Tersenyumlah

Sore hari selepas siswa-siswi bubar Sekolah.

Di bawah pohon yang rindang, dengan hembusan angin sepoy-sepoy menggelitik menyampaikan salam musim panasnya. Suara aliran air dari kolam yang cukup besar didepan pohon itu menambah kehangatan suasana di sore hari cocok untuk melepas penat.

Terlihat tiga gadis kecil duduk sambil mengayun-ayun kaki mereka secara berirama di bangku taman yang berpayung pohon rindang itu.

Rora, Haram dan Chikita, mereka pulang sekolah langsung ke rumah dan berjanji kumpul lagi di taman ini. Tempat ini sudah seperti markas mereka, tempat mereka berbagi keluh kesah dan bermain layaknya anak seusia mereka.

"Chik, kamu mau ngelanjutin sekolah kemana?"

"Gak tahu Ramie, kayaknya aku gak bakalan ikut ke sekolah bekas Kak Ruto nanti, soalnya kemarin Mommy sempet ngebahas itu dan aku disuruh langsung ke sekolah seni aja fokus ngembangin kemampuan menari aku katanya"

"Kalau kamu, Ra?"

Tanya Chikita sambil memperhatikan temannya yang sedari tadi mempunyai tatapan kosong ke depan.

Rora terdiam sejenak dengan senyuman yang memilukan.

"Kayaknya aku bakal pindah ke rumah Nenek di Jeju. Nenek sudah memutuskan itu karena dia ingin menghabiskan sisa usianya di sana."

Rumah yang Rora tinggali sekarang adalah rumah peninggalan ayah dan ibunya, Neneknya sengaja menemani Rora hanya sampai Rora tamat sekolah dasar.

"Kamu sendiri gimana, Ram?" Tanya Rora.

"Aku kayaknya bakal ke Philiphina."

Jawab haram yang kemudian menunduk.

"Kok bisa? Jauh banget ram?" Tanya Rora.

"Mommy mau mengembangkan bisnis di sana, dan katanya aku sama Kak Junkyu lanjutin sekolah di sana biar Mommy tidak hawatir harus jauh dari aku dan kakak."

"Jadi kita bener-bener bakalan berpisah dan tidak bisa bertemu lagi?"

Tanya Chikita dengan wajah sedihnya. Dia tidak ingin kehilangan dua sahabat terbaiknya ini, mereka sudah bersama hampir delapan tahun dari mulai taman kanak-kanak.

"Iya Cil, gimana lagi aku juga sedih gak mau pisah sama kalian."

Jawab Haram sambil membukakan kedua tangannya, dia berdiri di depan Rora dan Chikita mencoba memeluk kedua sahabat kesayangannya itu.

"Pokoknya, kalau nanti kita ketemu udah besar kalian jangan berubah ya, aku takut gak nemu temen seperti kalian lagi."

Kata Chikita yang sudah meneteskan air mata dalam sesi pelukan mereka.

"Gak bakalan lah Cil... Kalau kamu ada waktu maen ya ke Jeju. Kamu juga, Ramie..."

Rora berbicara sambil menepuk-nepuk punggung kedua temannya, dia bersyukur mempunyai dua teman yang paling mengerti akan dirinya. Namun sedih harus menghadapi perpisahan yang tinggal menghitung hari.

--------------

"Unniie, apakah putri kalian akan meneruskan sekolah di sini?"

Tanya Lisa kepada tiga Unnie kesayangannya yang beberapa bulan lalu baru bertemu lagi.

Jennie, Sooyaa, Rossie dan Lisa adalah empat sekawan yang dari dulu mereka dekat sejak mengukir kenangan bersama di bangku sekolah. Sekarang mereka sedang menikmati hari libur untuk janji bertemu menghabiskan waktu di sebuah Kafe pusat kota Seoul.

"Mungkin iya Lis..., kita sekarang sudah kembali lagi ke sini dan berpindah kewarganegaraan." Jawab Sooyaa yang berusia paling tua diantara mereka. Dia selalu menjadi kakak bagi Jennie, Rossie dan Lisa.

"Putrimu yang manis itu mau dilanjutkan kemana? Apa ke sekolah kakaknya kemarin?" Tanya Rossie.

"TIdak, dia suka menari dan aku ingin dia fokus mengembangkan kemampuannya, siapa tahu nanti bisa jadi Idol yang pandai menari seperti LALISA Blackpink.. Hahahaha" Jawab lisa diiringi tawanya yang khas dan lucu membuat para Unnie nya pun ikut tertawa.

"Aku harap demikian. Rencana mau di sekolahkan dimana?"

Tanya Jennie pada Lisa. Mereka lebih penasaran akan rencana Lisa karena jika masalah puteri-puterinya pasti akan satu paket, karena mereka selalu tidak ingin dipisahkan.

"Mungkin ke Thailand, Unnie. Sekalian aku titipkan di rumah Neneknya, nanti kan ada alasan aku bisa pulang... hihihi."

Akhirnya, mereka berbincang sampai sore hari. Membahas hal-hal random dan beberapa kisah hidup mereka yang sempat terjeda kabarnya karena lama berpisah.

Anak-anak mereka tidak mengetahui jika para Mommy adalah sahabat baik dan bahkan sesekali sudah saling bertemu namun tidak pernah tahun ibunya siapa. Seperti Rossie yang sudah bertemu Chikita saat pertama kali bertemu dengan Lisa di sebuah acara bisnis. Dan Lisa yang sudah bertemu dengan Ruka dan Ahyeon saat bertemu dengan Jennie dan Sooyaa di Mall untuk pertama kali. Biarlah waktu yang mempertemukan mereka semua.

--------------

Hari Perpisahan.

"Sayang, sudah disiapkan semuanya belum?"

"Sudah Nek. Mari berangkat!" Jawab Rora pada Neneknya.

Di depan rumah sudah ada mobil yang akan mengantarkan Rora dan Neneknya ke Bandara untuk berangkat ke Jeju. Hari ini mereka pindah setelah satu minggu perpisahan di Sekolah Rora.

Dengan berat hati rora memandang kembali rumah yang penuh dengan kenangan bersama kedua orang tuanya, matanya menyusuri seluruh tempat dan setiap inci rumahnya, dia tidak menyangka akan ada hari dimana dia meninggalkan semua kenangan bahagianya. Meskipun berat, tapi mau bagaimana lagi, dia punya Nenek yang masih setia menjaganya dan harusnya dia bersyukur.

"Drrrk...Drrrk..." 

Suara dorongan koper yang segera diangkat ke atas mobil. Tiba-tiba...

"Raaaa... Tungguuuu..."

Chikita dan Haram berteriak saat turun dari mobil yang mereka kendarai sambil langsung lari dan menghampiri Rora.

"Haah.... Huhh.... Haah...." Suara nafas yang dikeluarkan tidak terarur karena berlari kencang.

"Untung aja keburu" Ucap Chikita yang masih ngosh-ngoshan mengatur nafas.

"Hati-hati ya, Ra.... Jaga kesehatan kamu disana dan jangan lupa kabarin kita kalau udah sampai." Ucap haram tersenyum dan langsung memeluk Rora.

"Iyaa Ramiie...."

Rora tersenyum sambil membalas pelukan Haram dan mengelus-ngelus punggungnya.

"Harus tetep rajin belajar kamu, Ra... Biar nanti aku bisa nyontek PR lagi kalau ketemu kamu".

Bibir Chikita tersenyum lebar tapi air matanya malah mengikuti senyumannya, dia tidak bisa menahan itu karena terlalu berat. Dia ingat betul siapa orang yang selalu membantunya saat susah apalagi masalah pekerjaan rumah yang tidak pernah sekalipun dia kerjakan sendiri.

Kemudian Rora beranjak memeluk Chikita dan menghapus air matanya. Hatinya tersentuh karena kasih sayang kedua sahabatnya ini terlihat sangat tulus bahkan tanpa diucapkan oleh kata-kata.

"Udah kamu jangan nangis... Senyum dong!.... Makin keliatan bocilnya kalau nangis gini" ucap Rora yang masih memeluk chikita dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.

"Rora, mari sayang...," Nenek Rora menyela karena mereka tidak punya waktu lagi takut ketinggalan pesawat.

"Chiki, Ramiee... Nenek pergi dulu ya... kalian harus tetap sehat selama tidak bertemu Nenek. Kalau ada waktu mampirlah ke Jeju, Nenek akan masakkan makanan kesukaan kalian" ucap Nenek Rora sambil menghampiri kedua sahabat Rora yang sudah dia anggap seperti cucu kedua dan ketiganya.

Setelah perpisahan yang cukup dramatis, Chikita dan Haram pulang ke rumah masing-masing. Untuk jadwal keberangkatan sepertinya besok Haram dan lusa Chikita, mereka bertiga benar-benar berpisah untuk saat ini.

--------------

Di tengah rumah tempat kumpul keluarga terlihat empat gadis yang sengaja berkumpul menonton tv sambil rebahan, ada yang sibuk dengan dunianya sendiri, ada yang fokus ngemil, ada yang fokus nonton tv, dan malam sekarang bagian nginep di rumahnya Ahyeon.

"Ta..., aku denger Chikita, Haram dan Rora gak akan meneruskan sekolahnya di sini sama kita." Ruka mencoba membahas hal yang selama ini sensitif bagi mereka.

Asa yang mendengar itu langsung berubah sedih dan teringat akan temannya Haram. Tidak ada yang tahu bahwa Haram dan Asa masih berteman bahkan menjadi teman dekat setelah kejadian lalu, mereka hanya tidak memperlihatkannya kepada siapapun. Asa yang paling tahu bagaimana kabar Haram dan teman-temannya, karena apapun akan diceritakan oleh Haram padanya.

Ingin sekali Asa meluruskan masalah itu lagi, tapi dia tidak terlalu berani untuk memulai karena ini kaitannya dengan Pharita, kakaknya sendiri.

"Sebenarnya ada yang mau aku omongin sama kalian semua...."

Tiba-tiba Ahyeon yang tadi asyik nonton tv mematikan tv nya dan mencari perhatian ketiga sahabatnya itu.

Terpopuler

Comments

Fiqri Skuy Skuy

Fiqri Skuy Skuy

Gak sabar next chapter.

2023-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!