"Aku akan menjelaskan semuanya Anis, tapi sekarang kita masuk dulu ke dalam" ucap Arsya kemudian yang melihat Novi kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Anis
"Baiklah.." ucap Anis
"Permisi, pak" ucap Novi lantas pergi ketempat dimana mobilnya terparkir
Arsya langsung mengajak Anis masuk ke dalam menuju ke lantai paling atas, dengan menggunakan lift khusus untuknya yang langsung menuju ke sebuah ruangan yang tampak seperti apartemen, di sana ada berbagai macam fasilitas, mulai dari ruang gym, ruang makan, ruang tamu, kamar tidur, minibar, dapur, serta kolam renang juga, semuanya ibarat paketan lengkap kecuali hanya tinggal satu ruangan saja, tapi Anis tidak begitu memikirkannya.
Anis pun di persilahkan untuk duduk di sebuah bangku di samping kolam renang dan di suguhkan dengan pemandangan alam yang indah dari atas gedung, amat menyejukkan mata di pagi hari yang cerah ini.
"Maaf ya.." ucap Arsya memulai pembicaraan
"Haemm..." ucap Anis sambil mengangguk
"Aku pikir kamu akan marah banget sama aku"
"Untuk apa aku tuh marah sama kamu, toh itu bukanlah urusan aku juga, dan kamu pasti punya alasan kenapa sampai harus bohongi aku kan"
ucap Anis lagi
"Jujur...sebenarnya sejak awal kita bertemu sikapmu begitu dingin kepadaku, aku kira karena kita belum saling mengenal satu sama lain, tapi dua hari ini, aku mengenal mu, kamu memang berbeda, kamu itu memang wanita jutek yang baru pertama kali ku temui, biasanya diriku lah yang jutek terhadap seorang wanita, tapi ini malah sebaliknya, dan aku pun mulai tertarik kepada mu, lantas mengenai kebohongan siapa aku sebenarnya,aku takut kamu tidak akan mau berteman denganku, kalau sampai kamu tahu aku adalah Devind Arsya Franscello yang saat ini sedang panas-panasnya di gosipkan suka mainin wanita, makanya aku memperkenalkan diriku sebagai Arsya yang bukan siapa-siapa, dan ternyata kamu tetap ingin berteman denganku meskipun aku hanya orang biasa"
jelas Arsya sepanjang rel kereta api
"Oh...jadi begitu ceritanya" ucap Anis santai
"Astaga nona,aku telah bersusah payah untuk menyusun kalimat yang baik,agar kau percaya,tapi respon mu tetap sama datarnya seperti saat kemarin aku datang ke rumahmu" (batin Arsya)
"Tidak perlu membuat ku yakin seperti itu, lagi pula aku berteman dengan siapa saja yang berniat untuk itu, tidak lebih, dan aku tidak peduli dia dari kalangan apa, asal dia bukan pelaku tindakan kriminal"
ucap Anis pula
"Maafkan ketidakjujuran ku, ya" ucap Arsya bersalah dan terkejut Anis seperti tahu isi hatinya yang menggerutu barusan
"Sejujurnya aku pun demikian, aku juga membohongi mu tentang siapa diriku sebenarnya, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk dirimu tahu Arsya" (batin Anis)
"Kenapa melamun" Arsya mengagetkan Anis
"Tidak..."
"Apa kamu tidak mau memaafkan aku..??" tanya Arsya
"Aku udah maafin kamu sebelum kata maaf itu kamu ucapin, arsya" ucap Anis tersenyum
"Kalau begitu kamu aku terima untuk bekerja di sini" ucap Arsya seakan meredakan ketegangan pada dirinya sendiri
"Apa... bagaimana mungkin, kamu saja belum mengajukan pertanyaan interview kepadaku" ucap Anis kaget
"Pokoknya kamu aku terima" ucap Arsya tidak mau kalah
"Rasanya menurut ku ini tidak adil Arsya, jangan hanya karena saat ini kita sudah mulai berteman, kamu menjadi tidak profesional, kamu tuh harus tetap mengikuti peraturan kriteria penerimaan karyawan di dalam sebuah perusahaan" ucap Anis kemudian
"Dan kamu memiliki semua kriterianya, anis" ucap Arsya tidak ingin di bantah oleh Anis
"Ayolah, arsya, kamu harus tetap melakukan pertanyaan interview untuk ku sesuai peraturan yang ada" ucap Anis tetap menolak
"Baiklah aku akan mengalah, sekarang ikutlah dengan ku"
"Kemana...??" tanya Anis
"Tentunya ke ruang kerjaku nona, bukankah kamu tetap ingin melakukan interview" jawab Arsya
"Memangnya ruang kerjamu dimana, apa tidak di sini..??" tanya Anis lagi
"Ikutlah dulu maka kamu akan tahu"
Akhirnya setelah percakapan panjang yang di menangkan oleh Anis, anis di ajak keluar dari tempat itu, anis di tuntun melewati sebuah pintu yang tadinya Anis kira adalah pintu keluar, namun sesampainya di luar Anis sungguh terkejut bahwa sejak tadi dirinya justru ada di ruang kerjanya Arsya, ternyata tempat luas yang seperti apartemen itu adalah bagian dalam dari ruang kerja Arsya di perusahaan miliknya ini, pantas saja sejak tadi Anis tidak melihat ruang kerja ada di dalam, anis pun di persilakan untuk duduk, begitu pula dengan Arsya, dirinya juga duduk di kursi kebesarannya dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan seperti orang yang sedang melakukan interview
(padahal memang iya) ☺️☺️☺️
Setelah semuanya selesai, sekarang Anis resmi di terima untuk bekerja di perusahaannya sesuai dengan keinginan Anis yaitu melalui usaha interviewnya sendiri, bukan dengan jalan pintas memanfaatkan kedekatannya dengan Arsya.
Meskipun menurut Arsya itu tidak perlu untuk di lakukan, sebab mau dengan cara apapun Anis tetap akan di terima kerja oleh Arsya sekalipun Anis sendiri bukan temannya ataupun kekasihnya, hanya saja Arsya menghormati keputusan Anis makanya dirinya tetap menjalankan interview tersebut sebagai wujud keprofesionalan kerjasamanya dengan Anis.
Anis sangat bahagia untuk saat ini karena ia di terima kerja di perusahaan Arsya meskipun hanya sebagai
karyawan biasa sama seperti Novi,
anis berharap inilah awal baru di dalam kehidupannya.
Saat ini Anis tengah berada di luar kantor barunya sedang menunggu taxi yang lewat untuk pulang kerumah, sebab pekerjaannya baru akan di mulai besok, sebenarnya tadi Arsya menawarkan diri untuk mengantarkan Anis pulang, tetapi Anis menolak tawaran tersebut, sebab Anis takut merepotkannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🐰
like like like
2020-08-20
2