Disinilah aku sekarang, tepat di hadapan Tuan Ronald yang terhormat, teramat sangat ku hormati sampai-sampai aku ingin mencekik lehernya.
Tujuanku kemari bukan untuk uang, memang aku biasanya datang keruangannya hanya untuk meminjam uang, tapi kali ini bisa dibilang berbeda.
Dengan dia yang sedari tadi belum mengizinkanku berbicara, menyampaikan alasan apa yang membuatku kemari membuatku ingin marah saja. Dia malah sibuk membolak-balikan lembaran kertas yang entah apa isinya.
"Ah, aku lupa ada kau disini Arabella" ujarnya sesaat setelah mengangkat kepalanya menghadapku
Mudah sekali dia berkata seperti itu, seolah aku tidak masalah menunggunya disini selama lima belas menit tanpa diizinkan bicara.
"Ada yang bisa kubantu?" tanyanya dan aku sigap menganggukkan kepalaku, tentu saja aku kemari setiap minta bantuaan.
Raut wajah Tuang Ronald mencerminkan ia tidak heran, ia bahkan menaikan satu sudut bibirnya keatas.
"Kau butuh uang lagi?"
Sudah ku duga ia akan berfikir seperti itu. Aku tidak marah, karena faktanya memang seperti itu, namun kali ini aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban awal.
"Ini soal pekerjaanku, Tuan Ronald bolehkah aku meminta satu hal?" jujur saja aku tidak yakin dengan permintaan konyol ini, apalagi yang ku ajak bernegosiasi adalah bos besar yang sangat menyebalkan.
Ia mengangkat alisnya, menungguku melanjutkan ucapanku "Bisakah aku tidak dipesan lagi oleh Tuan Daren? bisakah aku--"
Ia melempar kasar lembaran-lembaran kertas itu ke meja kerjanya sendiri hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Nafasku tercekat, aku tidak mengerti kenapa ia melakukan itu sampai-sampai aku menghentikan kalimatku yang belum selesai ku ucapkan.
"Kau bilang apa tadi?"
Matanya menajam menatapku, seolah aku baru saja membuat kesalahan yang begitu fatal.
"So-soal aku tidak ingin dipesan oleh Tuan Daren, dengar bos aku memiliki alasan kuat, dia sering melanggar-"
"Kau tidak akan bisa meminta permintaan semacam itu, Ara!" pekiknya, memperbaiki jasnya dan berdiri mendorong kursi empuknya kebelakang.
Aku merasa kecewa, mengapa ia tidak mewujudkan keinginanku? padahal aku sudah beberapa kali meminta hal yang sama, saat beberapa pelanggan bersikap buruk padaku, hingga Tuan Ronald bisa menggaris bawahi para pelanggan itu agar tidak memesanku lagi, lalu ada apa sekarang? kenapa permintaanku kali ini sulit sekali baginya?
Dia memang senang membuatku merasa terpuruk, membuatku merasa kesulitan, namun yang ku tahu, ia selalu melindungiku dan pekerja lainnya yang memiliki hak-haknya dalam bekerja, sama seperti hak yang ku miliki.
Sedari awal aku memang tidak yakin, terlebih lagi karena orang yang ku maksud adalah Tuan Daren, aku merasa ada hubungan dekat antara keduanya, sampai-sampai ia begitu menghormatinya.
"Tuan, tolonglah. Aku tidak nyaman bertemu dengannya, tolong bantu aku lagi, masih banyak Armore lainnya yang bisa kau berikan untuknya, jangan aku Tuan" aku berlari kecil ke arahnya yang kini berada dibelakang pintu keluar kantornya, memohon lagi agar mengasihaniku, setidaknya agar ia luluh dan membantuku.
Tuan Ronald memutar tubuhnya menghadapku yang berada dibelakangnya, ia menggeleng menatapku, tatapannya menunjukkan sorot tidak suka dengan permohonanku ini.
"Aku tidak bisa lakukan itu Arabella, jika kau memang tidak ingin bertemu dengannya lagi, lebih baik kau mengundurkan diri" dengan kalimat terakhirnya, ia menghilang dari balik pintu hitam itu.
Lebih baik kau mengundurkan diri..
Airmataku menetes satu persatu, berubah seolah menjadi aliran air yang deras, tega sekali Tuan Ronald mengatakan itu padaku, dia pikir aku bisa dapat uang darimana kalau bukan karena bekerja disini?
Kalau saja aku tidak memiliki hutang-hutang yang harus ku bayar, aku pun tidak sudi bekerja disini. Mungkin aku memang harus memaksakan diriku sedikit lagi, aku harus harus bertahan sebentar lagi demi uang, semuanya memang selalu tentang uang dimataku, segalanya berubah hanya karena uang, uang yang bahkan tidak ku nikmati sepenuhnya.
Aku berjalan keluar dari ruangan Tuan Ronald, menundukkan kepala, tidak berani melihat orang-orang yang berlalu lalang disekitarku, karena saat ini aku sedang menangis.
Dan sekarang aku tidak bisa berhenti menangis, emosiku meluap-luap setelah mendengar kalimat Tuan Ronald yang begitu tajam. Terpaksa, sangat terpaksa aku harus berjalan ke arah ruanganku dengan menunduk, berharap tidak ada yang menyadari bahwa aku sedang menangis.
Aku merasa ruanganku letaknya semakin terasa jauh, ditambah dengan heels sialan yang membuatku tidak bisa berjalan dengan cepat.
Saat pikiranku berkecamuk, tiba-tiba tubuhku menghantam dinding yang begitu keras, membuat sakit tulang-tulang punggungku dan menimbulkan pekikan keras keluar dari mulutku.
Sosok di hadapanku menahan kedua tanganku disisi kepalanya, aku memperhatikan wajahnya yang begitu seram dan menakutkan. Terdapat beberapa bekas luka sayatan dibagian wajahnya yang berkulit gelap, matanya merah seperti sedang mabuk berat. Telapak tangannya terasa begitu kasar mencengkram pergelangan tanganku, deru nafasnya menghantam wajahku, dia bau alkohol.
"Hai manis, aku melihatmu di layar tadi, jauh lebih cantik ternyata"
Aku menarik nafasku dalam-dalam, berusaha untuk tetap tenang, sialan! siapa juga yang akan tenang jika dihadapkan dengan situasi ini!
Dia bahkan melihatku menangis, tangannya ikut serta bergerak menyentuh pipiku.
"Tu-tuan kau bisa memesan Arcadia, ak-aku adalah Armore, kau tidak bisa menyentuhku" aku sudah tidak tahu lagi harus menjelaskan dengan cara apa agar si tua bangka ini mengerti.
Ia menatapku tajam, tidak terima dengan ucapanku "Kalau ada kau, kenapa harus cari yang lan?"
Sudah ku duga! dia tidak akan mengerti.
Aku bukan jal*ng! aku bukan wanita yang menjual tubuhku untuk setiap pria yang datang!
"T...tuan..tolong..tolong lepaskan aku..aku ti..tidak bisa.."
Aku menoleh sekitar, berharap ada seseorang yang segera lewat dan melihatku yang membutuhkan pertolongan. Tapi sayangnya pria dihadapanku ini semakin menggila dan bahkan hendak menciumku.
Aku mengalihkan wajahku menghindari wajahnya yang semakin mendekat, aku bersuaha melawan nya, berusaha melepaskan cengkramannya pada tanganku, berusaha memberontak agar ia tidak bisa menyentuhku lebih jauh.
"TOLONG!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
kavena ayunda
cwek bodoh pergi jauh bodo amat ama hutang toh ortumu yg hutang biar di tagih sana di neraka
2023-08-15
1
Riri_awrite
up lagi ya thor 😅
2023-07-30
0