Sekitar satu jam perjalanan dari cafe tempat Vivi interview, tibalah mereka di rumah kediaman mama Viona. Rumah yang berkonsep minimalis modern di sebuah komplek perumahan yang cukup mewah. Mama Viona adalah ibu dari Dicky, masih terlihat segar dan cantik, di usia nya yang menginjak 62 tahun.
Karena mama adalah seorang pengusaha toko kue, dia rajin sekali merawat wajah dan juga tubuhnya, dia rutin senam aerobik, dan ke salon untuk mempercantik dirinya, dengan penampilan yang glamour ala ala isteri sultan, mama Viona tidak terlihat tua diusianya sekarang.
Mama Viona hanya memiliki dua anak laki laki, Vicky Febriano Brata adalah kakak laki laki dari Dicky, bisnis ayahnya Bpk. Febriano Alexander Brata diturunkan padanya, karena Dicky yang terkesan urakan di depan orangtuanya, dan bukan anak yang selalu menurut pada orangtua. Apalagi ketika ayahnya menyuruhnya untuk bekerja di perusahaan miliknya, Dicky menolaknya, bagi Dicky dia ingin mandiri dan menjalani apa yang dia mau, tanpa tekanan dari orang tuanya.
Vicky sudah menikah dan mempunyai dua orang anak, dia satu satunya keluarga Dicky yang mengetahui asal usul Vivi, tapi dia tidak sedikitpun merasa keberatan akan hal itu, karena sebelumnya Vicky memang mengenal Vivi semenjak mereka berteman di sekolah menengah pertama.
Vicky juga tidak membicarakan hal itu kepada keluarganya, karena baginya itu urusan Dicky, bukan ranahnya untuk memberitahukannya pada siapapun termasuk pada isterinya sendiri. Vicky seorang kakak yang baik, dia bisa menerima kekurangan dan kelebihan adiknya yang memang keras kepala, memilih jalannya sendiri, selalu menolak bantuan orangtua, termasuk bantuan dari dia.
"Assalamualaikum ma.." sapa Vivi setibanya mereka dirumah yang indah itu.
"Waalaikumsalam..." jawab mama Viona seraya memeluk menantunya.
"Apa kabar kamu sayang?" tanya mama mengelus menantunya.
"Aku alhamdulillah baik ma." saut Vivi sambil mencium tangan ibu mertuanya.
"Mama kangen banget sama kamu, Vi, uda lama kita ga ketemu ya!" ucap mama Viona
"Iya ma, mamanya yang sibuk," jawab Vivi sambil tersenyum.
"Kamu ini harus mama suruh, baru ngajak Vivi kesini!!" ucap mama sambil menepuk pelan kepala anaknya, Dicky.
"Aduh, sakit ma!" ucap Dicky manja, padal engga sakit sama sekali.
Kemudian mereka duduk di sofa ruang tamu nya sambil menikmati beberapa camilan dan minuman yang disediakan bibik di meja.
"Vi, kamu ga pakai alat kontrasepsikan? Mama pengen cepet cepet dapet cucu dari Dicky!" tanya mama Viona.
"Engga ko ma, mama sabar aja ya, bantuin doa, insyaalloh kalau Alloh sudah ngasi kepercayaan pasti cepet cepet dikasi ma." ucap Vivi sambil tersenyum.
"Kalau gitu kamu temenin mama ke mall yu, mama sekalian mau nyalon dulu, besok soalnya ada arisan." ucap mama Viona terlihan sumeringah.
"Boleh kan Dicky mama ajak isteri kamu nemenin mama ke mall?" tanya mama pada Dicky.
"Boleh dong ma, sekalian Vivi refresh beberapa bulan ini dari pekerjaannya." jawab Dicky santai.
"Kamu sih aneh, punya isteri kok bukannya diajakin honeymoon malah kerja terus...!" gerutu mama.
Mama Viona memang tahu kalo Vivi bekerja, akan tetapi mereka berdua menutupi pekerjaan Vivi yang sebenarnya hanya sebagai seorang kasir di cafe, itu semua mereka lakukan karena kalau mama tau, pasti mama ikut campur, dan tidak memperbolehkan Vivi bekerja.
Vivi hanya menurut saja apa kata suaminya, jika suaminya bilang A, ya A, jika B ya harus B. Itu semua Vivi lakukan karena dia tidak mau ada perdebatan antara mereka berdua yang akan menyebabkan pertengkaran nantinya.
"Alahh..mamah ini ngapain juga honeymoon, cuma ngabisin dompet doank, dikamar juga masi sama gitu.." jawab Dicky nyengir kuda.
"Lagian emang kamu ga mau diajak honeymoon Vi?" tanya mama.
"Bukannya ga mau mah, aku juga setuju sama mas Dicky, sayang uangnya, mending ditabung aja buat persiapan nanti kalau kita punya anak." jawab Vivi ramah.
"Kamu ini solehah bener dah jadi isteri, mudah mudahan kalian cepet cepet dikasih momongan ya sayang." ucap mama sambil mengelus pundak Vivi.
"Amin..." mereka kompak mengaminkan ucapan mama Viona.
"Kamu ikut aja Ky!" ajak mama.
"Ah males aku nungguin wanita ke salon kan lama!" gerutu Dicky.
"Ya kamu kan bisa makan dulu atau main game gitu di mall biar ga bosen, atau kamu bisa baca buku di toko buku!" titah mama
"Ya uda deh aku temenin pergi ke mall ratu ratu ku ini!" ucap Dicky kemudian.
"Nah gitu donk!" timpa mama Viona dan Vivi bersamaan yang kemudian tertawa sumeringah.
Setelah pembicaraan itu akhirnya mereka bertiga pergi ke mall di kota mengendarai mobil honda jazz milik mama Viona. Jarak rumah ke mall lumayan cukup jauh jaraknya, belum lagi jalanan yang cukup macet.
Mama Vionapun memutuskan untuk berhenti di sebuah cafe pinggir jalan karena kebetulan belum makan siang.
"Ky kita makan dulu yu, mama laper nih." ucap mama Viona yang duduk desebelah Dicky.
"Mau makan dimana ma?" tanya Dicky yang masih fokus menyetir.
"Nah tuh di depan ada cafe, disitu aja gapapa, lagian masi jauh ke mall.
Dicky yang sedang menyetirpun kemudian memelankan kendaraannya dan segera menuju cafe yang ditunjukan ibunya.
Mereka bertiga kemudian turun dari mobilnya dan kemudian masuk ke dalam cefe tersebut, pelayan cafepun melayani mereka dengan ramah.
"Selamat siang bu, mba, mas ini buku menunya." sambut seorang waitres memberikan menu kepada mereka.
"Siang" jawab mereka kompak dan ramah.
"Menu specialnya apa mba disini?" tanya mama Viona kepada waitres tersebut.
"Kita punya "the dragon sausage bu, ada juga nasi goreng hitam dan steak wagyu." jawab waitres tersebut ramah.
"Ya sudah saya pesan dragon sausagenya satu sama steak wagyunya satu." saut mama Viona pada waitress itu.
"Kalian mau pesan apa?" tanya mama kemudian pada Vivi dan Dicky.
"Aku chicken cordon bleu aja." saut Dicky
"Aku samain aja kaya mas Dicky ma." timpa Vivi.
"Minumnya?" tanya mama Viona kemudian.
"Orange jus aja." saut Vivi.
"Aku mojito ya mba." saut Dicky.
"Saya es lemon tea aja ya mba." saut mama.
"Baik bu saya ulang pesanannya ya, satu dragon sausage, satu steak wagyu, dan dua chicken cordon bleu, untuk minumanya satu orange jus, satu es lemon tea, dan satu mojito." jelas waitrees itu.
"Maaf ibu untuk saus dan kematangan steaknya?" tanya waitress pada mama Viona.
"Blackpaper, medium rare ya mba." saut mama Viona.
"Baik Ibu, Mas, mba ditunggu pesannya ya." saut waitrees itu segera berlalu.
Beberapa menit berlalu, pesanan merekapun datang, dan merekapun dengan segera melahap hidangan yang ada dihadapannya.
Setelah selesai makan, mereka langsung melanjutkan perjalanan mereka ke mall yang dituju.
Sesampainya di mall mama Viona dan Vivi langsung memasuki salin yang ada di mall tersebut, sedangkan Dicky memutuskan untuk bermain ke game master.
"Tante Viona..."
Wanita yang sangat cantik dengan rambut yang di curly, hidung mancung dan badan yang ideal, dengan gaun selutut, menampakan tubuhnya yang sexy, memanggil mama Viona di salon tersebut.
Vivi tidak tahu dan dia tidak pernah melihat wanita tersebut sebelumnya.
Siapa wanita ini, sepertinya dia sangat akrab dengan mama Viona. Gumam Vivi di dalam hati.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
bianca
wah jangan jangan wanita cantik itu pelakor...teruskan Thor ceritanya!!!semangat..!!
2023-08-26
0