Usia kandungan Alea sudah berjalan tiga bulan. Gadis ini tetap melakukan tugasnya sebagai diplomat luar negeri. Saat menerima tugas dari bosnya untuk dinas ke luar negeri, Alea terlihat lebih bersemangat.
Dengan begitu ia merasa bisa bebas dari neraka jahanam itu. Di tambah lagi sifat suaminya yang tidak jelas padanya membuat Alea mencari kenyamanannya sendiri saat ini. Di tempat tidur keduanya kini berada.
"Aku minta ijin. Besok aku mau ke luar negeri!" pinta Alea pada Rama, saat mereka ingin tidur.
"Ke negara mana?" tanya Rama.
"Brunai Darussalam," sahut Alea.
"kamu yakin tidak apa, berangkat dinas ke luar dalam keadaan hamil seperti ini?" tanya Rama.
"Kalau masih dinas di negara tetangga, bagiku tidak masalah. Lagian kandunganku sudah berusia 3 bulan jadi sudah kuat untuk dinas jauh dengan menggunakan pesawat," ucap Alea yang sudah tiga bulan ini tidak menerima dinas ke luar negeri.
"Baiklah. Asalkan kamu hati-hati, aku tidak masalah. Sekarang tidurlah supaya bisa bangun lebih segar dan berangkat ke luar negeri dengan penuh semangat! Berapa hari kamu perginya?" tanya Rama sambil memiringkan tubuhnya menghadap istrinya.
"Sepekan," sahut Alea.
"Kabari aku kalau sudah tiba di bandara Brunei," ucap Rama lalu mencium kening istrinya.
Alea merasa keanehan pada suaminya. Sejak mengetahui dirinya hamil, pria tampan itu tidak pernah lagi menyentuhnya. Alea masih berpikir positif tidak ingin menduga hal yang macam-macam pada Rama. Ia akhirnya memilih untuk tidur.
Namun sejam kemudian ia masih sempat mendengar ponsel suaminya berbunyi. Rama segera mengangkat panggilan itu dan keluar kamar menuju balkon kamar mereka.
"Mengapa menghubungi aku jam segini? Kalau ketahuan nanti bagaimana?" omel Rama pada seseorang yang ada di seberang sana.
"Apakah kamu ingin bercinta dengan wanita hamil itu dan tidak ingin bertemu denganku lagi?" omel seorang wanita itu.
"Kita baru mulai hubungan ini dan aku tidak ingin menyentuhmu. Aku masih mencintai istriku. Aku tidak mungkin meninggalkan dia disaat dia sedang hamil anak kami," ucap Rama.
"Bukankah kamu tidak pernah lagi menyentuhnya karena takut dia keguguran?" tanya wanita itu.
"Aku tidak mau ambil resiko kehilangan bayi kembarku. Tidak apa aku harus menahan diriku untuk tidak menyalurkan birahiku," ucap Rama.
"Aku siap melayanimu jika kamu mau Rama," ucap wanita itu nekat.
"Sorry. Aku hanya menjadikan kamu sebagai tempatku untuk berbagi kesedihanku bukan berbagi kenikmatan karena aku masih mencintai Istriku," ucap Rama lalu mematikan ponselnya.
"Telepon dari siapa, Rama?" tanya Alea yang sudah berdiri dibalik punggung suaminya.
Rama tersentak namun sejurus kemudian mampu mengendalikan perasaannya.
"Sorry. Dari klienku. Kenapa kamu bangun, sayang? Harusnya kamu tidur buat dinas ke luar negeri besok," bujuk Rama sambil mengiring Alea ke tempat tidur lagi.
Keduanya kembali ke tempat tidur untuk tidur lagi. Alea yang tidak curiga apapun pada suaminya memilih untuk kembali tidur. Sementara di tempat lain seorang wanita tampak meradang karena ia belum berhasil membawa Rama ke ranjangnya.
"Kita lihat saja nanti Rama..! Pria normal mana yang kuat menahan birahinya, jika terlalu lama membiarkan pusaka kesayangannya menganggur dalam waktu yang lama," ucap wanita itu menyeringai licik.
Tiba di bandara Soekarno-Hatta, Rama memeluk istrinya cukup lama baru melepaskan kepergian Alea dan dua orang temannya menuju ruang tunggu pesawat.
"Jaga dirimu dan anak kita, sayang! Kalau ada apa-apa, tolong hubungi aku!" pinta Rama diangguki Alea yang mencium tangan suaminya sebagai bentuk pamitnya.
Alea melambaikan tangannya pada suaminya lalu berjalan menuju ruang tunggu di mana pesawat mereka berada. Tidak lama mereka sudah dipanggil menuju ke dalam pesawat.
Pesawat itu terbang meninggalkan Indonesia menuju negara Brunei Darussalam.
...----------------...
Beberapa organisasi yang hadir di forum internasional itu telah berkumpul di ruang meeting sebelum negosiasi membahas perekonomian dunia. Hanya delegasi dari Indonesia yang belum datang membuat mereka akhirnya menunggu.
Sebenarnya kedua temannya Alea yaitu pak Indra dan pak Deni sudah lebih dulu datang ke tempat itu. Hanya saja mereka masih menunggu Alea yang masih mengalami mual di pagi hari yang membuat wanita itu sedikit telat.
Di dalam lift, Alea nampak bersandar sambil memejamkan matanya. Ada seorang pria yang sedang serius mengetik sesuatu diponsel nya hingga tidak menyadari adanya Alea disisinya.
Menyadari ada seorang wanita disampingnya yang terlihat kurang sehat, pria tampan itu menegurnya.
"Apakah anda baik-baik saja, nona?" tanya pria yang berusia 30 tahun itu melihat wajah Alea nampak berkeringat dan sedikit pucat.
Alea membuka matanya sambil memegang dinding lift itu agar tidak jatuh. Melihat keadaan Alea, pria tampan itu tidak tega dan langsung merangkul pundak Alea.
"Kamu mau ke mana? Biar aku yang mengantarmu," tanya pria tampan itu.
"Aku mau ke ruang meeting hotel ini. Ada pertemuan kenegaraan di sana. Tolong antarkan aku ke sana tuan!" pinta Alea lirih.
"Aku juga mau ke ruang meeting itu. Baiklah. Kita bareng ke sananya!"
Pria itu berjalan sambil merangkul pundak Alea saat keluar dari lift. Dua orang penerima tamu yang bertugas jaga di depan menanyakan Alea dan pria itu.
"Utusan dari negara mana?" tanya salah satu panitia itu.
"Indonesia," ujar Alea
"Uni Emirat Arab," ujar pria tampan itu.
Keduanya diberi tanda pengenal sebagai anggota delegasi perwakilan negaranya masing-masing.
"Aku mau ke toilet dulu, tuan. Anda masuklah duluan!" pinta Alea.
"Apakah mau aku antar?" tanya pria itu.
"Tidak usah. Aku sudah baikan sekarang. Aku hanya merasa mual dan ingin muntah," ucap wanita yang berusia 25 tahun itu.
"Baiklah. Kamu harus hati-hati, nona!"
"Terimakasih tuan sudah menolongku. Sampai jumpa lagi di dalam room meeting!" ucap Alea berlalu pergi menuju toilet yang berada di samping ruang pertemuan itu.
Usai memuntahkan lagi isi perutnya, Alea baru merasa sangat lega. Ia mengoles pelipis dan tengkuknya dengan minyak kayu putih dan tidak lupa diperutnya. Alea merapikan lagi riasannya dan mengoles lipstik berwarna coklat muda untuk mempertegas kecantikannya.
Langkah Alea terlihat anggun memasuki ruang pertemuan itu.Pria tampan yang menolongnya tadi nampak heran melihat perubahan Alea yang tidak seperti orang sakit karena tadi wanita itu terlihat sangat pucat dan lemah.
Dan sekarang terlihat lebih energik dan sangat cantik.
Belum saja Alea duduk, namanya sudah dipanggil oleh panitia forum internasional itu untuk bicara.
"Silahkan untuk delegasi dari Indonesia yang akan menyampaikan diplomasinya yaitu Alea Mahesa Putri!" sebut Mr. Abbas sebagai tuan rumah negara Brunai Darussalam.
Alea mendekatkan mikroponnya lalu mulai menyampaikan misinya yang diawali ucapan salam sebagai muslim.
"Perindustrian RI, perlunya pasar domestik untuk diperkuat dan dijamin oleh pemerintah dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya perdagangan bebas yang menghasilkan persaingan yang cukup tinggi, sehingga serangkaian kebijakan yang berorientasi pada penjaminan produk dan pengusaha dalam negeri dinilai menjadi penting,"
jelas Alea secara lebih rinci dan spesifik untuk meminta negara lain mengurangi investasi perdagangan yang makin marak di Indonesia terutama pasar kuliner berupa makanan dan minuman dari negara asing sehingga kuliner makanan Indonesia mulai tersisihkan karena tergerus oleh jaman.
Penyampaian diplomasi yang penuh kritikan pada negara asing membuat pria tampan yang tadi menolong Alea nampak kagum pada Alea dengan kritikannya yang tajam.
"Ternyata Anda sangat hebat nona. Sangat cerdas dalam membela kepentingan negara anda. Apakah dia sudah punya kekasih atau suami?" batin pria tampan itu yang sangat mengagumi sosok seorang Alea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
guntur 1609
mngkn jodoh ale yg tertunda x
2023-10-21
2
Ratmi Asly
pacar tdk ada tp suami ada, tp sayangnya suaminya lg bermain hati....hufffffttt😔😔😔
2023-09-29
2
Uthie
Bagus dehh... calon kandidat pengganti yg tak kalah hebbat juga 👍😁
2023-08-27
2