Rama dan Alea melepaskan kepenatan mereka di tempat liburan karena selama ini telah disibukkan dengan aktifitas yang menguras tenaga dan pikiran sambil menjalani program bayi tabung yang belum jua berhasil.
Mereka akhirnya memilih melakukan program bayi tabung itu di luar negeri yaitu Australia. Dari hasil medis yang mereka dapatkan ternyata sangat mencengangkan. Keterangan dari dokter spesialis kandungan di rumah sakit Australia menyatakan bahwa keadaan mereka yang sama-sama sehat tidak memerlukan program bayi tabung.
"Masalah apa yang kalian hadapi hingga sulit memiliki anak? Padahal dari hasil tes yang menyatakan jika jumlah ****** dan sel indung telur kalian berdua sama-sama bagus. Itu berarti kalian bisa melakukan secara normal tanpa perlu melalui program bayi tabung," ucap dokter Rachel.
"Berarti kami tidak perlu melakukan program bayi tabung lagi, dokter?" Alea memastikan lagi ucapan dokter Rachel.
"Tidak perlu. Kalian hanya butuh ketenangan dan quality time agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Mungkin aktifitas kalian dan tekanan pekerjaan yang terlalu menguras pikiran dan tenaga hingga mudah setress," sahut dokter Rachel.
Rama dan Alea menarik nafas lega. Jawaban dokter cukup membuat mereka mengerti bahwa lingkungan keluarga yang menjadi faktor utama yang menyebabkan Alea sulit untuk hamil.
Pasangan itu akhirnya memutuskan untuk pindah ke apartemen agar bisa hamil sepulangnya mereka dari liburan." Maafkan aku sayang. Jika aku mau mendengarkan keluhanmu untuk tinggal di apartemen, mungkin kamu bisa hamil secepatnya," ucap Rama penuh sesal.
"Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Yang penting kamu sudah sadar bahwa kita butuh ruang pribadi yang jauh lebih tenang walaupun itu adalah kedua orangtuamu," jujur Alea.
"Baiklah. Kalau begitu kita tidak akan kembali ke rumah itu sampai kamu hamil sayang," janji Rama.
Di kamar hotel, keduanya nampak tenggelam dalam lautan gairah kenikmatan dengan deru nafas yang tidak lagi stabil. Hentakan terakhir yang dilakukan oleh Rama untuk menyalurkan benihnya pada sang istri sambil menikmati sensasi getaran yang memabukkan jiwa.
"Uhmm...!" lenguhan panjang terlontar dari mulut sang istri tanda ia puas dengan pelayanan suaminya.
"Semoga kali ini tidak akan gagal lagi sayang," bisik Rama yang terkulai lemas di samping istrinya.
"Allah tidak akan menguji kita melebihi batas yang kita mampu. Aku yakin ikhtiar kita kali ini akan berhasil," ucap Alea penuh keyakinan pada Sang Khalik yang tidak akan mengecewakannya.
"Aamiin...!" Atas nama cinta. Aku mencintaimu Alea Mahesa Putri," ucap Rama mengecup bibir istrinya lalu memeluk tubuh polos itu dibawah selimut tebal agar mereka kembali merasakan kehangatan.
"Tidurlah sayang. Agar benih kita didalam sini cepat melakukan proses pembuahan," harap Rama.
Sesuai dengan pengajuan cuti besar yang dilakukan oleh Alea di kantornya kini masa cutinya telah berakhir. Mereka harus kembali ke Jakarta secepatnya. Namun sebelum berangkat ke bandara, Alea iseng melakukan tes kehamilan sendiri karena ia merasa sudah satu bulan ini ia belum juga haid.
Di dalam kamar mandi, Alea menunggu sekitar 5 menit untuk melihat testpack itu. Saking takut kecewa ia memejamkan matanya sambil berdoa dalam hati. Membuka matanya perlahan dan pupil mata itu makin melebar setelah melihat tanda positif.
"Benarkah? Aku tidak salah lihatkan? Mataku masih normalkan?" Alea sampai mengucek matanya beberapa kali dan tetap saja melihat tanda positif di alat tes kehamilan itu.
"Ahhhhkkkkkk....! Benar aku hamil. Akhirnya aku berhasil hamillll....!" pekik Alea membuat sang suami membuka pintu kamar mandi itu dengan cepat.
"Sayang. Apa yang terjadi...? Kenapa kamu berteriak...?" tanya Rama sambil mengerutkan keningnya.
"Lihatlah benda ini! Aku ... akhirnya, aku hamil, Rama. Kita akan punya anak...!" pekik Alea kegirangan.
"Benarkah itu, sayang?" Rama meraih benda berbentuk kotak itu dari tangan Alea dan melihat hasilnya ternyata positif.
Karena berada di dalam kamar mandi, Rama tidak bisa menyebut asma Allah karena kamar mandi tidak diperkenankan untuk menyebut kesucian zat yang maha tinggi itu.
Rama menggendong istrinya keluar dari kamar mandi lalu berteriak penuh rasa syukur." Alhamdulillah ya Robby atas karuniaMu untuk kami," air mata Rama tak terbendung karena baru merasa menjadi calon seorang ayah.
Pria 28 tahun ini memagut bibir istrinya penuh kasih sayang. Keduanya berciuman untuk menyalurkan rasa syukur mereka tanpa ada hasrat di dalamnya.
......................
Tiba di Jakarta, Rama membawa pulang istrinya ke rumahnya. Sontak saja mendapatkan penolakan dari Alea.
"Apa-apaan ini, Rama? kenapa kita malah kembali ke rumah orangtuamu? Bukankah kamu sudah berjanji jika kita akan tinggal di apartemen?" panik Alea yang tidak ingin kembali ke neraka itu.
"Untuk apa kita tinggal di apartemen sayang? Kalau saat ini kamu sudah dinyatakan hamil. Julukan mandul itu tidak berlaku lagi untukmu karena kamu sudah membuktikan dengan kabar kehamilanmu ini. Kita harus memberitahukan kabar baik ini kepada kedua orangtuaku agar tidak ada nyinyiran lagi yang kamu dapatkan dari mereka," ujar Rama.
"Tidak Rama! Yang orangtuamu inginkan bukan cucu. Tapi, mereka ingin melihat kita berpisah. Mereka tidak menginginkan kita bersama. Tolonglah Rama...!
Aku baru saja mendapatkan kebahagiaan ini. Kandunganku masih sangat muda dan rentan keguguran. Aku tidak mau kembali ke rumahmu itu," pinta Alea sedikit memohon kepada suaminya yang tidak peduli.
"Bagaimanapun juga mereka tetap kedua orangtuaku, Alea. Mana mungkin mereka akan menyakitimu saat kamu sudah dinyatakan hamil cucu mereka?" sergah Rama meyakinkan istrinya.
"Astaghfirullah. Kenapa kamu sangat sulit dibilangin, Rama. Kenapa kamu sedikitpun tidak empati padaku? Justru aku merasa tertekan berada di rumah besar itu?" lirih Alea sambil mengusap bulir bening itu dari pipi mulusnya.
Seolah tidak begitu peduli dengan penderitaan istrinya, Rama tetap membuat kesalahan yang sama. Entah apa yang ada dipikiran pria itu.
Mobil itu berhenti di depan mansion utama. Rama turun duluan lalu memberikan tangannya pada wanitanya yang melirik kesal untuk menginjak lagi pintu neraka itu.
"Tenanglah sayang! Aku jamin, justru mama akan menyayangi kamu mulai saat ini karena pewaris mereka sudah bernaung di rahimmu." Rama menautkan jemari mereka berdua dan masuk ke dalam rumah itu dengan wajah berbinar cerah.
"Sudah pulang? Sudah hamil? Emang bisa hamil? Mimpi saja yang digedein?" remeh nyonya Tini sambil menyeringai sinis menyambut pasangan itu.
"Alhamdulillah mama. Akhirnya mama menyandang status nenek. Alea telah dinyatakan hamil oleh dokter. Aku berhasil membuktikan kepada mama atau yang lainnya bahwa istriku Alea tidak mandul," ucap Rama penuh penekanan pada kalimatnya.
"Hahh....?" wajah nyonya Tini tercengang seakan mendengar kalimat maut dari mulut putranya.
"Bagaimana mungkin dia bisa hamil? Bukankah aku selama ini sengaja membuat peranakannya kering agar putraku meninggalkan wanita tak tahu asal-usulnya itu?" tanya nyonya Tini bermonolog dengan batinnya.
Usai berkata seperti itu, Rama mengajak istrinya ke kamar mereka untuk beristirahat. Ia tidak habis pikir mengapa mamanya terlihat kaget dengan kehamilan istrinya.
"Bukankah mama seharusnya senang mendengar berita bahagia ini!" batin Rama sambil merebahkan tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Rianti Dumai
dasar mertua duralex,,,🤪
2025-04-15
0
Siti Nurjanah
dasar suami TDK peka egois. emang dia membela istrinya di depan semua orang yg menghina istrinya walaupun yg menghina itu orang tuanya tp tetap egois.
2023-12-08
2
Ratmi Asly
uuuhhhhhh....ternyata biang keroknya ibu sendiri......ampun deh...smoga ini hanya berlaku di dunia per novelan...😊😊😊
2023-09-29
3