Ini hanya untuk sementara waktu, dan kedepannya aku harus bisa mendapatkan pekerjaan yang lain. Bathin Vivi bermonolog.
"Hey...kenapa malah melamun?" tanya Reihan yang sontak mengagetkannya.
"E..engga ko mas, cuma itu asyik aja dengerin para ladies nyanyi." saut Vivi.
"Kamu terlihat banyak sekali beban Vero? Kenapa?? Ada yang bisa aku bantu?" timpa Reihan.
Karena musik yang keras diruangan karaoke itu, jika berbicara harus agak sedikit keras kalau tidak berbicaranya harus dengan jarak yang dekat, tepatnya berbicara ditelinga kita langsung agar suara kita bisa terdengar olah lawan bicara kita.
"Hanya masih gugup aja mas, pengalaman pertama!" jawab Vivi kaku.
"Dibikin santai aja Ver, enjoy aja, nikmati malam ini, ok!" saut Reihan yang tangannya berada di paha Vivi.
Vivi merasa sangat amat canggung, demi uang dia sampai rela dipegang pegang oleh laki laki lain yang bukan suaminya sendiri. Apalah daya takdir membawanya kepada keadaan yang seperti ini.
"Kamu sudah menikah?" tanya Reihan.
" Sudah mas," jawab Vivi yang merasa malu dan canggung.
Dia pasti berpikir aku sama seperti ladies yang lainnya, sudah menikah tapi mau jadi pemandu lagu, mau dipegang pegang oleh lelaki lain, sama sama murahan, bathin Vivi
Semakin dipikirkan semakin strees keadaan Vivi, diapun menghabiskan minuman yang dipesankan oleh Reihan tadi. Dan membuat Reihan tersenyum smirk, lalu dia memesan kembali minuman yang sama kepada waiters.
Pantas saja dia seperti wanita yang canggung sekali saat aku sentuh, rupanya dia sudah bersuami, ah tapi memang wanita yang sudah bersuami akan lebih berkesan dan lebih menggoda daripada wanita yang sudah menjadi janda, sepertinya aku mulai suka dengan PL yang satu ini, dia berbeda dengan PL lainnya yang mudah sekali aku sentuh, bathin Reihan bermonolog.
Reihan adalah seorang pria dewasa yang mapan, dia juga seorang Cassanova yang memang sudah lama menjadi tamu Reguler di tempat itu, terkadang dia jadi rebutan para ladies yang sudah pernah dibokingnya, akan tetapi Reihan tidak mau dengan ladies yang sama setiap kali dia berkunjung ke tempat karaoke di tempat Vivi bekerja sekarang, dia pasti akan memilih ladies yang berbeda setiap kali dia berkunjung.
"Ayo kamu nyanyi lagi, males aku denger mereka daritadi cuma bisanya lagu dangdut!" ucap Reihan pada Vivi yang memang tidak suka lagu dangdut.
"Mas nya mau aku nyanyiin lagu apa?" tanya Vivi.
"Apa aja terserah kamu!" saut Reihan.
"Apa dong request!" tanya Vivi bingung harus nyanyi apa.
"Lagunya Judika bisa?"
"Bisa, mau yang mana?"
"Mama papa larang aja!"
"Ok!"
Vivipun menyanyikan lagu dari Judika yang berjudul "Mama Papa Larang" seperti ini lirik lagunya :
Separuh nafasku ku hembuskan untuk cintaku
Biar rinduku sampai kepada bidadariku
Kamu segalanya tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak ku tetap cinta kamu
Biar mamamu tak suka papamu juga melarang
Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap ku katakan ku cinta dirimu oh
Karena kamu bintang di hatiku
Takkan ada yang lain mampu goyahkan rasa cintaku padamu
Kamu segalanya tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak ku tetap cinta kamu
Biar mamamu tak suka papamu juga melarang
Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap ku katakan ku cinta dirimu oh
Sudah jangan kau usik lagi
Cinta yang tertanam di hati akan ku bawa sampai mati.....
Kamu segalanya tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak ku tetap cinta kamu
Biar mamamu tak suka papamu juga melarang
Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap ku katakan ku cinta dirimu oh dirimu...
Vivi menyayikan lagu itu dengan penuh penghayatan, sampai sampai orang orang yang berada diruangan itu terdiam sejenak dari aktifitas mereka dan fokus mendengarkan lagu yang Vivi bawakan, suara yang merdu, apalagi saat Vivi membawakan nada overtune dibagian lirik "Biar mamamu tak suka..papamu juga melaranggggg...........walau dunia menolak ku tak takut...tetap kukatakan kucinta padamu...." semua orang langsung bertepuk tangan mendengar suara tingginya Vivi, ada yang bersorak, ada juga yang bersiul.
Para tamu yang berada diruangan tersebut kembali memuji Vivi termasuk para ladies yang tadinya julid, Sarahpun ikut mengagumi suara Vivi yang memang sangat indah dan enak didengar. Sarah yang tadinya dia jutek perlahan mulai mendekati Vivi, juga para ladies yang lainnya perlahan mulai mau mengobrol bersama Vivi di ruangan tersebut.
Setelah Vivi menyelesaikan lagunya, kembali Reihan memintanya menghabiskan minuman yang telah dia pesan tadi, untuk yang kedua kalinya. Vivipun tidak segan untuk meminumnya kembali karena rasa kering ditenggorokannya seusai bernyanyi.
"Mas Kenapa rasanya kepalaku agak pusing ya?" tanya Vivi pada Reihan disampingnya.
"Iya, itu efek minuman yang kamu minum Vero!" jawab Reihan.
"Oh gitu, kaya kleyengan gitu? Tapi aku tidak akan kehilangan kesadaranku kan? timpa Vivi yang membuat Reihan menjadi tersenyum.
"Ya enggalah, kamu hanya minum alkohol sedikit, mana mungkin kamu akan kehilangan kesadaran!" saut Reihan menjelaskan.
Semakin lama semakin panas saja suasana di dalam ruangan itu, orang orang didalamnya ada yang sudah mulai mabuk, dari lagu pop, beralih ke dangdut, berjoget ria para tamu ditemani pemandu lagu mereka masing masing.
Ada juga yang sudah mulai bermesraan di ruangan tersebut, membuat Vivi heran dibuatnya.
Apa semua pemandu lagu seperti itu? bathinnya saat melihat sepasang tamu dan juga ladiesnya sedang bermesraan menyatukan bibir mereka di sofa ruangan itu.
Dari lagu dangdut, mereka beralih ke music Dj karena sudah mulai merasa malas dan capek untuk bernyanyi. Akhirnya para tamu dan ladiespun menikmati dentuman music sambil berjoget.
Tak terkecuali Reihan, dia juga sudah menghabiskan setengah botol dari minuman yang tersedia di depannya. Karena saat itu dia mengajak kelima temannya bersamanya alhasil dia yang memesan minuman dan makanan yang ada ditempat karauke itu. Enam orang laki laki dan enam orang ladies, maka Reihan memesan Lima botol minuman beralkohol dengan merk yang ternama, makanan pendamping seperti Friedfries, onion ring, dan tachos, juga minuman lain seperti softdrink, dan yang pastinya rokok, karena setiap pemandu lagu pasti memesan satu bungkus rokok perorangnya. Yang pasti mungkin dia akan menghabiskan belasan juta untuk satu malam saja.
Karena sudah mulai mabuk Reihanpun tak segan lagi untuk menyentuh Vivi. Saat Reihan ingin mencumbunya Vivi dengan segera memalingkan wajah Reihan.
"Maaf mas, tapi aku sudah bersuami!" saut Vivi ramah.
Untung saja Reihan masih bisa mengendalikan emosinya, Reihan yang tidak pernah ditolak wanita sebelumnya apalagi seorang pemandu lagu yang biasanya berebut ingin bersamanya, kali ini ditolak mentah mentah oleh seorang pemandu lagu.
Hah, wanita ini benar benar membuatku penasaran, baiklah untuk saat ini tidak apa kamu menolaku, tapi pertemuan kita yang selanjutnya akan berbeda. Bathin Reihan bermonolog.
Bersambung....
Hai reader..terima kasih sudah mau menemani aku berkarya sampai di titik ini.
Jangan lupa like dan coment ya ya, juga hadiahnya biar aku tetap semangat melanjutkan kisah Vivi dan Dicky ini!!!
Love you...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments