"Ah aku tidak apa-apa"
Daren tersenyum kecil, ia mengendurkan dasi yang masih terlilit pada kerah kemejanya, lalu kedua tangannya membentang pada sandaran sofa "Kenapa kau masih berdiri? apa kau mau terus memandangi tubuhku? aku ingin minum, kau tahu kan?"
"Apa? i..iya" ucap Ara seraya bergegas mendudukkan dirinya
Sial!
Ara mengutuki dirinya sendiri, kenapa tubuhnya menjadi tegang saat berhadapan dengan sosok ini, sungguh aura yang begitu mengintimidasi.
Tangan gadis itu dengan cepat menuangkan minuman yang sudah tersedia dimeja, tidak tahu jenis apa lagi itu, yang jelas ia tahu kadar alkoholnya tinggi, sama seperti harganya.
"Silahkan Tuan" Ara memberikan gelas yang sudah terisi cairan alkohol itu pada Daren.
Pria itu dengan senang hati menerimanya, menelannya dengan sekali teguk, merasakan nikmatnya cairan yang mengalir di tenggorokannya, setelahnya ia memberikan gelas itu kembali pada Ara.
"Kau terlihat tidak seperti wanita yang pantas bekerja disini" Ara terdiam mendengar ucapan Daren
Well, Daren bukan yang pertama kali mengatakannya, sudah ada beberapa pria lain sebelumnya yang mengatakan hal demikian, Ara memang bukan wanita penghibur dalam club tersebut, hanya bekerja di tempat dimana para wanita penghibur bekerja.
"Rekanku banyak yang sepertiku Tuan, tidak pantas dalam segi apa yang kau maksud?"
Daren terkekeh pelan mendengarnya, Ara seolah tampak tidak menerima dengan fakta yang dikatakannya.
"Penampilanmu pantas, kau cantik dan seksi" seketika Ara menggeser tubuhnya menjauh dari pria yang mulai mendekatkan tubuhnya pada Ara.
"Tapi tingkahmu tidak pantas, kau kurang nakal" lanjut Daren yang membuat Ara sedikit terkejut.
Bisa-bisanya pria ini mengatakan hal kurang ajar itu padanya, demi apapun Ara sungguh ingin menarik rambut pria disampingnya.
"Itu tidak masalah Tuan Daren, karena aku bekerja sebagai Berxia bukan Arcadia" Ara tetap berusaha tersenyum, jangan sampai kedua bosnya marah lagi padanya karena memperlakukan pria ini dengan tidak baik.
"Ternyata kau pintar sekali, berikan aku minuman lagi" dengan cepat Ara memberikan gelas yang sudah terisi itu.
Selanjutnya hanya ada keheningan, Ara menunggu waktu berjalan dengan rasa bosan, sedangkan pelanggannya saat ini tengah memejamkan mata seraya bersandar nyaman pada punggung sofa, seolah menenangkan dirinya dari apapun yang mengganggu pikirannya.
Ara sempat kesal karena pelanggannya malam ini adalah Daren, kenapa pria ini harus memesannya lagi? bukankah tempo hari pria itu mengatakan bahwa tidak puas dengan pelayanannya? kenapa tidak memesan Berxia yang lain?
"Kau butuh banyak uang, dan pekerjaan ini masih belum bisa membantumu bukan?" Kedua manik Ara membulat sempurna mendengar kalimat Daren.
Bagaimana dia bisa tahu?
"Ti..tidak, aku tidak begitu membutuhkan uang yang seperti kau katakan, Tuan" Ara menggeser kembali tubuhnya karena lagi-lagi pria itu mencoba mendekatinya.
Sial sekali, Ara bisa melihat kedua sudut bibir pria itu terangkat, menciptakan sebuah seringai meremehkan disana.
"Mendekatlah, aku bisa membantumu" tangannya menyentuh bahu Ara perlahan, membuat gadis itu sontak menepis tangan Daren.
"Ti..tidak perlu, aku tidak butuh bantuan" kini tubuhnya sudah berada diujung sofa, tepat disebelah lengan sofa, tidak ada lagi tempat untuknya bergeser.
Sementara Daren berhasil merapatkan tubuhnya hingga tubuh itu saling bersentuhan.
"Tuan, tolong jaga batasanmu! ini melanggar aturan, tolong menjauhlah!" tangan mungilnya dibawa menyentuh lengan Daren untuk mendorongnya dengan kuat.
"Aku bisa memberimu uang banyak hari ini, kau hanya perlu duduk disini" ucap Daren seraya menepuk pahanya sendiri.
Ara menggelengkan kepalanya, menolak keras tawaran Daren "Lepaskan tanganku, Tuan! jika kau bermaksud lebih, pesanlah seorang Arcadia, ku mohon lepaskan tanganku!" Ara menarik tangannya yang di cengkram kuat oleh Daren.
Ara berusaha sekuat tenaga menahan rasa takutnya, ia tidak boleh terlihat lemah sekarang, atau pria itu bisa berbuat apapun denga semakin mudah, ia harus bisa melawan.
"Dengar cantik, aku tidak akan berbuat lebih, duduklah"
"Aku tidak mau! kau bisa minta itu pada pelayan lainnya, jangan aku!" Ara semakin panik karena Daren masih tidak melepaskan tangannya walau sudah ditolak mentah-mentah.
Ada apa dengan pria tua ini? Tuhan...apa dia sudah gila?
"Aku hanya memintamu duduk disini, kenapa itu sangat sulit?" tangannya melepaskan tangan Ara dari cengkramannya, berusaha menyentuh wajah cantik gadis itu namun lagi-lagi ditepis oleh Ara.
"Tuan Daren, aku hanya menemani minum saja, carilah--"
Belum sempat Ara menyelesaikam kalimatnya, tubuhnya tiba-tiba terangkat dengan cepat, dan tanpa sadar ia kini sudah berada diatas pangkuan Daren yang sedari tadi ia hindari.
"Apa yang kau lakukan?!" pekiknya dengan emosi, berusaha membebaskan kedua tangannya yang dicengkram kuat oleh Daren.
"Dengarkan aku, aku akan memberimu uang sebanyak dua kali lipat dari gajimu, sekarang" bisiknya tepat dihadapan wajah Ara yang kini sudah bungkam
Gadis itu mulai melemaskan tubuhnya, ucapan Daren membuatnya hilang akal seketika.
Dua kali lipat gajiku?
Tidak ada suara yang terdengar, hanya suara detak jantungnya yang menggema begitu keras ditelinganya, Ara tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu.
"Sekarang dengarkan baik-baik, gerakkan pinggulmu seperti ini" perintahnya seolah sihir untuk Ara, kedua tangan Daren menggerakkan pinggul sang gadis maju dan mundur, menunjukkan cara melakukannya.
Saat kedua mata Ara membulat, terkejut dan tersadar, Daren melontarkan kembali kalimatnya untuk menahannya agar tetap pada posisinya.
"Dua kali lipat gajimu akan ku berikan hanya dengan melakukan ini, hanya ini"
Ara kembali terdiam, kalimat dua kali lipat itu terus terngiang-ngiang dalam pikirannya, membuatnya bimbang. Di sisi lain Daren menyeringai penuh kemenangan kala tahu Ara luluh akan tawarannya.
"Hanya gerakkan pinggulmu seperti ini, aku akan membayarmu malam ini juga, setuju?" kalimat terakhir yang Daren ucapkan mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Hingga akhirnya Ara mengangguk pelan, membuat Daren kembali menyeringai puas.
"Gadis pintar, gerakkan pinggulmu sekarang, tidak usah takut, aku tidak akan melakukan hal yang lebih" bisiknya tepat ditelinga sang gadis.
Ara menelan salivanya dengan susah payah, sejujurnya ia ragu dan takut, namun uang sebanyak itu hanya dalam satu malam sangat menggiurkan, ia bisa membayar hutangnya dengan cepat tanpa harus di ancam oleh wanita si penagih hutang.
Sampai akhirnya Ara menggerakkan pinggulnya perlahan seperti yang di contohkan Daren. Kedua tangannya tiba-tiba diangkat oleh pria itu, dibawa untuk melingkari lehernya.
"Lakukan dengan baik, gadis kecil" Daren melingkarkan kedua tangannya pada tubuh sang gadis, menariknya agar lebih merapat pada tubuhnya.
Daren mengakui, Ara cukup pandai walau baru saja di ajari, ia sangat menikmati gesekan demi gesekan yang terjadi dibawah sana, matanya terpejam sesekali merasakan sensasi yang ditimbulkan.
Tangannya tidak tahan lalu menarik keatas dress yang dikenakan Ara, agar bisa merasakan lebih lagi area sensitif yang hanya terbalut kain tipis.
"Tenanglah, aku hanya menariknya sedikit" Daren tidak lupa menenangkan Ara agar pinggulnya tidak berhenti bekerja.
Ditariknya tengkuk leher Ara, membawa gadis itu ke dalam pelukannya "Kau sangat pintar, Ah..lebih cepat" Daren seperti sudah akan sampai pada pelepasannya, sensasi yang timbul dari gesekan dibawah sana semakin memompa gairahnya.
Ara tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri, ia juga merasakan sesuatu atas gesekan yang diciptakan, rasa yang aneh namun nikmat, yang membuatnya tidak takut untuk terus melanjutkan, ditambah lagi dengan kedua tangan pria itu menekan pinggulnya, menahan tubuhnya, memaksanya untuk bergerak lebih cepat.
D*sahan dan erangan sudah lebih dulu keluar dari bibir Daren, terdengar tepat di telinga Ara, sedangkan gadis itu terus menahan d*sahannya, ia malu.
Semua terjadi begitu cepat, Ara tidak sadar bahwa pinggulnya terus bergerak semakin cepat, seolah bergerak karena keinginannya sendiri "Ah.." satu d*sahan itu akhirnya lolos dari bibirnya, membuat Daren kini menyeringai.
Keduanya hampir tiba pada pelepasannya, hanya Daren yang paham, sedangkan Ara tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya, panas dan rasa aneh akan sesuatu yang tidak ia pahami.
"AHH" tangan Daren mencengkram kuat pinggul sang gadis saat sampai pada pelepasannya, mengeluarkan cairan putih kental didalam celana, bahkan ia bisa merasakan celana gadis itu kini sudah sangat basah.
Daren menepuk punggung sang gadis, membuat gadis itu menarik kepalanya dari tengkuk leher Daren dan menarik tubuhnya menjauh. Menjatuhkan tubuhnya pada sofa tepat disamping Daren.
Ara menarik dressnya turun untuk kembali menutupi pahanya yang tereskpos, kemudian merapikam rambutnya yang sudah berantakan, menelan salivanya tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan.
"Aku suka pelayananmu malam ini, berapa nomer rekeningmu?" ucap Daren seraya menyentuh dagu gadis itu, kali ini tanpa di tepis.
Ara menyebutkan nomer rekening miliknya, lalu beberapa detik kemudian uang itu pun tiba di rekeningnya.
"Sudah, sampai jumpa lagi cantik" Daren beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruangan
"Astaga, kenapa dia keluar begitu saja? bagaimana dengaan celananya yang basah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Natasya482 💜💛
ngakak heh 🤣🤣🤣
2024-08-10
0
Molly
wkwkwk
2023-08-22
0
Molly
ku kira cupu ternyata suhu
2023-08-22
0