Wajah Dicky kusut, dia hanya memutar mutar chanell televisinya tanpa menontonnya, karena dia sangat khawatir dan gelisah kenapa Vivi belum pulang selarut ini. Dicky sudah mencoba menghubungi ponsel Vivi berkali kali, tapi tetap tidak aktif.
Apa yang terjadi dengan Vivi sampai selarut ini masih belum pulang, mudah mudahan tidak terjadi apa apa padanya, bathin Dicky
Dicky berusaha memejamkan matanya untuk tidur, untuk tidak memperdulikan Vivi, akan tetapi tidak berhasil, dia terus dalam kegelisahannya dan kekhawatirannya.
Dicky sudah beberapa kali masuk dan keluar kamar hanya sekedar untuk melihat ke arah ruang tamunya, siapa tahu saja Vivi sudah pulang, akan tetapi wanita yang ditunggunya tetap belum menampakan batang hidungnya. Dia merebahkan tubuhnya di sofa, hingga akhirnya dia lelah menunggu, dia pun terlelap di sofa ruang tamunya.
"Maafkan aku ky, aku tidak bisa lagi meneruskan hubungan ini, aku akan tetap memilih Yoga."
"Tolong pikirkan lagi, kita sudah lima tahun menjalin hubungan ini apa sebegitu cepatnya kamu melupakan aku, hingga memilih laki laki yang baru saja kamu kenal? "
"Tidak ky, aku sudah terlalu sakit, jadi tolong hormati keputusanku, kita akan tetap menjalin hubungan yang baik sebagai teman."
Wanita itu pun berlalu sambil bergandengan tangan dengan laki laki lain dan tak menghiraukan panggilan dari Dicky yang terus memanggil namanya..Vi..Vivi..
Tok tok tok..
"Assalamualaikum.., Mas Dicky..." Vivi yang baru saja tiba mengetuk pintu dari luar
Sontak membangunkan Dicky yang baru saja terlelap dari tidurnya.
"Ya ampun.." gerutu Dicky mengusap kasar wajahnya.
Sudah bertahun tahun lamanya tapi dia masih belum bisa melupakan kejadian itu, hari dimana Vivi memustuskan untuk tidak melanjutkan hubungan mereka dan lebih memilih bersama laki laki lain. Bahkan karena rasa sakit dan kecewa yang begitu dalam sampai saat inipun kejadian itu masih sering muncul lewat mimpinya.
"Ya, waalaikumsalam." saut Dicky ketus segera membukakan pintu dengan wajah khas bangun tidurnya.
Vivipun langsung mengulurkan tangannya hendak memberi salam pada suami nya, tapi segera ditepis oleh Dicky.
"Darimana saja kamu, dini hari baru pulang?" tanya Dicky heran, dengan raut kekesalannya.
"Maaf mas, aku kena musibah tadi." saut Vivi lirih.
"Kenapa, kamu kecelakaan, ada yang luka?" timpa Dicky seraya memperhatikan tubuh Vivi dari atas sampai bawah takut ada yang luka.
"Bukan Mas, tapi aku baru saja kena jambret orang tadi dijalan." saut Vivi lirih dan menundukan kepalanya.
"Plakkkk.." sebuah tamparan keraspun mendarat di pipi.
Seketika hancur hati Vivi dibuatnya. Betapa tidak, dengan dia sudah terkena musibah tadi bukannya menguatkan, suami yang seharusnya jadi pelipur lara dan menjadi pelindung untuknya malah menambah luka di hati dan di fisiknya juga. Vivipun tak kuasa menahan air matanya.
"Dasar kamu, seharusnya kamu bisa lebih hati hati lagi, bisa bisanya seteledor ini!!!" bentak Dicky yang kemudian berlalu ke kamarnya meninggalkan Vivi yang termangu sendiri di ruang tamu.
Dicky merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya sambil mengacak acak rambutnya yang tidak gatal, dia menyadari kalau dia sudah terlalu kasar terhadap Vivi.
Vivi kemudian segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, akan tetapi didalamnya Vivi hanya menatap dirinya di depan cermin, dengan pandangan yang kosong dan deraian air mata.
Apa yang saat ini sedang engkau rencanakan Ya Tuhan? bukannya kebahagian yang aku dapat, akan tetapi kehidupan ini tak berhenti membuatku mengeluarkan air mata. Padahal sebelumnya aku sudah sangat yakin Engkau menghadirkan dia untuk menyembuhkan luka hati ini, tapi sekarang bukannya kesembuhan yang aku rasa, tapi torehan luka ini malah seakan terbuka kembali dan malah terasa semakin dalam dari yang sebelumnya.
Apa aku menikahi laki laki yang salah? Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak mau menjadi gunjingan orang lain kalau harus sampai menjadi janda untuk kedua kalinya. Aku harus kuat, aku harus sabar, terus bersabar ,aku pasti kuat, aku yakin aku kuat....bathin Vivi yang menyemangati dirinya sendiri dan kemudian mengusap air matanya yang sudah daritadi mengalir deras.
Beberapa menit berlalu, Vivi segera keluar dari kamar mandinya setelah selesai membersihkan dirinya, dia langsung merebahkan dirinya di ranjangnya membelakangi Dicky yang sedang berbaring.
Tanpa diduga Dicky memeluknya erat dari belakang, dan berbisik ke telinganya "maafkan aku....aku sudah sangat kasar padamu," lirihnya pada Vivi lembut.
Vivi yang sudah berhenti menangis seketika dia membalikan tubuhnya menghadap Dicky, dia terharu mendengar kata maaf dari Dicky dan dia pun kembali menangis tersedu di pelukan Dicky.
Dickypun mengusap air mata, dan mengecup kening dan pipinya, lalu dia mengecup bibir Vivi dengan lembut.
Semakin lama kecupan lembut itu semakin hangat, dan berubah menjadi kecupan yang sangat indah, yang membuat kedua suami isteri itupun terlena dengan suasana di tubuh mereka yang tidak bisa dijelaskan dengan kata kata.
Desiran dan sengatan di tubuh mereka perlahan mulai menanjak dan menginginkan sesuatu yang lebih. Mata merekapun telah berubah menjadi sayu.
"Mas.." keluarlah suara lembut dan manja Vivi saat Dicky mulai mengecup leher jenjangnya.
Kedua tangan Dicky sudah berjelajah ke seluruh bagian tubuh Vivi membuat rasa yang tak tertahankan, dan membuat rasa bagaikan tersetrum di sekujur tubuhnya.
Suara suara lembut Vivi membuat nafas Dicky semakin cepat, diapun dengan segera memeluk wanita didepannya tanpa ampun seakan ingin menghabiskan makanannya yang ada didepannya.
Suara suara lembut itu keluar dari bibir Vivi. Sontak Vivi melentingkan bagian tubuhnya kebelakang dan mengalungkan tangannya ke leher Dicky dengan perasaan yang luar biasa hebat Vivi ketika dia sampai putihnya untuk yang pertama, dan Dickypun dibuatnya menyeringai puas.
Nafas mereka mulai menderu seiring kegiatan yang mereka lakukan dan segera Dicky mulai permainannya menundukan wajahnya kepada isteri yang sudah berada dalam kukungannya dan mulai menghentakan pinggulnya secara perlahan. "Sayangg.."
Subuh itu menjadi saksi mereka melangsungkan kegiatan indah nya di kamarnya. Dihiasi suara suara yang mengesankan untuk kedua insan itu.
Empatpuluh lima menit permainan mereka berlangsung dan terdengarlah suara indah mereka saat Dicky mulai mempercepat hentakannya dan bersamaan menjadi satu di hentakan terakhirnya, begitupun dengan Vivi yang langsung menyambutnya dengan senang hati.
Selesai membersihkan diri mereka kemudian membaringkan tubuhnya yang sudah lelah dan letih karena kegiatannya, dan yang pasti karena mereka juga belum tidur semalaman.
Dengan rasa bahagia yang Vivi rasakan kali ini karena Dicky yang meminta maaf setrlah dia melakukan kesalahan dia kemudian berdoa semoga rasa ini akan selamanya, dan laki laki yang telah terlelap dihadapannya kini menjadi suami yang pantas dia cintai yang akan dia banggakan pada keluarga dan pada dunia.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mamah Ayung888
karakter Vivinya dibuat begitu lemah.. padahal kalau suami kasar mah tinggalin aja thorr ganti lagi aama yang laen...
2023-09-10
0
bianca
Vivinya terlalu lembut ya..baru segitu aja Uda dimaafin ...huuhh..makin penasaran aja sama alurnya?
2023-08-01
0
Cleopatra
Puas banget!
2023-07-31
0