Seminggu berlalu setelah pertemuannya dengan ibu mertuanya, mama Viona. Vivi mulai cemas karena dia tidak kunjung mendapat panggilan pekerjaan.
Uang yang diberikan Ibupun sudah mulai menipis, mama Viona memang memberikanya uang waktu dia berpisah sesaat setelah makan makan malamnya di rumah Dicky setelah mereka pergi ke mall itu.
"Vivi ini kamu simpan ya, pasti kamu akan membutuhkannya, tapi tidak usah kamu beritahu Dicky, karena mama tau betul Dicky pasti menolak untuk mama berikan dia bantuan." ucap mama di dapur ketika mereka sedang membersihkan makanan bekas makan malamnya.
"Tapi ma, Vivi masih ada uang ko, mama ga usah khawatir." saut Vivi lirih.
"Tidak apa apa sayang, kamu pegang ya untuk simpanan kamu, kamu pasti membutuhkannya, mama tau Dicky tidak bekerja sekarang ini dan sudah menjadi tanggung jawab mama untuk memenuhi semua kebutuhan kamu." ucap mama mengusap lembut rambut Vivi.
"Baik ma, Vivi terima ya, terimakasih banyak ya ma." saut Vivi seraya memeluk mama mertuanya yang sangat pengertian itu.
Memang uang yang diberikan mama cukup untuk sebulan kedepan kebutuhan sehari harinya, tapi tetap saja Vivi tidak bisa bergantung terus menerus dari uang itu, karena cepat atau lambat pasti uang itu akan habis, makanya dia harus bisa bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhannya bersama suaminya sebelum suaminya itu mendapatkan pekerjaan.
Tiba tiba dia teringat akan nomer ponsel yang diberikan Gladies malam itu.
"Kalau kamu butuh sesuatu jangan lupa hubungi nomor itu, nomer ponsel aku ya!"
Vivipun kemudian mengambil secarik kertas yang dia simpan rapi waktu itu di laci meja riasnya, dan segera dia memasukan nomer ponsel Gladies ke kontak ponselnya.
Vivi langsung chatt di whatsapp nomer posel Gladies yang ternyata sedang online. Kemudian mereka saling balas chatt.
Hai Gladies, apa kabar ini aku Vivi
Hai beb, aku baik, udah lama dari pertemuan kita malam itu kamu baru chatt aku Vi, kamu apa kabarnya?
Syukurlah kalo kamu sehat sehat aja, aku baik Dies, iya maaf ya aku baru punya ponsel lagi.
Btw Dies, kamu ada info loker ga buat aku? Aku masih nganggur nih..
Untuk sekarang sih belum ada Vi, emang kamu belum coba ngelamar ke tempat lain?
Uda beberapa tempat aku datengin Dies, tapi masi belum ada yang nyangkut, masi belum ada panggilan.
Oh gitu, lagian kamu uda punya suami lagi, ngapain masi nyari kerja?hee..😆
Iya aku butuh uang, sementara suami aku juga ga kerja dan masi nyari nyari kerja, sementara kita kan harus makan sehari hari Dies..
Sementara dia menunggu balasan dari Gladies dia pergi dulu ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk suaminya yang entah pergi kemana sampai sore menjelang dia masih belum pulang.
Vivi tidak lagi bertanya habis darimana kepada suaminya, jika Dicky memang harus keluar rumah, karena perah sekali waktu Vivi bertanya kepada Dicky ketika dia baru pulang ke rumahnya larut malam.
"Mas, kamu habis darimana jam segini baru pulang?" tanya Vivi pada Dicky.
"Kenapa? Kamu keberatan kalau aku pulang larut malam? Karena aku ga kerja? Karena aku cuma numpang hidup sama kamu?" Dicky membentaknya kasar.
"Bukan gitu mas, aku cuma khawatir." saut Vivi pelan.
"Alah khawatir apanya, bilang aja kamu ga suka aku keluyuran kan, bukannya kerja!" timpa Dicky seraya membanting pintu kamarnya dengan kasar.
Sontak Vivi dibuat kaget karennya, dan setelah itu Vivi tidak lagi bertanya kepada Dicky soal hal itu, dia tidak mau dibentak lagi karena hal kecil pertanyaannya.
Tiba tiba ponsel Vivipun berbunyi notifikasi pesan whatapp, yang ternyata dari Gladies.
Vi sebelum kamu mendapat panggilan kerja mau ga kerja di tempat aku dulu?
Dimana itu? Kerja apa?
Masi si Bandung dan dan ga terlalu jauh dari rumah kamu ko.
Kalau mau kamu besok kerumahku ya, tapi kerjanya malem.
Ya uda aku coba dulu ngomongin ini sama mas Dicky ya, kalau diijinin nanti aku kabarin kamu lagi!
Ok deh Vi...
Thank you ya Dies..
Siap Sistehh...😘
Hari sudah menjelang malam, Dickypun pulang kerumahnya, dengan siaga Vivi menyiapkan minumnya dan tidak lupa mencium tangan suaminya itu.
"Mau langsung makan mas apa mau mandi?" tanya Vivi pada suaminya.
"Aku mau mandi dulu, abis itu makan." saut Dicky yang kemudian beranjak ke kamar mandi.
Vivipun menghangatkan masakan yang dia buat sore tadi, karena Dicky paling anti memakan makanan yang tersaji sudah dingin.
Beberapa menit berlalu Dicky keluar dari kamar mandinya, hanya dengan memakai celana boxer dia dengan segera menuju ke meja makan yang sudah tersaji nasi dan lauknya.
Vivipun meladieni suami nya makan seraya dia juga ikut makan disampingnya. Sebelum berbicara pada suaminya Vivi memastikan kalau Dicky sedang baik baik saja, karena jika dia sedang ada masalag diluar, obrolannya pasti hanya akan berakhir dengan pertengkaran.
"Mas, aku ada panggilan kerja besok, tapi ini disebuah cafe and bar, yang mengharuskan aku untuk bekerja dari malam sampai pagi, apa mas menginjinkannya?" Vivi mengawali pembicaraan dalam keheningan di meja makannya.
"Kamu boleh kerja apapun, asal jangan jadi kupu kupu malam saja!" celetuk Dicky yang membuat Vivi terdiam.
"Memang kamu jadi apa disana?" timpa Dicky
"Aku mendapat tawaran dibagian public relation mas, ini kesempatan bagus untuk aku mencoba hal baru." saut Vivi tersenyum padahal didalam hatinya dia juga masih belum tahu sebagai apa pekerjaannya.
"Ya sudah kamu coba saja dulu pekerjaannya, siapa tahu cocok sama kamu!" jawab Dicky mengiyakan.
Hahhhh...lega rasanya sudah mendapat ijin dari mas Dicky kalau besok aku akan kerumah Gladies untuk mengikutinya ketempat dia pernah bekerja dulu.
Setelah selesai makan, mereka duduk berdua diruang tv dan membicarakan obrolan yang hangat, karena menonton acara di salah satu station televisi tentang keajaiban dunia. Memang itu salah satu tontonan favorit Dicky, dan Vivipun hanya mengikutinya.
Setelah malam mulai larut dan Vivi sudah mulai mengantuk, Dicky menyuruh Vivi tidur duluan ke kamarnya. Vivipun mengikuti perintah Dicky, dan meninggalkan dia yang masih asyik menonton film aktor favoritenya Vin Diesel.
Dicky memang selalu melewati malamnya dengan acara menonton film di televisi, karena kebiasaannya tidur larut malam. Setelah acara filmnya selesai dia baru beranjak ke kamarnya, untuk kemudian tidur bersama isteri tercintanya itu.
Kebiasaannya diranjang sekarang setelah menikah yang mencadi candu baginya, memeluk isterinya dengan erat dari belakang, kemudian tertidur setelah puas melepaskan hasratnya sebagai seorang suami.
Vivi walaupun sudah mengantuk juga dia harus tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang isteri yang diberikan nafkah bathin dari suaminya. Dan itu Vivi lakukan dengan senang hati untuk ibadah juga untuk menambah keharmonisan rumah tangganya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments