TOLONG!!
Aku memutuskan untuk berteriak di lorong yang sepi ini, lorong yang hanya terdengar sayup-sayup suara dentuman musik dari ruang utama, entah siapa yang akan mendengarnya.
Dia menarikku, membawaku..
Dia membawaku keluar! dia membawaku melalui pintu belakang, bagaimana dia bisa tahu bahwa tidak ada penjaga disana? bagaimana dia tahu jalan menuju pintu belakang?
"Lepaskan aku!" ucapku dengan menendang kuat kakinya dengan heels yang ku kenakan.
Plakk!!
"Diam kau j*lang!"
Tamparan keras mendarat di pipiku hingga membuatku meringis kesakitan, tangan besarnya benar-benar menamparku dengan begitu kuat, membuat pandanganku sedikit kabur.
"BRENGSEK!!"
Bugghh!!
Ditengah isak tangisku, sepertinya Tuhan mengirimkan penyelamat untukku, tangan besar itu melepaskan cengkramannya, membuat tubuhku terjatuh ke lantai.
Suara hantaman demi hantaman terdengar ditelingaku, aku berusaha melihat lebih jelas apa yang sedang terjadi. Buram! aku tidak bisa nelihat dengan jelas, pandanganku mengabur ditengah cahaya yang redup.
Aku berusaha berdiri, tanganku menyentuh dinding guna membantu menopang tubuhku "Aku harus pergi dari sini!"
"BERANINYA KAU BAJINGAN!
Suara itu terdengar tak asing ditelingaku, suara yang begitu berat, dalam dan menakutkan.
Tuan Daren..
Aku berusaha mendekat, namun kedua manikku membulat, aku menelan salivaku, sosok yang sedang berusaha aku hindari ternyata dialah yang menolongku. Nafasku seolah tercekat kembali, pemandangan di hadapanku begitu buruk, aku tidak sanggup melihatnya.
Cairan merah pekat keluar dari mulut pria tua itu, begitu banyak hingga mengotori pakaian yang ia kenakan. Aku masih melihat Tuan Daren yang terus memukuli pria itu tanpa ampun.
Kau harus pergi sebelum memuntahkan isi perutmu disini Ara!
Bau darah segar mulai tercium, aku mual melihat cairan merah yang begitu banyak, kakiku perlahan bergerak, berusaha mencari sandaran untuk menopang tubuhku, aku merasa nyawaku hilang, aku lemas tak berdaya.
DORR!!
Mataku kembali membulat saat mendengar suara itu, aku menoleh ke arah mereka yang baru saja hendak ku tinggalkan, airmata yang sedari tadi berusaha ku tahan kembali turun membasahi pipi, tubuhku bergetar hebat, lututku benar-benar lemas.
Pemandangan yang begitu menakutkan, menjijikan sedang terjadi dihadapanku. Sosok yang ku sebut Tuan Daren tengah memegang sebuah pistol berwarna hitam, ia menempelkan benda itu tepat di dahi pria tua itu, dengan kedua mata yang membulat sempurna diiringi cairan merah yang keluar dari mata, hidung dan dahinya tanpa henti.
Ini semua hanya mimpi buruk..
...----------------...
Kedua mata gadis itu tengah terpejam, tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun secepatnya. Berada dalam gendongan Daren yang sedang berjalan menuju ruangan di bagian paling terpencil di bangunan tersebut.
Daren mendengus pelan, ia merebahkan tubuh mungil sang gadis di sebuah ranjang berukuran besar. Ara yang menyaksikan sebuah kematian dengan mata kepalanya sendiri, membuatnya kehilangan kesadaran.
Daren tidak mengingat bahwa masih ada Ara disana, amarah benar-benar menguasai dirinya, ia tidak bisa menahan diri.
"Kenapa bisa ada orang ini didalam clubku?!" pekik Daren di sambungan telepon, giginya saling bergesek menahan amarah.
"Sedang ku selidiki, mungkin penjaga tidak mengeceknya dengan baik" ucap seseorang diseberang sana
"Ini semua salahmu! jangan limpahkan kesalahan itu pada anak buahmu! aku tidak mau tahu! cepat kau bereskan semuanya!" Daren memutuskan sambungan teleponnya begitu saja.
Ia melepaskan jas hitam yang ia kenakan, melemparnya ke arah sofa, kedua matanya menerawang sosok yang tengah terbaring di atas ranjang, pipinya terlihat memar, matanya sembab, keringat masih membasahi hampir sekujur tubuhnya.
"SIAL!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Riri_awrite
seperti biasa thorrr
lanjuttt😂
2023-07-31
1