8. Bom Waktu

Memasuki usia kehamilannya yang ke lima bulan, rasa cemas Alea makin bertambah. Sesuatu yang dua bulan ini ia rahasiakan harus ketahuan juga oleh suaminya.

Pasalnya, Rama yang ingin melihat sendiri hasil USG calon bayinya, memaksa Alea agar kali ini pemeriksaan kandungan wanita itu harus didampingi olehnya.

"Sayang. Sekarang aku punya waktu untuk bisa menemanimu ke dokter kandungan. Kita ke rumah sakit , sekarang, ya!" pinta Rama sambil menyetir mobilnya.

"Apa...? Sekarang?!" sentak Alea dengan jantung berdegup kencang membuat nafasnya memburu bak dikejar setan saat ini.

"Sepertinya, sekarang tidak bisa, sayang. Kenapa mendadak sekali? Kalau mau ketemu dokter itu harus buat janji dulu. Tidak sembarangan datang ke rumah sakit karena dokter kandungan punya jadwal tertentu," ucap Alea mencari alasan.

"Kita bisa datangi ke rumah sakit lain, kalau hanya untuk melakukan USG. Aku hanya ingin menyaksikan langsung perkembangan janin kembarku di layar 4 dimensi itu. Aku tidak penasaran dengan jenis kelamin mereka. Yang penting, aku hanya ingin melihat wujud mereka di dalam rahimmu!" kekeh Rama membuat Alea menyerah.

"Ya Allah. Apakah mimpiku beberapa bulan yang lalu akan menjadi menjadi kenyataan hari ini? Apakah Rama mau menerima anaknya yang terlahir cacat?" mata Alea makin bertambah panas karena bulir bening itu memaksanya untuk menetes.

"Sayang. Kenapa kamu menjadi pendiam? Apakah kamu tidak senang aku mendampingi kamu ke dokter atau kamu tidak ingin aku melihat perkembangan calon bayi kita?" tanya Rama sesekali melirik wajah istrinya yang terlihat gelisah.

"Tidak. Ayo kita lihat calon bayi kembar kita!" Alea mengulas senyum getir. Senyum yang seolah terbit untuk terakhir kalinya pada suaminya.

"Kiamat pernikahanku sudah diambang pintu. Rasanya aku harus lari sejauh mungkin sebelum ia meminta bayi kembarku ini di gugurkan.

Rumah sakit Permata Medika khusus untuk bersalin dan anak yang menjadi tempat kunjungan pasangan ini. Di ruang poli, dokter spesialis kandungan, pasangan ini sedang melakukan konsultasi dengan dokter karena kunjungan dadakan mereka.

"Maaf dokter! Kami baru pertama kali ke rumah sakit ini. Hanya ada sedikit masalah yang kami tidak puas dengan jawaban dokter yang sebelumnya tentang kondisi calon bayi kembar kami.

Untuk itu kami ingin mengetahui perbedaan diagnosa dokter rumah sakit sebelumnya dengan pendapat dokter lain di rumah sakit yang berbeda," ucap Alea sambil menyerahkan hasil pemeriksaan sebelumnya pada dokter yang baru.

"Kamu ngomong apa Alea? Perbedaan hasil apa yang sebelumnya di rumah sakit awal?" tanya Rama.

"Kamu akan tahu sendiri jawabannya setelah dokter melakukan USG 4D pada calon bayi kembar kita, sayang!" ucap Alea menguatkan dirinya.

"Silahkan berbaring nyonya!" pinta dokter Indah pada Alea.

Dengan bantuan seorang suster, Alea naik di atas tempat tidur khusus untuk ibu hamil. Dokter mengoleskan gel di permukaan perut Alea yang sudah makin membesar dua kali lipat seperti kehamilan normal. Wajah dokter Indah terlihat menegang sambil mencari kata-kata yang terbaik untuk memberikan penjelasan kepada pasangan ini.

Sekitar dua menit kemudian, dokter Indah mulai membuka suara untuk menjelaskan hasil temuannya pada calon bayi kembar Alea.

"Maaf Nyonya! sepertinya calon bayi kembar anda memiliki kelainan. Sebaiknya anda melakukan aborsi sebelum mereka berhasil dilahirkan. Jika kalian mempertahankan bayi kembar ini, mungkin mereka akan tumbuh dengan penyakit bawaan atau cacat fisik,"

ucap dokter membuat Rama merasa langit seakan runtuh seketika mendengar pengakuan dokter yang sangat membuatnya syok.

"Tidak. Ini tidak mungkin! Katakan itu tidak benar dokter! Alea...! Tidak mungkin bayi kembar kita akan lahir dalam keadaan cacat bukan?!" bentak Rama pada Alea yang hanya memalingkan wajahnya sambil mengusap air matanya.

Rama tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan langsung beranjak keluar meninggalkan Alea yang masih mematung di tempatnya dengan pikirannya yang terasa buntu saat ini.

"Maaf dokter. Saya permisi..!" pamit Alea buru-buru keluar menyusul suaminya.

Di dalam mobil, Rama bersandar pada jok mobil sambil menengadahkan wajahnya. Hatinya benar-benar hancur mengetahui bayi kembarnya akan lahir dengan tubuh yang cacat. Alea membuka pintu mobil itu dan duduk di sebelah suaminya tetap dalam keadaan bungkam.

"Alea. Aku harap kamu mau mengikuti saran dokter untuk mengugurkan kandunganmu...!" pinta Rama secara baik-baik.

"Kenapa harus dibuang? Bukankah selama ini kita mengharapkan seorang anak yang akan menjadi penghibur kita dan penerus generasi kelurga kamu?" ngotot Alea.

"Tapi bukan anak cacat yang aku harapkan, Alea. Aku saja tidak menginginkan anak cacat, apa lagi kelurgaku. Kamu tahu sendiri, bagaimana sifat mamaku, bukan?" Mana mau dia punya cucu yang cacat yang akan menjadi bahan olokan orang lain? Mau taruh dimana wajahku memiliki anak cacat, Alea?!!" teriak Rama histeris membuat hati Alea terasa terbakar.

Plakkk....

Tamparan keras dari Alea pada Rama membuat rahang suaminya terlempar ke samping.

"Jangan pernah menghina anak kembarku cacat! Jika kamu merasa sangat malu untuk memiliki mereka, baiklah. Kita cerai, Rama! Aku masih sanggup membesarkan mereka tanpa kamu atau siapapun dari keluarga kamu. Aku tahu bagaimana rasanya menjadi anak yang terbuang. Dan aku tidak akan menjadi seorang ibu pembunuh!" kecam Alea.

"Aleaaa...! Apa yang kau harapkan dari anak cacat? Apakah kamu akan menghabiskan hidupmu untuk mengurus mereka? bagaimana kalau kamu tidak panjang umur? Siapa yang akan mengurus mereka, hah?!" bentak Rama murka.

"Allah yang akan mengurus mereka. Allah yang akan mendatangkan orang lain untuk mengurus hidup mereka. Ular yang buta matanya saja, Allah menyuruh kucing untuk memberikan makanan untuk ular di sarangnya dengan membawa bangkai tikus.

Allah menyiapkan banyak nyamuk untuk menghampiri cecak yang hanya bisa merayap untuk memakan nyamuk itu dengan menjulurkan lidahnya. Maha benar Allah atas segala kuasaNya. Apa lagi manusia yang cacat, akan Allah berikan akal yang jenius untuk menutupi kekurangan mereka.

Pegang kata-kataku Rama! Allah yang akan membuat mereka lebih sempurna daripada anak normal dengan bentuk tubuh yang utuh," pekik Alea histeris dengan air mata berderai.

"Baik. Jika kamu lebih memilih kedua anak itu daripada mengikuti saranku, mari kita bercerai!" Pukas Rama membuat Alea hanya bisa beristighfar.

Ia sudah tahu bakalan berakhir seperti ini. Kabar dari dokter saja sudah membuat hatinya remuk. Kini ditambah lagi perkataan suaminya yang seakan mendorongnya ke dalam jurang api yang siap menghanguskan tubuhnya.

"Baik. Mari kita bercerai, Rama! Aku bisa mencari pria lain sepuluh ribu lebih untuk menggantikan tempatmu, namun aku belum tentu mendapatkan karunia dari Allah berupa anak-anak yang istimewa yang sedang aku kandung ini.

Aku ibunya, aku tahu, kalau aku tidak akan mungkin gagal untuk membesarkan mereka. Ayo kita pulang! Dan aku harap jangan pernah. Menyentuhku lagi karena kau sudah menjatuhkan talak satu kepadaku barusan," ucap Alea.

Rama menjalankan mobilnya. Pikirannya sangat kacau hari ini. Ia tidak tahu apakah ucapannya barusan hanya terbawa emosi ataukah menyampaikan perasaannya yang sebenarnya pada Alea. Hanya Allah dan dirinya yang tahu apa yang saat ini ia rasakan.

Terpopuler

Comments

Widi Widurai

Widi Widurai

rama nyerein alea alibi anakny pdhl dr awal dia uda slingkuh

2023-10-09

3

Normahasrul

Normahasrul

Halahhhhhhh….trnyta si rama cetek bngt pengetahuan agamanya, yah emang cocok sih dg si Kuntilanak

2023-09-30

1

Ratmi Asly

Ratmi Asly

ya Allah...yg kuat Alea..baby twins semoga sehat setelah di lahirkan...🙏

2023-09-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Alea Yang Malang
2 2. Nyiyiran Tak Bermutu
3 3. Memisahkan Mereka
4 4. Jangan Kuatir! Ada aku disini.
5 5. Mulai Main Api
6 6. Merahasiakannya
7 7. Hampir Ketahuan
8 8. Bom Waktu
9 9. Ada Yang Puas
10 10. Tetap Optimis
11 11. Bisa Disembuhkan
12 12. Kabar Baik
13 13. Pria Aneh
14 14. Akhirnya Tertolong
15 15. Berangkat Bersama
16 16. Baru mengetahuinya
17 17. Merahasiakannya
18 18. Kejeniusan Baby Abrar
19 19. Penuh Permohonan
20 20. Cukup...!
21 21. Amarah Mark
22 22. Tidak Ada Yang Unggul Dariku
23 23. Demam
24 24. Kebakaran
25 25. Tragis..
26 26. Alea Histeris
27 27. Kejeniusan Azira
28 28. Pertemuan Yang Tak Sengaja
29 29. Melakukan Penelusuran
30 30. Hanya Orang Nyasar
31 31. Mengamuk
32 32. Mulai menjatuhkan Mangsa
33 33. Ponsel Canggih Buatan Abrar
34 34. Daftar Lomba
35 35. Siapa Yang Bangga Sekarang?
36 36. Konferensi Pers
37 37. Apakah Aku Perlu Mengurusnya?"
38 38. Anda Siapa Ya..?
39 39. Sidang
40 40. Keputusan Sidang
41 41. Kekecewaan Rama
42 42. Permohonan
43 43. Pingsan
44 44. Dipecat
45 45. Hukuman Untuk Rama
46 46. Pintar Mengambil Hati
47 47. Berdebat
48 48. Menjadi Pusat Perhatian
49 49. Wanita Masa Lalu
50 50. Aku Tidak Peduli
51 51. Jujur
52 52. Pengaduan
53 53. Niat Jahat
54 54. Lakukan investigasi!
55 55. Kenekatan Mark
56 56. Perjuangan Alea
57 57. Lenyapkan Dia...!
58 58. Sang mata-mata sebenarnya
59 59. Mengelak
60 60. Peringatan Untuk Claire
61 61. Gelandangan
62 62. Tercengang
63 63. CEO Baru
64 64. Amukan Claire
65 65. Menjadi Tontonan Publik
66 66. Kerinduan
67 67. Kedatangan Nyonya Stevani
68 68. Di tinggalkan
69 69. Rama Yang Malang
70 70. Tidak Semudah Yang Dikira
71 71. Doamu Menembus Pencakar Langit
72 72. Terkesiap
73 73. Tunggu Sebentar...!
74 74. Pingin Berdua
75 75. Tidak Bisa Menikmati
76 76. Saatnya Berpisah
77 77. Kesan Terindah
78 78. Selamat Jalan Putriku...!
79 79. Tak Sanggup Berpisah
80 80. Tempat Kerja Baru
81 81. Tidak Semudah Itu Memaafkanmu!
82 82. Perayaan Ulang Tahun
83 83. Penyesalan Yang Tak Berguna
84 84. Surat wasiat
85 85. Selamat Jalan Ayah...!
86 86. Sepakat Menikah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Alea Yang Malang
2
2. Nyiyiran Tak Bermutu
3
3. Memisahkan Mereka
4
4. Jangan Kuatir! Ada aku disini.
5
5. Mulai Main Api
6
6. Merahasiakannya
7
7. Hampir Ketahuan
8
8. Bom Waktu
9
9. Ada Yang Puas
10
10. Tetap Optimis
11
11. Bisa Disembuhkan
12
12. Kabar Baik
13
13. Pria Aneh
14
14. Akhirnya Tertolong
15
15. Berangkat Bersama
16
16. Baru mengetahuinya
17
17. Merahasiakannya
18
18. Kejeniusan Baby Abrar
19
19. Penuh Permohonan
20
20. Cukup...!
21
21. Amarah Mark
22
22. Tidak Ada Yang Unggul Dariku
23
23. Demam
24
24. Kebakaran
25
25. Tragis..
26
26. Alea Histeris
27
27. Kejeniusan Azira
28
28. Pertemuan Yang Tak Sengaja
29
29. Melakukan Penelusuran
30
30. Hanya Orang Nyasar
31
31. Mengamuk
32
32. Mulai menjatuhkan Mangsa
33
33. Ponsel Canggih Buatan Abrar
34
34. Daftar Lomba
35
35. Siapa Yang Bangga Sekarang?
36
36. Konferensi Pers
37
37. Apakah Aku Perlu Mengurusnya?"
38
38. Anda Siapa Ya..?
39
39. Sidang
40
40. Keputusan Sidang
41
41. Kekecewaan Rama
42
42. Permohonan
43
43. Pingsan
44
44. Dipecat
45
45. Hukuman Untuk Rama
46
46. Pintar Mengambil Hati
47
47. Berdebat
48
48. Menjadi Pusat Perhatian
49
49. Wanita Masa Lalu
50
50. Aku Tidak Peduli
51
51. Jujur
52
52. Pengaduan
53
53. Niat Jahat
54
54. Lakukan investigasi!
55
55. Kenekatan Mark
56
56. Perjuangan Alea
57
57. Lenyapkan Dia...!
58
58. Sang mata-mata sebenarnya
59
59. Mengelak
60
60. Peringatan Untuk Claire
61
61. Gelandangan
62
62. Tercengang
63
63. CEO Baru
64
64. Amukan Claire
65
65. Menjadi Tontonan Publik
66
66. Kerinduan
67
67. Kedatangan Nyonya Stevani
68
68. Di tinggalkan
69
69. Rama Yang Malang
70
70. Tidak Semudah Yang Dikira
71
71. Doamu Menembus Pencakar Langit
72
72. Terkesiap
73
73. Tunggu Sebentar...!
74
74. Pingin Berdua
75
75. Tidak Bisa Menikmati
76
76. Saatnya Berpisah
77
77. Kesan Terindah
78
78. Selamat Jalan Putriku...!
79
79. Tak Sanggup Berpisah
80
80. Tempat Kerja Baru
81
81. Tidak Semudah Itu Memaafkanmu!
82
82. Perayaan Ulang Tahun
83
83. Penyesalan Yang Tak Berguna
84
84. Surat wasiat
85
85. Selamat Jalan Ayah...!
86
86. Sepakat Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!