Revan tidur dengan begitu lelapnya bernuansakan alam mimpi, setelah sebelumnya dia mandi lagi di kamar mandi untuk membilas tubuhnya.
Dia tidur tanpa menggunakan baju hanya memakai boxer saja.
Revan terbangun saat hari sudah sore, matahari pun mulai terbenam diufuk barat,saat ini sudah pukul lima sore tepat.
Revan bangkit dari tempat tidurnya
menuju ke ruang tamu, dia duduk sambil menyulut api pada sebatang rokok, kemudian menghisapnya dalam, lalu melepaskan hembusannya, sehingga ruangan itu kini penuh dengan kepulan asap yang berterbangan.
Sebelumnya Revan bukanlah seorang perokok, dia baru saja mencoba rokok saat malam itu berada di sebuah club' malam yang cukup terkenal di Jakarta.
Di sana dirinya bertemu seorang laki-laki yang menjadi sahabatnya sampai saat ini.
Flashback On
Malam itu, revan yang baru saja pulang dari kantor tanpa sengaja hampir saja menabrak seseorang yang sedang mengebut dan tiba-tiba berbelok,tanpa ada tanda sebelumnya dari lampu sein sebagai tanda untuk berbelok dari orang tersebut, beruntung Revan bisa mengerem dengan cepat meskipun dadakan, jika tidak,maka, akan terjadi hal yang tidak di inginkan yaitu sebuah kecelakaan yang tak dapat terelakkan.
(kayak tahu bulat aja ya dadakan, yummy..)
😁😁👍👍😅😅
Revan pun keluar dari dalam mobilnya dan laki-laki itu turun dari motornya, revan berpikir kalau laki-laki tersebut akan marah, tapi, justru malah meminta maaf kepada Revan.
Revan pun memaafkan sekaligus tidak lupa meminta maaf juga, selesai dari saling bermaaf-maafan seperti lebaran, mereka pun saling berkenalan dan sepakat untuk pergi ke sebuah club' guna menghabiskan waktu malam itu, dengan membawa kendaraan masing-masing.
Saat itu Revan hanya duduk di sebuah sofa bersama orang yang baru di kenalnya, mereka minum wine malam itu, dan dalam keadaan yang tidak begitu sadarkan diri, laki-laki tersebut menawarkan sebatang rokok padanya serta mengatakan jika rokok bisa sedikit menghilangkan rasa stress, revan pun menerimanya hingga sampai saat ini ia juga menjadi pecandu rokok.
Flashback Off
Baru saja Revan memikirkan tentang temannya tersebut, tiba-tiba handphonenya berdering.
📞 "Assalamualaikum, halo, baru aja gue kepikiran Lo bro, udah nelvon aja, kayak terkontaminasi Lo" ucap Revan sambil terkekeh
📞 "Walaikumsalam, bisa aja Lo bro,
hai, gue lagi ada di tempat biasa,
lo kesini dong temenin gue, gue kangen nih ma Lo, re"
📞 "ahhh, lo, bisa aja bilang kangen, bilang aja minta di traktirin minum kan" ucap Revan
📞 "Haha, lo, kalau udah tau ngapain nanya, tapi.. beneran gue kangen kok ma Lo, udah lama Lo gak nongol dan gak ada kabar, gimana kabar Lo, baik-baik aja kan"
📞 "Alhamdulillah, gue baik, lo sendiri gimana...??" tanya Revan kemudian
📞 "Kalau gue gak baik-baik aja,gue gak akan telepon Lo bro,udah cepatan kesini"
📞 "Oke, gue OTW"
Revan bangkit dari tempat duduknya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai dari ritual mandinya, revan segera berpakaian, lantas pergi keluar dari apartemennya.
Revan melajukan mobilnya cepat ke arah Utara, ketempat dimana temannya sudah menunggu,sebuah club' yang biasa ia kunjungi.
Skip.
*S**edangkan Di Tempat Lainnya*
Papa dan mama Revan telah tiba di Bandung, bertemu dengan sahabat mereka dan saling melepas kerinduan karena lama tak bertemu,sambil menunggu Revan datang dan bertemu dengan putri dari keluarga pak Anggara dan bu sarah, sahabat mereka ini.
Mereka berbincang-bincang mulai dari saling menanyakan kabar masing-masing hingga berbicara mengenai bisnis, persis seperti perkiraan Revan yang merasa, tidak akan ada perjodohan tanpa perjanjian kerjasama, bagaikan tidak ada asap, jika tanpa api.
Hari kian berganti malam,namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Revan,
begitupun dengan putri pak Anggara yang juga tidak ada di rumah malam ini,
tentu saja Mereka beralasan jika anak mereka sedang ada pekerjaan di kantor yang tidak bisa di tinggalkan, padahal pak Anggara menyadari jika putrinya telah kabur, sebab tidak ada di kamarnya.
Mereka pun akhirnya hanya bisa saling meminta maaf karena rencana yang mereka buat gagal, dan kemudian kedua orang tua Revan pun langsung pamit malam itu juga untuk pulang ke Jakarta, papa Revan amat kesal dengan cara Revan yang sudah membuatnya merasa dipermalukan oleh anak sendiri.
Pukul dua dini hari Revan baru pulang kerumahnya, tentu saja papa Revan saat itu belum tidur karena sengaja menunggu anaknya pulang.
Revan sendiri mengira kalau kali ini kedua orang tuanya tidak pulang tapi menginap di Bandung, sehingga Revan memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
Ketika masuk Revan terkejut dengan keberadaan papanya, jelas saja dia di marahi habis-habisan oleh papanya.
Revan tidak tinggal diam, dia juga mengeluarkan unek-uneknya sebagai tanda penolakan perjodohan.
Malam itu Revan yang masih dalam keadaan setengah sadar langsung pergi meninggalkan rumahnya, meninggalkan Papanya yang marah besar karena Revan lebih memilih minum daripada menyusul Papa dan Mamanya,
beruntung anak dari sahabat mereka sedang tidak berada di rumah, kalau tidak pasti mereka akan semakin merasa malu.
Revan tentunya pergi ke apartemen rahasianya, melepaskan rasa lelah di sana, dia langsung menuju kekamar mandi dan membersihkan diri, setelah selesai dia duduk diam di ruang tamu, berpikir sejenak, mengingat semuanya.
Saat ini, dia sudah mulai sadar, dia pun sekarang sibuk dengan handphonenya, mencari sesuatu yang ingin dia jadikan sebagai tempat pelarian yang aman dari kedua orang tuanya sendiri.
Setelah menemukan tempat yang cocok, dia pun merebahkan tubuhnya di sofa dan tertidur dengan lelapnya bernuansakan alam mimpi.
Bersambung....
Ilustrasi Rumah Revan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments