Pesta Ulang Tahun Chikita.
Alunan musik menemani acara perayaan ulang tahun siang ini. Dari pukul dua siang sampai sore hari tamu berdatangan, mulai dari teman kuliah satu jurusan, kemudian anak didik Chikita di Akademi Dance. Semuanya memberikan do’a pada gadis itu agar panjang umur dan segala cita-citanya tercapai.
Di tengah meja perkumpulan Mommy.
“Unnie, jadi bagaimana sekarang?” Tanya Rossie pada Jennie.
“Kita sudah masing-masing Rossie. Hanya saja yang membuatku sedih putra putri kami tidak ada yang ingin bersama kami, mereka memilih hidup mandiri.” Jawab Jennie dengan raut wajah yang sedih menceritakan kisah perceraiannya dengan Taehyung karena kehadiran orang ketiga.
“Mereka memang waktunya belajar hidup mandiri, Jenn. Ruka juga sama setiap hari selalu merengek minta ijin cari tempat tinggal sendiri katanya mau belajar tinggal jauh dari aku dan Daddy nya. Mungkin selesai semester ini aku baru akan mengijinkannya” Sooyaa masih belum bisa melepaskan Ruka jauh darinya.
“Tapi kita harus percaya pada anak-anak kita Unnie. Coba lihat putri kecilku itu dia sangat keras kepala dan pura-pura kuat mau misah tempat tinggal. Awalnya aku juga menentang tapi anak itu punya sifat keras kepala yang entah dari siapa, huh…” cetus Lisa.
“Tapi putrimu sungguh baik Lis. Kamu berhasil mendidiknya menjadi orang baik. Anak-anaku saja serasa punya tempat pulang selain rumah, apa-apa maen di Apartemen ini.” Rossie menggeleng kepala sambil tersenyum bangga akan perilaku anaknya Lisa.
“Yaa Unnie, aku tidak pernah mengatur dia mau berteman dengan siapa saja, dan apapun yang dia punya itu haknya untuk mengaturnya sendiri.” Lisa yang melihat sekitar tiba-tiba tersenyum lebar.
“Jennie Unnie, sepertinya kita akan jadi besan, liat tuh ke luar! …hahaha”
Mereka semua otomatis langsung melihat kemana arah tatapan Lisa dan langsung mengerti dengan maksud perkataannya Lisa.
Terlihat dari kejauhan di luar ruangan Apartemen dibalik jendela besar yang gardennya tertiup angin sore yang sepoy-sepoy seolah memberi celah sedikit-sedikit pada orang di dalam untuk bisa mengintip, Chikita terlihat sedang berhadapan dengan seorang laki-laki gagah dan tampan, ya tentu saja itu adalah Doyoung putra sulung Jennie sekaligus kakaknya Ahyeon.
Doyong terlihat memberikan sebuah kotak kecil warna merah yang dibungkus dengan pita lucu warna Gold menambah kesan elegan dan mahal tentunya.
“Selamat Ulang Tahun ya. Maaf aku gak bisa ngasih kado yang lebih berharga.” Ucap Doyoung sambil menatap Chikita yang sungguh terlihat indah sekali dimatanya saat ini, Doyoung merasa mungkin seluruh keindahan dunia diserap oleh gadis cantik ini.
Dengan balutan gaun putih yang memperlihatkan lengan panjangnya, rambut blonde yang diurai dan dibiarkan tertiup angin, bibir yang merah cerah seperti buah Cherry, wajah yang cantik memancarkan sejuta pesonanya pada siapapun yang memandang. Doyoung terpesona dengan keindahan makhluk tuhan yang ada dihadapannya.
“Mengapa bisa Tuhan menciptakan kamu yang secantik ini, sampai membuat aku selalu terpaku salah tingkah berhadapan denganmu.” Batin Doyoung.
“Makasih Oppa. Boleh aku buka sekarang?” Chikita tersenyum tidak sabar membuka apa yang ada dalam kotak kecil yang lucu itu.
“Boleh. Buka aja!” Jawab Doyoung.
Saat dibuka, Chikita kaget sampai menutup mulutnya.
“Waaw… Oppa apakah ini benar buat aku?” Tanya Chikita yang hampir menangis saking bahagia melihat pemberian lelaki tampan itu.
“Hmmm… Buat siapa lagi kalau bukan buat kamu.” Doyoung bahagia pemberiannya diterima dengan suka cita. Didalamnya adalah sebuah kalung yang indah dan elegan, dengan pahatan buah Cherry kecil menggantung di ujung kalung. Cocok dengan kesukaan Chikita.
“Boleh aku pakaikan?” Tanya Doyoung.
“Hmm.” Chikita mengangguk sambil tersenyum.
Doyoung mendekat lalu mengambil kalung itu kemudian Chikita sedikit membungkukan posisinya dan membiarkan Doyoung memasangkannya di lehernya dengan tangan sedikit melingkar dan Chikita yang sangat malu-malu. Sebenarnya jantung Chikita sudah tidak aman sedari tadi rasanya mau meloncat-loncat, dia takut Doyoung mendengar detak jantungnya saat ini.
Setelah dipakaikan, kemudian Doyong menatap dengan penuh kagum, sungguh gadis itu berkali-kali lipat lagi kecantikannya, dia menatap lebih dalam pada mata gadis cantik dihadapannya.
“Chikita, kamu sangat indah, lebih dari sekedar cantik. Kurasa keindahan dunia jika harus diartikan itu berarti dirimu saat ini.”
Chikita tersipu malu dengan ucapan Doyoung, dia sungguh salah tingkah tidak tahu harus bagaimana menanggapi kata-kata Doyoung.
“Makasih Oppa.” Hanya itu yang bisa Chikita katakana ditambah dengan senyum manisnya. Hatinya penuh dengan bunga, dunia disekelilingnya seakan penuh kupu-kupu saat ini.
“Grep.”
Tiba-tiba Doyoung memegang tangan kanan Chikita. Tatapan mereka sekarang bertemu dan terpaut satu sama lain, mencari jawaban dari tatapan masing-masing yang memberi sesuatu arti yang berbeda tapi tidak tahu apa artinya itu.
“Kenapa Oppa?” Sumpah saat ini jantung Chikita sudah tidak dapat dikontrol, jantungnya berdebar tidak karuan karena tingkah lelaki di depannya.
“Chikita, aku suka sama kamu!” Doyoung memberanikan diri.
“…Sudah sedari lama perasaan ini ada, bahkan mungkin dari awal kita bertemu aku sudah tertarik padamu. Dan sekarang aku sudah tidak bisa lagi menyembunyikannya lebih lama karena ini sudah semakin mengakar. Rasa suka ini lama kelamaan mungkin akan semakin menggila jika tidak segera aku utarakan padamu. Apa kamu mau jadi pacarku?”
Doyoung langsung memberanikan diri. Karena jika tidak sekarang tidak tahu kapan momennya akan tepat lagi. Hatinya sudah terlalu lama menginginkan gadis cantik ini.
Chikita yang mendengar pengakuan itu tiba-tiba mematung, pipinya merah merekah, hatinya penuh dengan bunga karena ternyata selama ini dia juga merasakan hal yang sama terhadap Doyoung.
“Aku mau Oppa. Aku juga sudah lama menyukai Oppa.”
Jawab Chikita sambil mengangguk berulang kali menandakan dia sangat ingin menjadi pacar Doyoung. Dia sangat bahagia sekarang karena orang yang dia sukai sedari lama membalas perasaannya.
Doyoung tersenyum lebar, perasaannya kini sudah membludak tersampaikan pada gadis yang tepat dihadapannya. Doyoung langsung memeluk Chikita. Meski kaget, tapi Chikita langsung membalas pelukan Doyoung. Laki-laki tampan itu sekarang adalah kekasih hatinya. Ini adalah kado terindah di hari ulang tahunnya.
“Makasih, Chik… Makasih kamu udah punya perasaan yang sama ke aku.” Ucap Doyoung yang terus mengeratkan pelukannya sambil mengelus-elus rambut gadis cantik yang sudah resmi menjadi kekasihnya sekarang.
“Oppaa….” Tiba-tiba suara teriak adiknya memecahkan momen romantis sepasang kekasih tadi.
Doyoung dan Chikita langsung melepaskan pelukan mereka dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Seperti kepergok maling. Mereka saling pandang dengan tatapan yang aneh membuat Ahyeon yang baru datang menghampiri terlihat bingung dengan suasana disekeliling mereka.
Doyoung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia tersenyum canggung sambil pura-pura bertanya.
“Ada apa dek?”
“Itu dicari Junkyu Oppa dan teman-teman Oppa yang lainnya.”
“Baiklah. Aku kesana dulu.”
Jawab Doyoung sambil tersenyum. Kini dia sudah sudah tidak tahu harus bagaimana. Mungkin sekarang mereka ingin merahasiakan dulu hubungan mereka dan memberitahu semua orang terdekatnya nanti.
Chikita yang melihat tingkah kekasihnya itu sangat ingin tertawa, dia gemas melihat Doyoung yang kelabakan takut ketahuan Ahyeon tadi.
“Waaw… Apakah Oppa memberikan kadonya ini? Waaah… Oppa terlalu kentara.. hahaha”
Tanya Ahyeon yang langsung sadar Chikita memakai kalung baru dan digenggamnya kotak kecil seperti wadah kalung tersebut.
“Hehehee.. Iya Yeon. Anak-anak yang lainnya dimana? Kesana Yuk!” Ucap Chikita singkat mengalihkan perhatian karena dia malu untuk mengatakan semuanya saat ini.
“Gaiiss.. Lihatlah Princess kecil kita hari ini. Dia sangat cantik bukan? Apa yang terlihat berbeda?.. Hahaha.”
Ahyeon berteriak mengumumkan kedatangan Chikita pada teman-temannya, sontak Ruka dan yang lainnya pun memperhatikan Chikita dari ujung kaki sampai ujung kepala. Sepertinya memang ada yang aneh tapi appaa yaa. Mereka semua berfikir sejenak.
“Heol… Omaygad.” Pharita menutup mulut karena kaget dia sudah menemukan perbedaan sebelum dan sesudah Chikita pergi sebentar meninggalkan mereka tadi.
Chikita yang diperhatikan teman-temannya merasa sangat malu, pipinya merah sekarang, dia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan sepertinya sekarang dia harus menceritakan Doyoung yang menyatakan perasaannya tadi. Dia tidak akan bisa lama-lama menyimpan rahasia karena pasti teman-temannya tidak akan tinggal diam mencari tahu kenapa dia keluar sebentar tadi.
“Waaw.. Mataku silau liat yang bening-bening. Hahaha” Ruka orang kedua yang julidin Chikita.
“Jadi ada kejadian apa nih yang kita skip tadi?” Tanya Haram. Kemudian Chikita dan Ahyeon duduk.
“Tadi Doyoung Oppa nyatain perasaannya ke gue.” Langsung semua temannya kaget kecuali Ahyeon.
“Terus Lo nerima dia gak Chiki?” Tanya Asa yang sudah sangat penasaran.
“Hmmm..Iya lah masa enggak!” Jawab Chikita singkat karena dia jadi sangat malu sekarang.
“Wooowww.. Finaly…”
Teman-temannya langsung bersorak dan ikut bahagia akhirnya ada kapal baru berlayar. Hari itu menjadi hari yang sangat indah terutama untuk yang berulang tahun, sepertinya ini ulang tahun paling spesial dari tahun-tahun sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Siti Nurhasanah Habibah
manis banget chiquita sama doyoung
2023-08-10
1