Anis terpaksa membawa Dendra yang tidak sadarkan diri ke rumahnya dan merebahkan tubuh Dendra di dalam kamar tamu.
Badan Anis terasa pegal karena sejak setengah jam lalu Anis menopang tubuh Dendra di dalam taxi saat perjalanan pulang dari club' menuju ke rumahnya, anis bingung harus mengantarkan Dendra kemana, sebab meskipun mereka telah berpacaran hampir dua bulan Anis sampai kini belum tahu dimana rumah Dendra, sedangkan ketika Anis mengantarkan Dendra ke rukonya tidak ada Andi di sana, mau tidak mau Anis yang tidak memiliki kunci ruko terpaksa membawa Dendra ke rumahnya.
Anis yang telah selesai mengantarkan Dendra ke kamar tamu, perlahan masuk ke kamarnya, membersihkan diri, lalu kemudian Anis mulai merebahkan tubuhnya, mata Anis pun mulai terlelap membawanya ke alam mimpi.
Skip.
Hujan turun dengan derasnya malam ini, menggemakan suara petir yang menggelegar di angkasa, jam dinding telah menunjukan pukul tiga dini hari, dendra mulai sadar dari tidurnya, pusing di kepalanya terasa sangat berat sekali, dendra berusaha berdiri berjalan membuka pintu kamarnya menuju dapur untuk minum karena dirinya merasa haus, namun karena belum sepenuhnya sadar Dendra tidak meperhatikan dimana dirinya berada saat ini, dendra salah masuk tempat, mengira kamar Anis adalah dapur, dendra melihat segelas air minum yang ada di meja nakas tepat di samping tempat tidur Anis membuatnya menyatakan kalau dirinya telah sampai ke dapur dan langsung meminum air itu.
Setelah itu Dendra malah merebahkan tubuhnya di sebelah Anis.
Dendra yang merasa kedinginan memeluk Anis, tiba-tiba saja Anis yang merasa ada tangan yang menyentuhnya membuka mata dan melihat Dendra melingkarkan tangan di pinggangnya, anis dengan perlahan berusaha melepaskan pelukan itu, tapi Dendra malah semakin mempererat pelukannya, bahkan kakinya juga melingkar di tubuh Anis seperti orang yang sedang memeluk guling.
Anis mulai berusaha melepaskan pelukan Dendra hingga tanpa sadar Dendra malah mencium Anis yang terus menolak pelukan itu, ********** dan merasakan sesuatu yang mulai bergejolak dalam dirinya sendiri, dan semakin dalam ******* tersebut membuat perasaan Dendra semakin tidak bisa di katakan lagi, dendra pun melakukan apa yang seharusnya tidak terjadi malam ini, hal yang di rasakan oleh Dendra seperti sebuah mimpi tapi nyata untuk Anis.
Anis telah berusaha untuk menolak tapi meski begitu hatinya entah kenapa tidak ingin perlakuan Dendra kepadanya terhenti, karena pada dasarnya Anis merupakan gadis normal yang juga memiliki rangsangan terhadap lawan jenis.
Setelah semua terjadi Dendra langsung tertidur karena kelelahan, sementara Anis memperhatikan sekelilingnya, tidak ada warna merah itu di manapun kecuali di selimut tebal miliknya, anis pun mulai berusaha untuk turun dari ranjangnya, mencoba berdiri dengan sedikit tertatih menahan rasa perih di bagian sensitifnya, memunguti semua pakaiannya.
Anis yang terbalut dalam selimut keluar dari kamar itu menuju ke kamar Novi dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya menggunakan air hangat, setelah selesai Anis memakai pakaian Novi,
menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal yang baru, lantas menangis sambil berteriak-teriak meratapi kebodohannya sendiri, dari awal Anis percaya bahwa tidak akan terjadi apapun ketika dirinya memutuskan untuk membawa Dendra ke rumahnya, namun apapun itu, semua sudah terjadi, anis sadar dirinya juga bersalah dalam hal ini, dimana sebelumnya Anis tidak memberikan penolakan ketika hentakan dari Dendra bersemayam di tubuhnya di iringi dengan tangisan yang mampu di sembunyikan oleh hujan yang turun dengan derasnya hingga semuanya selesai, hujan tetap saja menyembunyikan teriakan Anis saat ini.
Anis mulai tertidur kala dirinya berpikir apakah Dendra menyadari apa yang telah di lakukannya kepada Anis karena sesaat setelah semuanya tadi selesai Dendra sempat memakai kembali pakaiannya sendiri, tapi tentu saja itu akan segera terjawab besok
Skip.
Pagi ini Dendra bangun dan tidak merasakan apapun, yang Dendra ingat hanya pergi ke Club' dan bermimpi
"Hah...bermimpi"
ucap Dendra seketika matanya melihat sekelilingnya dan sadar bahwa dirinya sedang tak berada di rumah
Dendra langsung saja bangun, dendra melihat pakaiannya masih utuh namun saat melihat bagian bawah hanya ada celana pendek di atas lutut.
Dendra lalu memakai celana panjangnya dan memperhatikan suasana kamar tersebut yang terlihat seperti kamar perempuan.
Dendra lalu keluar dari kamar, dirinya mulai melihat sekeliling ruangan, tidak ada siapapun, hingga sampailah Dendra ke dapur, di sana sudah tersaji aneka sarapan lezat, perut Dendra tiba-tiba saja tidak bisa berkompromi, tanpa pikir panjang Dendra menyantap makanan tersebut, setelah kenyang Dendra mengambil botol minuman dingin dari dalam kulkas, saat menutup pintunya Dendra menemukan secarik kertas yang terjepit pada hiasan magnetik berbetuk love, dendra pun membacanya
Maaf jika tidak membangunkan mu, karena aku harus pergi ke kantor pagi sekali, semoga kamu menyukai sarapannya, selamat menikmatinya kuncinya taruh saja di vas bunga.
...Anis...
Dendra hanya tersenyum dengan ucapan Anis di kertas tersebut.
Selesai sarapan Dendra kembali ke kamar Anis, mengambil dompet, handphone, beserta jaketnya kemudian pergi dari rumah Anis.
______*****______
Anis berjalan menaiki tangga satu demi satu dengan masih tertatih, dirinya sama sekali tidak ingin bertemu Dendra untuk saat ini, di tambah pula dengan kondisi matanya yang sembab, sengaja dirinya meninggalkan rumah pagi sekali setelah selesai memasak sarapan dan meninggalkan jejak di pintu kulkas.
Saat ini dirinya tengah berada di sebuah tempat wisata bukan di kantor karena dirinya sudah ambil izin untuk cuti, namun bukan untuk menikmati pemandangan melainkan hanya untuk memesan sebuah kamar penginapan di sana agar bisa beristirahat, sebab Anis sangat membutuhkan ketenangan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments