Mencari

"Brukkk!" Pintu dibanting dengan keras.

Asa turun dari Mobil, dia tidak berkata apapun lagi pada Haram. Tangisnya reda namun hatinya jelas sangat sakit. Haram hanya memperhatikan Asa dengan mata sendu, sedari tadi dia menahan air matanya kini tidak dapat dibendung lagi, dia menangis menguras habis air matanya di dalam mobil milik Chikita.

"Gue pulang duluan ya!"

Ucap Haram yang hanya pamit pada Rora dan Chikita. Mereka ingin menanyakan apa yang terjadi tapi mereka tahu nanti menunggu Haram bercerita sendiri saja.

"Lo naik apa pulang?" Tanya Rora.

"Junkyu Oppa udah gue suruh ke sini tadi dia bentar lagi nyampe." Jawab Haram.

"Oke. Hati-hati ya" Ucap Rora. Haram tersenyum lalu mengangguk.

^^^

Sore hari selama perjalanan kakak beradik kelihatan tidak banyak berinteraksi, hanya Ahyeon dan Ruka yang menemani Chikita bicara karena takut dia ketiduran bawa mobil jika tidak diajak bicara.

"Kenapa, Yeon?"

Tanya Chikita yang melihat orang di samping kursi pengemudinya melamun setelah membaca pesan teks di HP nya.

"Mommy sama Daddy udah gak bisa gue larang lagi kayaknya." Jelas Ahyeon dengan ekspresi yang kecewa sekaligus sedih. Dia memasukan HP nya ke tas, dan hanya bersandar di kursi mobil dengan agak merebahkan tubuhnya yang lelah.

"Kenapa emang?" Selidik Chikita, karena mereka sekarang tidak sungkan saling membagi kehidupan peribadi dan bercerita jika punya keluhan.

"Cerai. Mereka cerai, Chik" Jelas Ahyeon sambil menutup matanya ingin tidur tapi tidak mengantuk sedikitpun. Dia ingin mengistirahatkan fikirannya.

"Yeon... Yang bener kamu ngomong?" Tanya Ruka yang sedari tadi berada dalam perbincangan Chikita dan Ahyeon.

"Yaa... Mommy sama Daddy memang akhir-akhir ini hanya bertengkar yang menjadi kebiasaan mereka di rumah, dan aku gak nyangka akan sampai ke titik ini. Apakah perceraian itu tidak akan berdampak pada anak-anaknya? Mengapa mereka egois?" Ahyeon tiba-tiba meneteskan air matanya.

"Yang kuat, Yeon..." Ucap Ruka sambil mengelus-elus pundak Ahyeon.

"Aku gak ingin pulang ke rumah, Ka" ucap Ahyeon yang masih dalam tangisnya. Dia butuh tempat sendiri untuk saat ini, dia tidak ingin pulang ke rumah dan bertemu orang tuanya yang pasti sedang bertengkar hebat sekarang.

Belum juga Ruka menanggapi,

"Pulang ke Apartemen aku aja Yeon." Saran Chikita.

"Gak papa emang?"

"Gak dong. Ada dua kamar kosong kalau kamu mau, Yeon."

Setelah sampai, Chikita mengantar Ruka, Pharita dan Asa ke rumah mereka masing-masing lalu ke Apartemennya bersama Ahyeon.

"Ini kamarmu, Yeon."

Ahyeon takjub melihat Apartemen Chikita yang sangat luas, bahkan lebih takjub lagi ini adalah hasil jeri payah Chikita sendiri yang mengumpulkan uang dari bakat tarinya.

Ahyeon sedikit iri dengan kehidupan chikita ini, dia terlihat seperti anak manja tapi dia yang paling pekerja keras diantara semua temannya. Buktinya dia juga mampu membeli mobil dan Apartemen semewah ini tanpa bantuan orang tuanya.

"Kamu boleh tinggal di sini selama kamu mau, Yeon... Haram juga udah gak sungkan kalau cari tempat peristirahatan terakhir pasti di sini. Bahkan baju dan barang-barang dia ada di kamar sebelah tuh." Jelas Chikita agar Ahyeon tidak merasa canggung.

Ahyeon hanya tersenyum berterima kasih pada temannya ini. Dia sementara berencana tidak ingin bertemu Mommy Daddy nya, meskipun dia sudah dewasa dan faham akan keputusan orang tuanya tetap saja hatinya perlu waktu.

~Drrtt...."

~Drrtt...."

Baru saja keluar dari kamar mandi, Chikita sudah menerima panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

"Hallo... Ini Chikita bukan?" Tanya seseorang dalam panggilan. Dari suaranya itu laki-laki.

"Iya, ini siapa?"

"Ini aku Doyoung, Chik...." Ternyata kakaknya Ahyeon.

"... Maaf aku sembarangan minta nomor kamu dari Haruto, aku mau nanyain Ahyeon dia tadi sempat mengirim pesan katanya mau ke tempat kamu, tapi sekarang aku hubungi gak direspon. Apa dia sama kamu?" Tanya Doyoung memastikan.

"Oh... iya, Oppa dia di Apart aku. Tenang aja Oppa dia aman." Jawab Chikita yang sebenarnya agak kaget karena di telepon Doyoung.

Doyong mengerti mengapa adiknya tidak pulang sekarang, karena masalah orang tuanya dia pun sama sekarang ada di Apartemen Haruto karena sama-sama tidak ingin pulang ke rumah.

"Tok, tok...."

"Chiki, ke bawah yuk! makan malam. Aku udah pesen makanan siap saji tadi" Teriak Ahyeon dari luar kamar chikita.

"Oke, yeon... Aku pake baju dulu nanti kesana." Jawab Chikita dan Ahyeon berlalu.

^^^

"Sayang, kenapa kamu bisa sakit sampai lama gini, hmmm?" Tanya Rossie pada putri keduanya yang sedang tertidur karena efek obat.

Asa sakit selama satu minggu setelah pulang dari Jeju. Ini adalah sakit yang tidak seberapa jika dilihat dari luar dibanding dengan sakit hatinya yang di dalam.

Sementara Pharita hanya bisa memperhatikan adiknya dengan ekspresi hawatir. Setelah dari Jeju dia langsung menasihati Asa dan mengatakan dengan jujur bahwa semua adalah suruhan dia agar mereka mengakhiri hubungan yang tidak pantas itu.

Asa yang sudah sakit karena Haram malah semakin kecewa pada kakaknya membuat dia tidak ingin makan dan minum selama tiga hari. Akhirnya dia dirawat karena kekurangan cairan tubuh, sampai kondisinya seperti sekarang belum menandakan dia ingin sembuh.

"Mommy, maafkan aku, aku belum bisa jadi kakak yang baik."

Pharita tiba-tiba menghampiri ibunya yang baru keluar dari kamar Asa.

"Maksud kamu apa sayang? Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari Mommy?"

Selidik Rossie yang memang sudah merasakan atmosfer berbeda dari kedua anaknya setelah pulang berlibur.

"Boleh kita bicara di kamar Rita, Momm?"

"Mari Sayang...."

Setelah keduanya duduk di sofa kamar Pharita, Pharita memulai topik bahasan yang selama ini dia ingin simpan sendiri, namun melihat kondisi adiknya dia tidak tahu harus bagaimana.

"Mommy tahu kan sama temen Rita yang namanya Shin Haram?"

"Iya tahu. Dia anaknya Dara Unnie senior Mommy dulu di Sekolah. Kenapa memangnya sayang?"

"Dia adalah kekasihnya Asa"

Deg.

.

.

Rossie terkaget, dan spontan menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Bagaimana bisa sayang?..." Rossie meminta penjelasan yang rinci.

"Rita tahu saat kemarin di Jeju memergoki mereka, Momm. Lalu...."

Pharita menjelaskan kronologi yang terjadi selama di Jeju tanpa dikurangi atau ditambah. Dia berhati-hati menjelaskannya agar tidak ada yang terlewat.

"Jadi, mereka mengakhirinya saat sebelum pulang?"

"Iya, Momm.., dan itu hanya Haram yang memutuskan, mungkin Asa masih belum bisa menerima kenyataan dan aku bingung harus gimana lagi. Satu sisi dia memang berhak dengan perasaannya sendiri, tapi di sisi lain aku sebagai kakaknya tidak ingin adikku belok, Mom.." Rita menunduk mengeluarkan fikirannya saat ini.

"Sayang, kita memang punya keinginan tapi sama halnya yang terjadi pada mereka, takdir sudah mengatur segalanya. Mommy mengerti dengan perasaan kamu sayang, tapi jujur Mommy tidak keberatan jika itu kebahagiaan adik kamu, hanya saja ini mungkin menyangkut dengan reputasi keluarga kita juga nantinya. Mommy harus membicarakan masalah ini dengan Daddy dulu sayang...," Jelas Rossie sambil memeluk anaknya.

"...Apakah Haram masih menghubungi kamu?"

"Iya, Momm.. Dia udah tahu Asa sakit dan memang terus meminta ijin padaku untuk menemuinya, tapi aku terus larang dia."

"Cobalah ijinkan dia menjenguk adikmu, mungkin Asa akan cepat sembuh sayang, Mommy hawatir dengan kondisi adikmu sekarang!"

Pinta Rossie yang hanya bisa dituruti oleh Pharita dengan berat hati.

Terpopuler

Comments

Cipss17

Cipss17

iyaa 😆

2023-08-17

0

Silvi Aulia

Silvi Aulia

treasure ada doyoung ma haruto 🤭🥰

2023-08-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!