Sejalannya waktu, si kembar sudah bisa bicara di usia mereka yang kini sudah menginjak 8 bulan lebih. Sampai saat ini si kembar belum menjalani operasi karena mereka harus melewati observasi terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan medis yang beresiko pada kematian.
Sesekali tuan Mark datang berkunjung untuk memeriksa keadaan si kembar untuk memastikan lagi kondisi si kembar guna menentukan jadwal operasi yang akan di siapkan mereka Minggu depan.
"Hai kesayangan daddy...!" sapa tuan Mark mengecup kening baby Abrar dan menggendong baby Azira.
"Hello daddy...!" kedua bocah itu mengecup pipi tuan Mark antara kanan dan kiri secara bersamaan.
"Sayang. Apa kabar kalian semua..!" tanya tuan Mark sambil melirik Alea yang hanya bisa menatap interaksi hangat antara dokter Mark dan bayi kembarnya.
"Ok..!" keduanya menunjukkan jempol mereka sambil tersenyum.
"Wow...! Kalian semangat sekali..!" ucap tuan Mark pada keduanya.
Tuan Mark melakukan beberapa pemeriksaan USG jantung( ECHO) pada baby Azira. Dan sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan pada kaki baby Abrar di ruang MMR saat Alea bekerja.
Ketika sedang menunggu gilirannya diperiksa oleh dokter Mark, baby Abrar membaca sederetan tulisan yang tertera di bawah layar monitor. Karena sedang duduk di samping ibunya, baby Abrar membaca dengan lantang sebisanya dengan suara putus-putus.
"Measure, patient, review, alarm, setting," itu yang dibaca oleh baby Abrar saat tangan kirinya di pasang alat tensi yang tersambung ke layar monitor untuk mengukur tekanan darah, saturasi dan lainnya.
Tuan Mark dan Alea seketika saling menatap lalu kembali melihat wajah baby Abrar yang bisa membaca dengan sangat baik padahal tidak ada yang mengajarinya.
"Masya Allah baby!" sentak Alea haru lalu meminta lagi putranya untuk mengulangi lagi untuk membaca yang lainnya.
Baby Abrar tidak ingin melakukannya. Justru ia malah membaca nama yang tertera di jas putih yang dipakai tuan Mark." Dr. Mark Antonio Louise."
Deggg ....
"Oh my God!" desis tuan Mark merasakan keajaiban yang terjadi pada putra dari Alea ini yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri sama seperti baby Azira.
Tuan Mark mencium pipi gembul baby Abrar. Betapa bangganya ia saat mengetahui baby Abrar tergolong anak jenius. Jika baby Abrar bisa membaca lain halnya dengan baby Azira yang bisa membaca angka dan menghitungnya dengan cermat. Jadilah hari itu antara Alea dan tuan Mark dibuat terpesona oleh bayi kembar ini dengan kejeniusan yang mereka miliki.
"Tuan. Saya harap anda tidak mengekspose kehebatan bayi kembarku pada media atau ahli manapun karena saya tidak ingin mereka terkenal. Hal itu akan membuat mereka tertekan dengan kemauan orang dewasa," pinta Alea.
"Aku tidak punya hak untuk melakukan itu pada bayi hebat ini. Aku tidak setega itu. Apalagi dengan kondisi kesehatan mereka saat ini, itu tidak memungkinkan bayi ini akan menjadi target pemburu berita yang akan berniat menaikkan ranting stasiun televisi mereka," ucap tuan Mark.
"Jika bukan anda yang melakukannya, bagaimana dengan para suster dan dokter lain yang bertugas menjaga mereka saat saya tidak ada di sini?" cemas Alea.
Tuan Mark nampak bingung untuk menjelaskan kepada Alea bahwa stafnya bisa ia kendalikan dengan mudah jika berani melanggar perintahnya. Ia terdiam sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
Alea hanya menunggu solusi dari tuan Mark karena ia tahu pria ini pasti bisa melakukan sesuatu untuknya.
"Tenang saja! Saya akan bicarakan ini dengan pemilik rumah sakit ini untuk mengawasi dokter maupun suster yang bertugas untuk menjaga baby kembar anda," ucap tuan Mark menenangkan Alea.
"Jadi, kamu ingin memberitahukannya juga bahwa si kembar memiliki kejeniusan?" cecar Alea masih belum terima dengan saran tuan Mark padanya.
Tuan Mark makin gemas dengan kecerewetan Alea yang sulit diajak tenang." Jadi, kau ingin aku harus bagaimana, hmm?" tanya tuan Mark segera mendekati Alea yang mundur beberapa langkah untuk menghindari jangkauan pria bunglon ini.
"Kau mau apa ..? Jangan coba-coba mendekatiku...!" ancam Alea yang sudah mentok di dinding sambil menahan nafas.
Melihat Alea ketakutan padanya justru seringai nakal tuan Mark makin menggoda wanita ini hingga menarik pinggang ramping Alea yang langsung membentur dada pria tampan itu.
Alea memejamkan matanya kuat dengan wajah mengkerut." Kamu kira aku ingin menciummu, hmm?! kau bukan seleraku," ucap tuan Mark lalu meniup wajahnya Alea lembut.
Setelah itu melepaskan rengkuhannya dari pinggang Alea sambil mengulum senyum.
"Sial ...! Dia selalu membuatku panas dingin dengan tingkah konyolnya," umpat Alea dalam hati.
Kedua bayi kembar itu nampak asyik dengan ponsel milik ibu mereka yang tergeletak di atas brangkar karena Alea memiliki dua ponsel.
"Ok. Sayang. Kita bertemu lagi Minggu depan untuk melakukan operasi terutama pada si cantik Azira,"
ucap tuan Mark pada Azira yang menyimak perkataan tuan Mark padanya dengan mendongakkan wajahnya pada tuan Mark sambil mengangguk seakan paham dengan perkataan tuan Mark padanya.
"Daddy jangan pergi! Di sini aja! Temanin Azira!" pinta baby Azira dengan suara cadelnya walaupun tidak jelas perkataannya namun tuan Mark mengerti apa yang dikatakan bayi cantik ini.
"Iya sayang. Apakah kamu mau tidur?" tanya tuan Mark.
"Hmm!" baby Azira mengangkat kedua tangannya untuk di gendong. Sementara itu baby Abrar masih ingin memain ponsel milik Alea.
"Kamu tidak mau bobo, sayang?" tanya Alea pada putranya karena ini sudah pukul delapan malam. Abrar menggeleng dan memilih untuk main.
"Kamu istirahat saja...! Biar aku yang menjaga mereka!" titah tuan Mark.
"Aku belum mengantuk. Aku ingin menemani baby Abrar main," ucap Alea lalu naik ke tempat tidur dan ikut menyandarkan tubuhnya di brangkar milik putranya.
Karena kelelahan seharian bekerja, akhirnya Alea ikut terlelap dan baby Abrar juga langsung menjatuhkan tubuhnya sambil menggenggam ponsel milik ibunya.
"Dasar wanita keras kepala. Di suruh tidur nggak mau padahal matanya sudah kelelahan," omel tuan Mark lalu membaringkan baby Azira di brangkar miliknya.
Tuan Mark mengangkat tubuh Alea untuk dipindahkan ke kasur khusus untuk kelurga pasien. Baru kali ini ia menggendong tubuh wanita selain ibunya.
Melihat wajah teduh Alea membuat dirinya tidak berkedip menatap wajah cantik Alea yang terlihat masih sangat muda padahal usia ibu si kembar ini sudah 26 tahun.
"Aku bersumpah akan memilikimu setelah kedua anakmu sudah sembuh, sayang. Aku sangat mencintaimu Alea. Tapi, aku tidak mau memberimu harapan karena ada yang perlu aku urus. Anakmu adalah milikku juga dan mereka seperti bagian dari diriku. Jadilah istriku!" ucap tuan Mark lalu mengecup kening Alea sangat lembut.
"Maafkan aku karena tidak bisa mengatakan perasaanku yang sebenarnya padamu," lanjut tuan Mark lalu meninggalkan kamar inap itu setelah memastikan bayi kembar itu sudah tenang di pembaringan mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
salah...harusnya baby itu saat bicara hurupnya belepotan..bukan langsung jadi..
2023-09-20
2
Molive(virgo girl)♍
bayi 8 bulan udah bisa baca??
berarti
saat lagi udah bisa ngesot
sana sini
😱😱😱
2023-09-17
1
Alanna Th
memang pjbt pmrnth kita msh brmental down; setiap ksmptn djadikn ajang korupsi hanya dg kedok mnolong rkyt yg lemah. aq dpt krt atm lansia bln lalu, tp smp skrg dananya msh 0 !! 😱😖
2023-09-17
1