Puas membalas hinaan ibu mertuanya, Alea bangkit berdiri untuk kembali ke kamarnya. Ia tetap pamit dengan sopan pada mertuanya dan juga tamunya.
"Maaf mama, papa..! Alia duluan ke kamar. Elfira...! Jangan terlalu lama di rumah orang lain. Apa lagi kamu seorang gadis terhormat. Reputasimu perlu dijaga untuk menunjang popularitasmu sebagai keluarga bermartabat.
Kasihan sekali kalau ketahuan wartawan, mereka mungkin tidak akan segan untuk menciptakan skandal bahwa kau tidak lebih dari seorang pelakor yang kekurangan pria diluar sana hingga merendahkan dirimu untuk menerima tawaran ibu mertuaku yang lagi putus asa karena ketakutan tak dapat cucu. Selamat malam!" kecam Alea pada Elfira yang langsung bangun ingin melabrak Alea yang berani memakinya.
"Kau yang perlu dikasihani di sini, Alea. Kau hanya perempuan mandul yang dimanfaatkan Rama untuk menyalurkan hasrat birahinya saja dan ..-"
"Tidak peduli apapun yang kamu katakan tentangku, Elfira. Jangan pernah menghina nyonya muda di rumahnya sendiri. Sebelum aku menyeretmu keluar dari rumah ini, sebaiknya kamu pergi dari sini! Kamu tahu pintu keluarnya di mana, bukan?" Usir Rama yang tidak ingin memperkeruh suasana.
"Sayang. Punggungku sedikit sakit. Apakah kamu mau memijit punggungku?" rayu Alea pada suaminya yang langsung memeluk pinggangnya Alea posesif.
"Tentu saja sayang. Aku juga tidak begitu suka mendengar nyinyiran yang tak bermutu di sini," timpal Rama sekaligus membungkam mulut ibunya yang ingin mangap lagi untuk menghina Alea.
Rama dan Alea menaiki anak tangga menuju lantai dua. Walaupun terlihat tegar di hadapan mertuanya dan juga Elfira, tetap saja Alea tidak bisa menahan amarahnya yang menyesakkan dada.
"Apakah kamu ingin kembali lagi kepadanya? Kembali sana..! Mungkin saat ini dia sedang membutuhkan lelaki untuk bisa mengakhiri masa lajangnya karena takut keburu perawan tua," semprot Alea dengan nafas memburu diikuti dadanya yang naik turun tidak beraturan.
"Sayang. Kenapa malah aku yang kamu omelin? Bukankah kamu tadi lihat sendiri saat aku tidak menggubris perkataan mama dan mengabaikan keangkuhan Elfira saat mereka terang-terangan menghina kamu di hadapanku?" protes Rama.
"Sepertinya julukan mandul yang disematkan mereka padaku bak muatan doa yang akan mempersulit diriku untuk bisa hamil. Aku sangat benci dengan situasi ini. Apakah kita tidak bisa tinggalkan rumah ini dan belajar untuk mandiri, Rama? Mungkin kita bisa membeli apartemen sendiri, sayang," pinta Alea setengah memaksa suaminya.
"Alea. Di sini banyak pelayan yang akan mengurusmu. Tugasmu hanya melayaniku dan kamu tidak boleh kelihatan kelelahan. Dengan begitu kamu bisa cepat hamil dengan proses bayi tabung itu," pinta Rama sambil menangkup kedua pipi istrinya.
"Bagaimana aku bisa hamil, kalau pikiran aku tidak bisa tenang. Setiap hari mama selalu menjatuhkan mentalku. Sekuat-kuatnya aku menahan diri, tetap saja hatiku hancur dan jantungku terus berdegup tak normal setiap kali mendengar pertengkaran kamu dan mama. Bukankah orang yang mau hamil itu butuh ketenangan?" tanya Alea dengan bibir mengerucut.
"Begini saja. Bagaimana kalau kita bulan madu lagi setelah proses inseminasi buatan itu dilakukan lagi Minggu depan. Kita akan kembali ke sini setelah kamu dinyatakan hamil. Apakah kamu mau, sayang?" tawar Rama memberikan solusi terbaiknya.
"Idemu tidak buruk juga. Tapi, aku harus ajukan cuti terlebih dahulu, sayang. Kamu tahukan kalau aku bekerja untuk negara ini?" pinta Alea yang merupakan seorang diplomat Indonesia dibawah wewenang kementrian luar negeri.
"Aku mengerti sayang. Aku tahu kamu harus keliling negara untuk melakukan diplomasi dengan negara lain maupun dengan organisasi internasional," ucap Rama.
Bekerja sebagai seorang diplomat yang keliling dunia, setidaknya Alea bisa bebas dari penghinaan ibu mertuanya jika dirinya dinas ke luar negeri. Dan saat ini, Alea baru tiba dari Nederland. Dan ketika baru tiba di rumah, sambutan yang diterimanya adalah penghinaan di tambah lagi kedatangan Elfira yang makin memercik bara api yang kian berkobar.
...----------------...
Rutinitas keseharian Alea dari berangkat kerja pagi hari dan pulang lebih cepat dari sang suami membuat ia lebih memilih ke perusahaan suaminya daripada tiba di rumah duluan. Gadis yang menguasai berbagai bahasa di dunia ini melangkah ke perusahaan itu dengan elegan.
Walaupun seorang istri pengusaha, namun ia tidak segan memamerkan seragamnya pada staf suaminya yang mengira Alea adalah pegawai rendahan di instansi pemerintah yang sangat bergengsi itu.
"Cih...! Lagunya seperti seorang pejabat hebat di Kemenlu, paling di sana kerjanya cuma juru ketik arsip luar negeri," nyinyir seorang staf wanita yang sudah mengenal siapa Alea.
"Apa kurangnya tuan Rama buat wanita mandul itu. Suami kaya raya, ko mau-maunya dia masih bekerja sebagai ASN," sindiran pedas itu selalu Alea terima kala ia berkunjung ke perusahaan suaminya.
"Ya Allah. Apa salah aku sih, nggak di rumah nggak di perusahaan, selalu saja aku mendapatkan nyinyiran tak bermutu seperti ini. Apakah mereka itu tidak punya kekurangan dalam hidupnya," gerutu Alea setia dengan wajah datarnya namun tidak menghilangkan keanggunan istri dari Rama ini.
Pintu dibuka oleh Alea untuk memberikan kejutan pada suaminya yang langsung menyambut Alea padahal ia sedang ada tamu.
"Sayang. Kenapa tidak bilang kalau mau ke sini?" kecupan manis dihadiahi Rama di pelipis istrinya.
"Pingin pulang bareng sama kamu. Tapi pingin nonton juga. Ada film bagus. Mau ya sayang?" manja Alea tidak peduli ada teman bisnis suaminya yang juga seorang wanita yang berusia di atas Rama.
"Tunggu sebentar ya, sayang! Aku akan menyelesaikan dulu rapatnya dengan Nyonya Melisa," imbuh Rama dan Alea hanya mengangguk lalu mengambil tempat duduk di sofa panjang di dalam ruang kerja suaminya.
Nyonya Melisa agak bingung melihat pasangan ini. Yang satu ASN sementara suami pengusaha hebat. Iapun nekat bertanya pada Rama.
"Tuan Rama. Kenapa anda mengijinkan istri anda bekerja di instansi pemerintah? Bukankah apa yang anda miliki sudah mencukupi kebutuhannya?" tanya nyonya Melisa yang merupakan seorang CEO PT ocean grup.
"Itulah uniknya istriku nyonya. Dia bukan ASN biasa. Dia jenius dan sangat kompeten di bidangnya sebagai seorang diplomat negara ini. Negara ini sangat sulit untuk melepaskannya karena kehebatannya dalam bernegosiasi dengan negara lain baik urusan politik hingga perekonomian dunia untuk kepentingan negara ini, tentunya dan ia mampu menyelesaikannya.
Dan satu lagi kalau ke luar negeri, saya tidak butuh guide karena istriku menguasai berbagai bahasa dibelahan negara di dunia ini," bisik Rama penuh bangga pada istrinya di hadapan Nyonya Melisa yang ikut kagum pada Alea.
"Aku kira karena istrimu cantik dan seksi kamu tidak ingin kehilangannya dan menuruti kemauannya berkerja sebagai ASN," imbuh nyonya Melisa.
"Itu salah satunya. Cantik dan seksi ditambah jenius. Itu yang orang tidak pernah tahu tentang kehebatan Istriku dan istriku paling malas menanggapi nyinyiran tak bermutu dari mulut orang-orang yang ingin menjatuhkannya," lanjut Rama.
"Ok. Kalau begitu aku pamit dulu tuan Rama. Terimakasih sudah mau bekerjasama dengan perusahaanku," ucap nyonya Melisa.
Saat nyonya Melisa ingin pamit pulang pada Alea, gadis berambut panjang itu sudah mendengkur halus karena kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Alea wanita cerdas tangguh ❤❤❤❤
2024-05-22
1
Sukhana Ana Lestari
Sungguh menakjubkan ternyata Alea bukan wanita sembarangan..
2023-12-02
1
Sukhana Ana Lestari
Ini semua adalah ujian buat kamu Alea.. Allah sayang sm kamu dan Allah mengujimu juga krn Allah tau kamu wanita kuat.. Allah tdk akan memberi cobaan melebihi kemampuan ummatnya..
2023-12-02
1