Anis bangun dari tidurnya, tubuhnya terasa jauh lebih segar dari pada sebelumnya, hari ini adalah hari ketiga Anis tidak pergi ke kantor, arsya sendiri yang menyuruhnya untuk tidak bekerja ketika mereka berdua saling berbalas pesan kemarin, arsya berdalih bahwa dirinya masih merasa bersalah karena telah membuat Anis jatuh sakit, jadi mau tidak mau Anis harus menuruti perintah Arsya meskipun sebenarnya Anis ingin bekerja, dan pesan itu berakhir ketika Anis pamit untuk tidur.
💌 0831xxxxxx@"Cinta, lo dimana, kenapa gak masuk kerja hari ini, apa Lo sakit"
(tiba-tiba saja ada pesan masuk dari nomer yang tidak terdaftar dikontak telepon Anis)
💌 Anis@"Maaf, lo siapa, ya...??"
(balas Anis)
💌 0831xxxxxx@"Secepat itu, lo lupain gue, cinta"
(balas nomer tersebut)
💌 Anis@"Kalau, iya, memangnya kenapa"
(balas Anis yang mulai mengerti siapa orang yang sedang mengiriminya pesan, karena sudah biasa mendengar perkataan itu)
💌 0831xxxxxx@"Ya, tidak apa-apa, cinta"
(balas nomer itu lagi)
💌 Anis@"Dendra cintaku, gue lagi ada tugas keluar kota, baru kemarin siang perginya, maafin gue, karena gak kasih tahu Lo sebelumnya, cinta"
(balas Anis kemudian)
💌 0831xxxxxx@"Ternyata cintaku lagi tugas di luar, ya, dan kenapa bisa tahu gue siapa"
(balas Dendra)
💌 Anis@"Gak usah konyol, kayak begitu, cinta, lo itu kan tahu kalau gue selalu bisa menebak apapun tanpa harus melihat"
(canda Anis)
💌 0831xxxxxx@"Gue selalu paham, cinta, oke udah dulu ya, yang semangat kerjanya, dan ngomong-ngomong jangan balas ke nomer ini lagi ya, soalnya ini nomer teman gue"
(balas Dendra panjang lebar)
💌 Anis@"oke"
(balas Anis singkat)
Anis mematikan handphone-nya, meletakkannya di meja lalu segera keluar dari hotel, saat ini Anis tengah berada di tepian danau sambil duduk di tengah rerumputan, anis masih saja memikirkan kebohongannya kepada Dendra yang mengatakan bahwa dirinya sedang ada tugas di luar kota, padahal sebenarnya tidak sama sekali, anis hanya ingin menghindari Dendra saja saat ini, anis terus saja melamun tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang tidak terlalu jauh darinya sedang memperhatikan dirinya serta berjalan mendekat kearahnya.
"Liburan, itu, harusnya bahagia bukannya melamun saja" Ucap orang itu sembari duduk di samping Anis
"Arsya..., kok kamu bisa ada di sini juga", Ucap Anis bingung
"Iya..., kenapa, apakah tidak boleh jika aku juga ada di sini" Ucap Arsya
"Tentu saja tidak, ini adalah tempat wisata, jadi siapapun berhak menikmati pemandangan di sini"
Jelas Anis dan Arsya hanya bisa tersenyum
"Oh, ya, bagaimana kamu sampai bisa tahu aku berada disini" Lanjut Anis lagi
"Dari orang suruhan ku" Ucap Arsya santai seolah menyatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuknya ketika ingin mencari sebuah informasi
"Maaf, aku hampir lupa siapa kamu, kamu seorang CEO yang punya banyak uang untuk membayar orang suruhan" Canda Anis sedikit tertawa kecil
"Kenapa kamu menyendiri di sini, apakah kamu putus dari pacar kamu...?? Tanya Arsya kemudian
"Tidak, arsya, hubungan kami berdua baik-baik saja, aku kesini karena kangen sama orang tuaku" Ucap Anis
Anis kemudian menceritakan bahwa tempat yang di datanginya saat ini merupakan tempat favorit bersejarah bagi kedua orang tuanya, mereka berdua bukan hanya bertemu dan saling menyatakan cinta mereka masing-masing di tempat ini, namun tempat ini juga menjadi saksi bisu ketika almarhum Papanya melamar almarhumah Mamanya, lantas setelah mereka menikah dan memiliki Anis, mereka sering mengajak Anis berlibur bersama di tempat ini saat weekend, jadi itulah alasan mengapa Anis datang ke sini.
Setelah Anis selesai bercerita, tiba-tiba saja Arsya memeluk Anis dan mengatakan kalau dirinya mencintai Anis, anis hanya diam membisu, tidak tahu harus berbuat apa, lama Anis terdiam lalu dengan tegas menyatakan bahwa dirinya sudah memiliki Dendra dan akan selalu setia padanya.
Arsya yang memang sudah tahu jika dirinya akan mendapatkan penolakan dari Anis, mengatakan bahwa dirinya bisa mengerti apapun pilihan Anis, toh setidaknya Arsya sudah berkata jujur tentang perasaannya terhadap Anis, terlebih lagi yang paling penting bagi Arsya yaitu bisa menyatakan cinta di tempat yang tentunya tidak akan pernah bisa Anis lupakan.
(tentu saja kalimat terakhir yang paling penting bagi Arsya itu di ucapkan dalam hatinya)
______*****______
Di Kediaman Keluarga Wijaya
"Akhirnya Lo sampai juga, adik kesayangan gue" ucap Havies menyambut kedatangan Kevin
"Kakak...." Kevin tersenyum bahagia sembari memeluk kakaknya
"Lo kemana aja, dua hari ini, orang bayaran gue bilang, kalau Lo gak keluar dari Bandara dan malah masuk ke dalam lagi, untuk pesan tiket first class"
ucap Havies panjang
"Gue pergi ke Bandung" ucap Kevin santai
"Jangan bilang Lo punya job di sana...??" tanya Havies pula
"Udah gue terima" ujar Kevin tersenyum licik
"Terus gimana hari pertama Lo di sana"
"Seperti biasanya, gue happy-happy di club, lalu setelah itu..."
Kevin sengaja menggantung kalimatnya
"Setelah itu....Lo kencan sama cewek lagi" tebak Havies
"Tadinya sih mau kayak gitu..., tapi tuh cewek, malah ninggalin gue sendirian di sana"
"Hahaha..." tawa Havies pecah seketika mendengar pengakuan dari adiknya itu
"Oh, ya, apakah tuan Albino dan nyonya Helena ada di dalam"
ucap Kevin tanpa peduli dengan suara tawa Havies tapi ucapannya itu mampu membuat kakaknya berhenti tertawa
"Papa dan Mama lagi ada urusan penting" ucap Havies sedikit gusar
"Itu artinya mereka berdua gak ada di rumah, kan"
"Iya..." ucap Havies singkat
"Ternyata mereka berdua tetap gak bisa berubah buat gue" ucap Kevin di antara kesal dan sedih yang menjadi satu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments