Baik dan Buruk

Sebuah tepukkan pada lenganku memaksaku untuk terbangun dari tidur lelapku, aku sangat enggan untuk membuka mata, namun suara seseorang yang sangat ku kenal membuatku tidak berani menentangnya.

"Bangunlah" suara itu terdengar lagi sesaat setelah aku membuka kedua kelopak mataku.

Aku mendapati Nyonya Helen berdiri di sisi ranjang yang aku tiduri, membuatku terkejut dan segera bangkit dari sana. Aku panik, mencoba memperhatikan sekitarku, kamar yang asing, aku tidak tahu dimana kiranya aku berada saat ini,

"Pulanglah sudah pagi" suara Nyonya Helen kembali menyadarkanku "Soal kejadian semalam aku minta maaf, kau beristirahatlah hari ini, tidak usah bekerja, aku akan memberikanmu uang kompensasi" lanjutnya.

Mataku mengerjap beberapa kali, pandanganku turun pada dress yang ku kenakan sejak semalam, mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi.

Hatiku terasa diremas-remas, ingatan akan kejadian semalam mulai muncul perlahan dalam kepalaku, tentang bagaimana pria tua itu dengan laancang memaksaku, menyeretku ke pintu belakang dan hampir memperkosaku.

Tuan Daren..

Nama itu kini memenuhi isi kepalaku, ingatan akan datangnya pria yang menyelematkanku semalam kembali muncul, hanya saja aku masih tidak menyangka, bahwa sosok yang saat itu baru saja menjadi topik pembicaraanku dengan Tuan Ronald akan datang menolongku yang hampir saja kehilangan kehormatan.

Astaga! bukankah aku kehilangan kesadaran karena melihat pria tua itu ditembak oleh Tuan Daren?

"Hei, kenapa masih diam saja? kemasi barangmu, aku sudah pesankan kau taxi" ucap Nyonya Helen yang entah kenapa saat ini tiba-tiba baik padaku.

Mungkin ia merasa bersalah karena kejadian semalam yang menimpaku, karena seharusnya ia sebagai atasanku berkewajiban penuh atas keselamatanku selama bekerja, namun aku tidak menyalahkannya, itu bukan sepenuhnya kesalahan Nyonya Helen.

"Hari ini aku libur?"

"Ya, cepatlah sana pulang"

Betapa baik dan buruknya nasibku semalam, hampir saja aku kehilangan kehormatanku, namun sangat beruntung karena Tuan Daren menyelamatkanku, aku sangat ingin berterimakasih padanya.

Aku tidak mengenalnya dengan baik, ia pun hanya mengenalku sebagai seorang pekerja disini dan hanya beberapa kali memesanku. Apakah terdengar aneh, jika aku bertanya kenapa dia harus repot-repot menolongku? apa tidak aneh bisa melihat dia yang tiba-tiba ada dilorong itu?

"Lima puluh juta apa cukup?" ditengah aktifitasku yang sedang mengemasi barang, aku tersedak air liurku sendiri mendengar ucapan Nyonya Helen.

Mengapa kejadian semalam bisa menghasilkan uang sebanyak ini? apa itu tidak berlebihan? maksudku, itu hanya sebuah kecelakaan- katakan saja begitu. Aku pun baik-baik saja walau masih ada lebam dipipiku karena tamparan semalam.

"Se..sebanyak itu? aku akan terima setengah saja Nyonya, lagi pula aku sudah tidak apa-apa, semalam hanya insiden bukan kesalahanmu, sungguh" ucapku tersenyum lalu berdiri dengan menenteng tas hitamku, bersiap untuk pulang.

"Terima saja, itu dariku dan Tuan Ronald, kami tidak ingin di anggap tidak bertanggung jawab" balasnya seraya mengetik sesuatu pada ponselnya. Aku sudah tidak tahu harus menjawab apalagi jika sudah kukuh seperti ini.

"Sudah ku kirim ke rekeneningmu, pulanglah dengan hati-hati"

----------------

Waktu istirahat satu hari penuh sangatlah berarti bagiku, kejadian kemarin malam akan ku anggap sebagai musibah, musibah yang membawa cukup banyak manfaat, selain libur satu hari, aku juga mendapatkan uang.

Ya Tuhan..aku bahkan terdengar seperti orang yang sudah gila akan uang sekarang. Biarlah, biar saja begitu, memang kenyataannya uang adalah yang utama untukku saat ini.

Hari ini aku ada janji pergi makan di restoran makanan laut bersama Sandra nanti malam, kebetulan hari ini dia libur, jadi kami akan menggunakan kesempatan ini untuk melepaskan penat bersama, menikmati fasilitas kota.

Katakan saja aku ini adalah orang yang jarang merasakan kesenangan dunia luar, temanku sedikit, bisa dihitung dengan jari, aku adalah sosok yang membosankan dan aku sangat yakin dengan fakta yang terakhir.

Bell pintu apartemenku berbunyi, pertanda ada seseorang di luar sana, tapi siapa? apa aku ada janji dengan seseorang? ku rasa tidak.

Aku melangkah mendekati pintu, mengintip dari lubang pintu dan mendapati ada seseorang yang berdiri dibalik sana, mengenakan jaket hitam dan topi berserta sebuah box ditangannya. Apa dia kurir?

Klakk..

"Selamat siang, dengan Nonna Ara?" tanyanya seraya membaca lembaran kecil ditangannya.

Aku mengangguk "Ya, aku Ara"

"Ada paket untuk anda Nonna, bisa tolong tanda tangan disini?" ucapnya menyodorkan lembaran kertas beserta penanya diatas kotak berwarna coklat.

Aku terdiam sesaat "Uh..untukku? tapi aku tidak memesan apapun, apa kau tidak salah?"

Pria itu menggelengkan kepalanya, ia menunjukkan kertas lainnya yang berisikan nama, nomer telepon dan alamat lengkap apartemenku, semuanya benar.

"Apa tidak ada nama pengirimnya?"

"Tidak ada Nonna" jawabnya tersenyum

"Baiklah, terimakasih" ujarku setelah menandatangani lembaran kertas kecil itu, lalu kurir tersebut berbalik dan pergi.

Aku menutup kembali pintu, berjalan masuk kedalam kamar dengan membawa kotak yang barus saja diantarkan, aku memperhatikan kotak itu heran "Kenapa tidak ada nama pengirimnya? apa mungkin dari teman lamaku? tapi siapa?"

Semakin pusing memikirkan hal itu, segera ku buka saja kotaknya, melepaskan plester beningnya dan mendapati kotak hitam yang berukuran lebih kecil didalamnya.

"Wah!" mataku membulat sempurna, siapa yang memberikanku ini? bagaimana dia bisa tahu?

Siapa orang yang tahu bahwa aku sangat menginginkan benda ini, kalung yang terlihat berkilau, indah dan sangat mewah, dengan inisial "A" disana.

Sungguh, aku tidak bohong, dibalik rasa penasaranku ini, aku sangat menyukainya. Aku sangat berterimakasih siapapun kamu yang mengirimnya.

Aku berdiri memakai kalung itu di depan cermin riasku, senyumku kian mengembang, tidak menyangka akhirnya aku bisa memiliki kalung ini, kalung yang sangat indah.

Ya Tuhan, siapa pun dia yang mengirmnya, semoga hidupnya selalu diberi kemudahan, di beri kebahagiaan, panjang umur dan sehat selalu. Astaga! aku bahkan terdengar seperti sedang memberikan doa ulang tahun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!