Tepat dihari ulang tahun baby kembar, baby Abrar sama sekali tidak memperlihatkan kemajuan pada kakinya. Bayi tampan itu hanya bisa duduk dan menggerakkan kakinya saja.
Ia juga bisa merangkak namun tidak bisa berdiri berpegangan pada meja atau sesuatu yang bisa menjadikan dirinya untuk berpijak. Beda dengan saudaranya baby Azira yang sudah bisa berjalan lancar ke sana ke mari.
Usai merayakan ulang tahun pertama baby kembarnya di rumah sakit, Alea yang sudah menyerah pada keadaan putranya yang sudah mengikuti beberapa terapi medis tidak juga menunjukkan hasil yang memuaskan.
Wanita cantik ini memutuskan untuk pulang ke apartemennya besok. Saat kedua bayinya itu tidur terlelap, ia menarik tangan Mark yang sedang menemani baby Azira.
"Aku ingin bicara denganmu di balkon!" ajak Alea yang tidak lagi memanggil tuan Mark dengan sebutan tuan tapi Mark saja. Begitu pula dengan Mark memanggil ibu si kembar ini dengan Alea saja.
"Ada apa?" tanya Mark dengan wajah datar.
"Aku sudah lelah bolak-balik ke rumah sakit ini hampir setengah tahun hidup bayi kembarku bergantung dengan peralatan medis dan obat-obatan di rumah sakit ini. Aku ingin membawa pulang bayi kembarku besok," ucap Alea.
"Apakah kamu sudah menyerah?" tanya tuan Mark sambil bersandar pada pagar balkon dengan tangan bersedekap.
"Lebih kepada tidak tega. Dan aku tidak ingin memaksakan kehendakku pada putraku. Sudah cukup mereka melalui semua tahapan ini. Aku ingin mereka belajar menerima apa yang sudah Tuhan tetapkan untuk hidup mereka," ucap Alea.
"Itu terserah padamu..! Itu hakmu dan aku hanya sebagai dokter di sini. Jadi, tidak ada yang perlu aku perdebatkan," santai Mark.
"Terimakasih. Hanya itu saja yang ingin aku sampaikan kepadamu. Aku mau istirahat," ucap Alea yang hendak berbalik namun tangannya diraih oleh tuan Mark hingga tubuh Alea kembali dalam pelukan pria tampan itu dengan postur tubuh tinggi besar itu.
"Apa yang kau lakukan...? Lepaskan aku..!" pinta Alea namun pinggangnya sudah dibelit erat oleh tangan kokoh itu.
"Kau sangat cantik malam ini Alea! dengan dress hitam ini hingga memperlihatkan garis tubuhmu yang sangat mempesona," puji Mark yang memperlihatkan bagaimana sisi lain dirinya yang merupakan seorang mafia dihadapan Alea bukan lagi sebagai seorang dokter lagi saat berduaan saja dengan Alea.
Tubuh Alea meremang saat tangan kekar Mark membelai bokong bulat nan padat miliknya dengan remasan lembut membuat Alea yang selama ini tidak pernah lagi mendapatkan sentuhan lelaki setelah menyandang status janda, merindukan sentuhan itu lagi.
Ia juga tidak munafik karena hatinya juga sudah terpaut pada Mark, hanya saja pria ini selalu mempermainkan perasaannya dan itu membuatnya tidak banyak berharap pada sang dokter mafia ini.
Mark mengangkat dagunya Alea yang masih tertunduk malu menyembunyikan wajahnya di dalam dada bidang Mark dengan nafas memburu. Alea mengikuti alur jemari Mark yang mendongakkan wajahnya untuk menatap pahatan sempurna itu.
Jantungnya tidak bisa lagi dikendalikan oleh ibu si kembar ini karena jarak wajah mereka hanya setipis kertas. Bibir keduanya hampir beradu hanya belum tahu siapa yang harus memulai duluan.
Alea memejamkan matanya, nampak pasrah namun tuan Mark lagi-lagi mengingat seseorang yang ingin ia singkirkan tapi sulit sekali baginya saat ini. Ia tidak ingin membuat Alea kecewa dengan perlakuannya tapi ia juga ingin merasakan bibir kenyal itu yang setiap saat menggodanya dengan senyuman lembut Alea padanya.
"Sudah malam...! Sebaiknya kamu tidur! Besok aku akan mengantar kalian pulang," ucap tuan Mark membuat wajah Alea merenggut kesal.
Alea membalikkan tubuhnya dan melangkah seperti biasa. Ia merasa sangat kacau saat ini. Mau marah atau kalau bisa ingin menyembunyikan dirinya untuk tidak terbuai lagi dengan perlakuan hangat Mark yang hanya bisa memberinya warna abu dalam hidupnya.
"Hubungan apa ini? Nggak jelas. Sama seperti orangnya yang nggak jelas. Dasar pria bunglon," batin Alea menjerit kesal.
Mark keluar dari kamar inap itu kembali ke ruang kerjanya. Ia mengusap wajahnya kasar karena hampir menodai kehormatan Alea. Walaupun itu hanya sebuah ciuman saja.
"Tidak... tidak... tidak..! Wanita itu sangat baik dan terhormat. Ia sudah banyak menderita karena keadaan bayi kembarnya. Cintaku hanya membuatnya banyak menangis," lirih Mark monolog.
"Aku hanya dipermainkan olehnya. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus menjaga jarak dengannya. Dia tidak serius memulai hubungan denganku. Aku akan membalasmu. Aduhh...! Aku jadi tidak bisa tidur gara-gara si bunglon itu," Alea terlihat gelisah hanya bisa bolak-balik di atas tempat tidurnya.
Tuan Mark tersenyum melihat layar CCTV di kamar inap yang ditempati Alea.
"Maafkan aku sayang karena sudah membuatmu tidak bisa tidur malam ini. Kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan setelah resmi menyandang nyonya Mark Antonio Luise," gumam Mark sambil meneguk wine.
...----------------...
Jakarta
Jika Alea berjuang demi kesembuhan bayi kembarnya, tidak dengan mantan ibu mertuanya yang masih saja eksis dengan teman-teman sosialitanya. Walaupun saat ini suaminya sudah duduk di atas kursi roda karena mengalami stroke hingga tidak bisa bicara dan hanya bisa berteriak tidak jelas.
Nyonya Tini masih dengan keangkuhan yang sama saat menghadiri acara khitanan cucu dari sahabatnya.
"Jeng Tini. Ngomong-ngomong bukankah saat itu mantan menantumu Alea sudah hamil? Kenapa bisa bercerai dan bagaimana dengan kondisi cucumu? Apakah mereka sehat?" cecar nyonya Tika membuat wajah nyonya Tini terkesima.
"Anak yang dikandung Alea bukan cucuku. Ternyata dia selingkuh dengan pria lain saat melakukan tugas di luar negeri. Itulah mengapa putraku Rama menceraikan Alea," fitnah nyonya Tini yang tidak mau mengaku kebenaran kondisi cucunya yang cacat dan penyakitan.
"Astaga...! Jadi rumor itu benar kalau menantumu Alea itu hamil dengan lelaki lain supaya tidak diceraikan oleh putramu Rama?" tanya nyonya Veni.
"Yah begitulah. Itulah sebabnya suamiku setress berat hingga mengalami stroke Karena merasa sangat malu mengetahui kebenaran itu dari putraku. Cucu yang kami harapkan ternyata benih lelaki lain," ucap nyonya Tini sedih hanya untuk mengundang empati dari teman-teman sosialitanya.
"Kenapa tidak diadukan saja ke kantornya supaya dia di pecat karena mempermalukan departemennya. Dasar wanita liar...!" umpat nyonya Tika.
"Jangan asal lapor kalau tidak berdasarkan fakta. Kalau mau lapor itu harus ada bukti dari sumber yang terpercaya. Apalagi Alea itu seorang diplomat Indonesia yang sudah menjadi kebanggaan negara ini. Mau masuk penjara kalau di tuntut balik sama Alea?" sergah nyonya Bella yang putrinya sahabat baik dengan Alea.
"Oh, jadi mentang-mentang putrimu sahabat dekat dengan Alea hingga kamu ikut membela si pelakor itu?" omel nyonya Veni.
"Emang kalian tidak tahu? justru putranya nyonya Tini yang telah berselingkuh di saat istrinya sedang hamil anak kandung mereka. Hanya karena anak yang dikandungnya cacat membuat Rama tidak menerima anaknya itu dan dengan tega menceraikan istrinya begitu saja," ucap nyonya Bella menohok. Ia tidak kuat lagi mendengar fitnah kejam yang dilancarkan oleh nyonya Tini pada Alea yang malang.
"Apa benar seperti itu jeng Tini?" tanya nyonya Veni dan nyonya Tika yang menjadi kesal dengan tindakan nyonya Tini pada menantunya Alea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
KaylaKesya
nyonya Bella hebat
2023-12-25
2
KaylaKesya
ratu acting...👏 daebak🤣
2023-12-25
0
Alanna Th
kurma aq mau, zuka . . , kalo karma dih amit" 😱😂🤣🤣👍
2023-09-17
1