Malam ini seperti biasa Ara datang ke club tempatnya bekerja, wajahnya tampak masam sejak tadi, bahkan Sandra pun bisa merasakan perbedaan dari raut wajah gadis itu.
Sudah dua hari terakhir ini Ara selalu terlihat tidak seperti biasanya, entah masalah apa yang sedang terjadi padanya, sampai saat ini Sandra sungguh tidak mengetahuinya.
"Kau kenapa sih? belakangan ini wajahmu murung sekali, berhentilah memasang wajah seperti itu, jika nyonya Helen menyadarinya kau akan dimarahi lagi" ucap Sandra pelan
"Aku hanya lelah saja" sahut Ara seraya memperhatikan pantulan dirinya pada cermin dihadapannya.
Sejujurnya saat ini ia ingin mengeluh, biasanya ia tidak pernah merasa seterpuruk ini, namun entah kenapa sejak wanita penagih hutang itu datang dan terus menerus menakannya, meminta uang cicilan itu dengan jangka waktu yang dekat, membuat pikirannya kacau.
Ya Tuhan, dari mana lagi aku harus mendapatkan uang itu?
Bahkan bekerja di tempat ini adalah cara mencari uang tercepat yang pernah Ara lakukan. Sialnya, semua belum juga cukup untuk wanita bertubuh gempal itu.
"Arabella" gadis itu memutar tubuhnya, menghadap sosok yang baru saja memanggilnya.
Sosok Nyonya Helen dengan balutan dress hitam menawan berdiri memegang ponselnya yang menjadi titik fokusnya saat ini, Ara sudah tahu, pasti ia sudah dipesan oleh pelanggannya.
Wanita itu melangkahkan tungkainya mendekati Ara "Bersiaplah, berdandan yang cantik, sepuluh menit lagi aku akan datang kembali" ucapnya melangkah meninggalkan ruang makeup tersebut.
Wanita tua itu benar-benar tepat waktu, ia datang kembali setelah sepuluh menit berlalu "Apa kau sudah siap?"
"Saya sudah siap Nyonya" sahut Ara memaksakan sedikit senyumnya.
Nyonya Helen menggelangkan kepalanya, merogoh tas miliknya lalu mengeluarkan sebuah botol kaca berukuran kecil, dan menyemprotkannya ke seluruh tubuh Ara, gadis itu hanya diam saja melihat perlakuan Nyonya Helen, ia tidak tahu kenapa Nyonya Helen harus melakukannya.
"Bagus! penampilanmu sudah oke, dengarkan aku gadis kecil, lakukan yang terbaik, maka kau akan mendapatkan banyak bonus" ucapnya seraya menepuk pelan pundak Ara.
Ara hanya terdiam menatap kepergian Nyonya Helen yang baru saja mengatakan kalimat yang tidak bisa ia mengerti.
Ia memutar kembali tubuhnya, menatap pantulan dirinya pada cermin, sepatu hak tinggi yang membungkus otot betisnya dan mengait sekeliling pergelangan kaki, gaun malam berpotongan rendah membuat belahan dadanya mengintip nakal, rambut hitam panjang yang terurai bebas, serta bibir yang sudah dipolesi dengan lipstik merah, Ara tidak tahu lagi bagaimana mendeskripsikan penampilannya yang sudah benar-benar gila ini.
...----------------...
Ara tengah duduk disofa hitam dalam sebuah ruangan VIP, sedari tadi sudah menunggu dengan cemas, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan kapan kiranya pelanggannya akan datang.
Sudah sekitar lima belas menit yang lalu ia berada disana, Nyonya Helen mengatakan bahwa pelanggannya belum datang dan Ara harus menunggunya disini.
Dalam hatinya meracau, degub jantungnya berpacu dengan cepat, mungkinkah karena belum pernah menunggu pelanggan sebelumnya? karena biasanya ia akan memasuki ruangan jika pelanggannya sudah ada dalam ruangan tersebut.
Hingga tiba saat pintu itu terbuka, ia menoleh dan seketika degub jantungnya berpacu lebih cepat seolah akan melompat keluar, saat mengetahui siapa pelanggan yang telah membuatnya menunggu.
Kedua maniknya tidak berhenti menatap pria yang berjalan dengan gagahnya, setelan jas berwarna gelap membalut tubuhnya, samar-samar dalam keredupan ia dapat melihat wajah tampan bak pangeran turun dari langit. Ya, ia tidak mematahkan fakta bahwa pria itu benar-benar tampan dan mempesona.
Samppai tidak menyadari bahwa pria itu sudah berada tepat dihadapannya, membuat tubuh gadis itu reflek berdiri, bahkan sampai lupa menyambut kedatangan pelanggannya itu.
"Se..selamat malam Tuan Daren, si..silahkan duduk" ucap Ara terbata, mencoba tersenyum diakhir kalimatnya, menggeser tubuhnya untuk memberi celah pelanggan yang sudah membuat kedua bossnya marah besar padanya.
Pria itu tidak membuang waktu, bergegas mendudukkan dirinya disofa lalu melepaskan jas abu-abu yang cukup tebal itu dan menyampirkannya ke sofa sebelum mencari posisi nyamannya. Daren mengernyitkan dahinya saat menatap Ara yang masih berdiri membeku dihadapannya.
"Hei gadis, kau baik-baik saja?" ucapnya dengan seringai diakhir kalimat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Molly
seksi
2023-08-22
0