Dia Datang

Lagi-lagi dipesan di ruang VIP, heran saja kenapa tidak langsung minum di ruang utama saja, pikirnya. Namun ia sudah mengerti, pria-pria hidung belang itu tahu dimana bisa mencari kesempatan.

"Uang datang, fighting" Sandra menepuk pundak Ara memberi semangat.

Ara berdiri lalu menghampiri Nyonya Helen, wanita itu menghela nafas panjang sebelum berbicara "Kenapa dress mu panjang sekali huh?" Ara sudah menduga, sejak wanita itu masuk ke ruangan, wajahnya sudah menandakan kalau ia sedang ingin marah-marah terus.

Sepanjang apa yang Nyonya Helen maksud? bahkan dress yang dikenakan Ara sudah terbilang pendek, jauh dari atas lutut. Wanita itu selalu mewajibkan semua pekerja diisana mengenakan dress yang super pendek, hingga saat mereka duduk, dress itu akan otomatis terangkat keatas, dan itu membuat Ara tidak nyaman.

"Semua dressku belum di cuci Nyonya Helen" jawabnya pelan

Wanita itu berdecak dan mengangkat kedua tangannya ke pinggang "Lain kali katakan jika kehabisan dress, aku akan memberinya untukmu, sekarang cepat pergi, pelangganmu menunggu" jelasnya seraya membuka pintu lebar untuk memberikan Ara jalan.

"Ara" ucap Nyonya Helen saat gadis itu baru akan melewati ambang pintu

"Namanya Tuan Daren, dia pelanggan penting, aku mengingatkanmu jangan buat masalah padanya, layani dia dengan baik" lanjutnya yang hanya dibalas anggukan oleh Ara.

Gadis itu berjalan menyusuri lorong menuju ruangan VIP 1, selama itulah ia merapalkan segala mantra agar tidak mendapatkan pelanggan yang akan menyulitkannya "Semoga kali ini pria yang waras" gumamnya

Bukan tanpa alasan, Ara beberapa kali mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya dari para pelanggan yang memesannya, karena seharusnya jika para pelanggan itu menginginkan yang lebih, mereka bisa memesan Arcadia, kenapa harus memesan Berxia? yang jelas-jelas mereka sudah tahu aturannya. Mungkin yang bisa mereka dapatkan dari seorang Berxia adalah mereka dan mata bajingannya bisa memandangi lekuk tubuhnya dengan pakaian yang minim.

Langkah gadis itu terhenti saat tiba di depan pintu yang bertuliskan VIP 1, sudah ada dua penjaga didepan pintu yang akan selalu siap siaga menjaganya. Dua pria bertubuh kekar yang akan melindungi Ara jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka menyambut Ara dengan menundukkan tubuhnya sedikit sebelum membukakakan pintu hitam di hadapannya.

"Selamat malam Nonna Ara" ucap salah satu pejaga yang sudah sangat tahu namanya, dengan cepat gadis itu membalas senyumannya sebelum memasuki ruangan tersebut.

Ruangan dengan pencahayaan redup, dinding yang didominasi warna merah, serta sofa yang besar dan beberapa minuman yang sudah ada di atas meja membuat tubuh gadis itu sedikit gugup.

Ara melangkah mendekati sofa yang membelakanginya, sofa hitam memanjang dan ia bisa melihat sesosok pria disana tengah duduk membelakanginya, Rambutnya hitam legam dan hanya sedikit terlihat pundak dan punggung atasnya yang memakai, jass hitam?

Pria itu bersandar santai pada sofa, tidak ada alunan musik yang biasanya terputar disetiap ruangan. Mungkin ia pria yang tidak menyukai kebisingan?

Langkah Ara melambat kala ia tiba di samping kanan sofa, gugup karena kesunyian yang menyelimuti ruangan itu, bahkan ia berfikir apakah pria itu menyadari kedatangannya atau tidak.

"Ah Arabela" nafasnya tercekat kala pria itu mengangkat wajahnya tiba-tiba sesaat Ara tiba dihadapannya dengan meja sebagai pembatas.

"Selamat malam Tuan Daren" Ara membungkukkan sedikit tubuhnya.

Pria itu hanya mengangguk sesaat, bahkan Ara tidak bisa melihat jelas wajah pria dihadapannya karena cahaya yang begitu redup.

"Silakan duduk, cantik"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!