Di Abu Dhabi united Arab Emirates, Alea dan bayi kembarnya kini berada di ruang transit. Mereka harus menunggu pesawat berikutnya untuk menuju ke Amerika. Bayi kembar itu nampak terlelap dalam gendongan Alea dan bibi Sari. Karena sudah kenyang disusui sang bunda sebelum pesawat mereka transit.
"Bibi. Aku cari makanan dulu ya sama baby Azira!" ijin Alea.
"Baringkan saja baby Azira di sofa ini, non! Kasihan kalau dibawa-bawa bayi ke sana kemari," ucap bibi Sari.
"Baiklah. Semoga mereka anteng saat aku tinggalkan sebentar," ucap Alea memastikan dulu baby Azira tidur baru ia berlalu pergi.
Setiap restoran yang dikunjungi Alea tampak penuh. Mencari tempat untuk membeli makanan take away juga ngantrinya sejibun.
"Masya Allah. Kapan aku makan kalau begini caranya," keluh Alea yang duduk di depan seorang pria tampan yang terlihat dingin sambil menikmati makanannya.
"Siapa yang menyuruhmu duduk di sini?" tanya pria itu jutek pada Alea yang tercengang.
"Tidak ada tempat lagi yang bisa aku duduki kecuali di sini," ucap Alea.
"Aku sudah menyewa tempat yang kamu duduk di sini, nona. Jadi, pergilah dari hadapanku!" usir si pria tampan itu membuat Alea melotot dengan rahang sedikit terbuka.
"Apakah kamu tidak punya hati sama sekali pada seorang wanita, hah?!" pekik Alea tidak suka dengan pria yang ada dihadapannya kini.
"Bangun ..!" usir pria itu terdengar datar.
"Kau bersikap angkuh karena kekayaanmu dan juga pesona murahanmu itu hingga tidak terlihat sama sekali kalau kau adalah seorang pria yang terhormat, tuan pelit!" sarkas Alea lalu bangkit berdiri menuju tempat antrian.
"Kau ..!"
"Apaaa..!" pekik Alea tidak takut sama sekali pada pria itu.
"Selanjutnya...!" teriak seorang pelayan restoran itu pada Alea yang tidak sadar kini sudah gilirannya.
Saat Alea ingin melangkah ke depan, ternyata sudah ada yang lebih dulu menyela antriannya hingga lebih dulu ke tempat kasir.
"Hei ...! Kenapa kamu menyalip antrian ku? Sekarang ini giliranku," protes Alea pada seorang pemuda yang tidak peduli dengan ucapan Alea.
"Kau tidak mengerti dengan bahasa yang aku gunakan? Dari mana asalmu?" tanya Alea pada pria itu.
"Jerman," ujar pria itu acuh.
"Ok. Aku minta kamu kembali berdiri di belakangku karena ini adalah giliranku. Sebentar lagi pesawatku akan berangkat dan aku harus makan yang banyak sebelum naik pesawat lagi," ucap Alea dalam bahasa Jerman.
"Pesawatku juga mau berangkat. Aku juga buru-buru," kilah pria itu.
"Tapi, aku seorang ibu yang menyusui bayi kembarku. Tolong. Kasihanilah aku!" pinta Alea sambil mengatupkan kedua tangannya.
Pelayan itu sibuk melayani pesanan pria Jerman itu yang ternyata cukup banyak dan sangat memakan waktu. Melihat Alea yang terlihat sedih, pria yang tadi sempat mengusir Alea ikut membantu Alea.
"Berikan hak wanita ini terlebih dahulu!" pinta pria yang bernama Mark pada pelayan restoran itu.
"Tapi, tuan...!" ucap pelayan itu bingung sendiri karena sudah melayani pria berkebangsaan Jerman itu.
"Apakah kamu mau aku meminta bosmu untuk memecatmu?" datar tuan Mark membuat pelayan itu menuruti perintah Mark karena Mark salah satu pelanggan tetap di restoran itu.
"Mau pesan apa nona?" tanya pelayan itu pada Alea.
Alea menyebutkan beberapa menu makanan yang sesuai di buku menu itu. Ia melirik ke arah tuan Mark yang duduk kembali di tempatnya.
"Dasar pria aneh! Tadi, ngotot banget ngusir gue. Sekarang dia malah membantu gue!" batin Alea tanpa ingin mengucapkan terimakasih kepada tuan Mark yang sudah dimakinya tadi.
"Kepada penumpang transit pesawat Garuda air lines dengan nomor penerbangan JT 777 tujuan Abu Dhabi- New York. Di harapkan segera naik ke pesawat anda karena sebentar lagi pesawat akan berangkat," ucap operator maskapai pesawat yang ditumpangi oleh Alea.
"Ya Allah. Itu pesawat gue," ucap Alea meninggalkan pesanannya yang baru dimasukkan dalam kemasan oleh pelayan.
"Nona. Ini pesanannya...!" teriak pelayan restoran itu pada Alea yang tidak peduli lagi karena takut ketinggalan pesawatnya.
"Berikan itu padaku!" ucap tuan Mark mengambil pesanan makanannya Alea dan mengejar Alea yang sudah menghilang dari pandangannya.
Ia memutuskan untuk mencari Alea karena ia sudah mengetahui pintu keberangkatan pesawat Alea berada. Sementara Alea sendiri sedang mencari bibi Sari yang menghilang di tempat duduk yang tadi ia tinggalkan anak kembarnya.
"Ya Allah. Ke mana bibi Sari?" tanya Alea panik. Alea mengambil ponselnya dan menghubungi nomor bibi Sari.
"Bibi ada di mana?" tanya Alea saat bibi Sari sudah menerima panggilan telepon darinya.
"Si kembar lagi pup non. Jadi, bibi harus membersihkan mereka dulu. Ini bibi lagi ada di toilet," ucap bibi Sari.
"Baik. Aku segera ke sana sekarang, bibi. Tunggu aku..!" ucap Alea sambil berlari menuju toilet yang disebutkan bibi Sari.
"Hei..nona! Ini makanannya," teriak tuan Mark yang sudah melihat punggung Alea.
Saat melihat Alea masuk ke toilet khusus untuk wanita, tuan Mark terpaksa menunggu Alea di depan toilet tersebut.
"Bibi. Pesawat kita mau berangkat," ucap Alea sambil mengenakan diapers pada baby Abrar.
"Iya non. Baby Azira sudah rapi," ucap bibi Sari menggendong lagi baby Azira.
Keduanya sudah keluar dari toilet wanita itu sambil menenteng tas bayi. Saat Alea melangkah keluar, tuan Mark sudah berdiri mencegahnya.
"Nona. Ini makananmu," ucap tuan Mark menyodorkan paper bag berisi pesanan Alea yang tadi tidak sempat di ambil Alea. Alea tercengang sesaat lalu mengambil makanannya di tangan tuan Mark yang masih setia dengan wajah datarnya.
"Ternyata dia baik juga. Apa karena dia merasa bersalah?" tanya Alea dalam hatinya.
"Terimakasih tuan...!" ucap Alea pada tuan Mark yang hanya berdehem padanya sambil menarik lengan bibi Sari menuju pintu ke arah jalur pintu pesawat.
Tuan Mark hanya menarik sudut bibirnya lalu berjalan ke arah pintu lift karena ingin menemui seseorang di bandara itu.
Alea dan bibi Sari menghampiri pintu untuk menuju pesawatnya dan ternyata sudah di tutup. " Mau ke mana nyonya?" tanya seorang petugas bandara.
Alea menanyakan penerbangannya yang menuju New York dengan menyebutkan nomor pesawatnya pada petugas bandara itu.
"Barusan pesawatnya berangkat," ucap petugas bandara itu membuat Alea sangat syok.
"Apaa...?! Sudah berangkat?!" sentak Alea hampir menangis.
"Ya Allah bibi. Kita ketinggalan pesawat," keluh Alea membuat bibi Sari ikut menyesal.
"Terus, bagaimana non, nasib kita?" tanya bibi Sari cemas.
"Kita harus beli lagi tiket pesawatnya, bibi. Sementara tiket pesawat kita yang tadi sudah di booking oleh kantor dengan biaya dinas," ucap Alea merasa sangat apes hari itu.
"Yah. Jadi, non Alea harus keluarin lagi uang pribadi untuk beli tiket pesawatnya?" tanya bibi Sari dan Alea mengangguk sedih.
"Yah. Sudah bibi. Kita makan saja dulu! Nanti aku akan pesan lagi untuk tiket pesawatnya," ucap Alea.
"Maafkan bibi ya non karena kelamaan ngurusin baby kembar," ucap bibi Sari.
"Tidak apa bibi. Mungkin ada hikmahnya dibalik ini semua. Allah pasti akan menolong kita. Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, entah itu baik ataupun buruk, tetaplah berprasangka baik pada Allah. Karena Allah lebih tahu tentang kita.
Kata Allah dalam salah satu hadis Qudsi, Aku bagaimana prasangka hambaKu.
Jika prasangka hambaKu baik padaku maka Aku akan memberikan yang terbaik untuknya dan jika prasangka hambaKu buruk padaKu, maka aku akan memberikan apa yang dia sangka kan padaKu," ucap Alea menjelaskan salah satu hadis qudsi pada bibi Sari.
"Semoga Allah menggantinya dengan yang lebih baik pada kita ya non," ucap bibi Sari.
"Aamiin...!" ujar keduanya kompak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Uthie
suka dengan nilai positif Alea dalam menyikapi permasalahan hidupnya 👍👍👍👍
2023-08-27
7
Anggrek ungu (D.A)
Nasib Baik, engga akan kemana ko...
2023-07-27
1
Yurniati
tetap semangat
2023-07-27
1