bawa masuk.”

Aron meletakan setumpuk buku itu di atas meja, termasuk buku milik Cery tadi saat bertemu di lorong. 

“Aron, apa anak-anak di kelas sudah punya kekasih di umur kalian ini?” Tanya Daniel tiba-tiba saja penasaran dengan hal itu.

“Tentu saja sudah pak, semua anak di sekolah ini tentu saja sudah memiliki kekasih apalagi di jaman sekarang.” Jawabnya jujur.

“Bagaimana dengan mu sendiri?” Perlahan Daniel menatap raut wajah Aron. Entah mengapa wajah merona dan senyuman Aron yang seolah sedang membayangkan seseorang membuat Daniel merasa muak.

“Aku belum punya, karena sangat sulit mendapatkan gadis yang ku incar selama ini pak. Tapi kemungkinan tidak lama lagi aku mendapatkanya,” ucapnya malu-malu. 

“Pokuslah pada Ujian Nasional sebentar lagi, karena nilai akhir akan menentukan kalian masuk ke universitas mana.” Ucap Daniel.

Aron tersenyum kikuk, dia kira gurunya bukan sedang membicarakan masa depan anak-anak didiknya. Namun namnaya guru tentu saja dia pasti takut jika para muridnya tidak lulus karena nilai ujiannya jelek.

“Baik pak,” jawab Aron.

“Cery, orang seperti apa dimatamu?” Tanyanya lagi tiba-tiba.

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

kynya cerry yg di incer aron

2024-01-04

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

sebenarnya cery anak baik baik kamu aja Daniel menilai orang dari penampilannya bukan hatinya

2023-12-12

0

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

cerry anknya sll ceria mandiri tujuannya ingin sll membahagiakan orgtua dan membiaya kehidupan orgtuanya,,,kayaknya aron lg mengincar cerry jd pacarnya ..lanjut thor..

2023-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!