Di Tempat Lain
Pagi ini, revan tengah bersiap-siap pergi tapi di cegah oleh papanya.
"Re..."
"Iya, pa..."
"Mau kemana kamu"
"Biasa, pa, revan mau ketemu sama temen"
"Sebaiknya kamu jangan pergi"
"Memangnya kenapa pa...??"
"Karena, kamu harus menemani papa dan mama ke Bandung"
"Kita mau ngapain kesana..?" tanya Revan bingung
"Ketemu sama teman papa, yang ada disana" jawab papanya
"Apa papa dan mama, gak bisa pergi berdua saja"
"Tidak, re, kamu harus ikut"
"Ya sudah, nanti Revan akan menyusul" ucapnya sembari meninggalkan papanya,dia pergi tanpa mau mendengarkan, apa yang akan papanya katakan lagi.
Revan tau papanya tidak akan pernah bisa di bantah, makanya dia mau tidak mau mengatakan akan menyusul,tapi sebenarnya dia hanya ingin membuat papanya tidak mengomel seperti perempuan jika Revan menolak permintaannya, kata 'menyusul' hanya ia gunakan sebagai dalih.
Dia tersenyum mengingat kata itu,yang ia pakai sebagai niat terselubungnya, yang sebenarnya arti kata tersebut adalah sebuah penolakan.
"Instead of my ears hot listening to daddy's requests that will certainly force the will, better use the right words, so it's not difficult "
[daripada kuping gue panas, dengerin permintaan papa yang pasti memaksakan kehendaknya, mendingan keluarin kata-kata jitu,biar gak ribet],
gumamnya ketika sampai didalam mobil.
Kemudian Revan menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan rumah mewah bergaya Eropa klasik tersebut.
Mobil sport itu melaju cepat melesat bagai angin, memang saat ini revan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, tapi dia tidak menuju rumah temannya melainkan ke apartemennya, dia ingin beristirahat di sana, melepas penat akibat kemarin seharian berkutat dengan pekerjaannya, di tambah lagi dengan lembur hingga larut malam.
Dia sengaja beristirahat di sini,bukan di rumahnya sendiri sebab tidak ingin di ganggu, dia hanya ingin mencari ketenangan dan hanya dengan sendirianlah dia bisa merasakan hal tersebut, kebetulan tidak ada satupun orang yang tau jika dia memiliki apartemen di daerah XX ini, termasuk kedua orang tuanya dan juga asisten pribadinya pun tidak mengetahui hal ini, karena apartemen yang di tempatinya ini tidak termasuk properti perusahaan miliknya, melainkan milik teman Revan yang juga menjadi salah satu koleganya.
Dan tentu saja temannya pun bahkan tidak tahu jika salah satu apartemen miliknya itu adalah apartemen Revan.
Revan benar-benar merahasiakan tempat yang satu ini dari siapapun,agar dia dapat menenangkan dirinya disaat-saat seperti ini, bisa di katakan apartemen tersebut adalah tempat persembunyian rahasianya.
Revan bahkan tidak berniat sedikitpun untuk menyusul kedua orang tuanya ke Bandung,
Sebab dia, sudah mengetahui maksud dari perkataan papanya yang mengatakan ingin bertemu teman, padahal ada maksud tersembunyi dari kata 'teman' tersebut.
Pasti lagi-lagi papanya hanya ingin mempertemukan dirinya dengan anak dari teman sekaligus kolega papanya itu serta akan menjodohkannya.
Bukan sekadar sekali dua kali terjadi,hal ini sudah sangat sering terjadi, kedua orang tuanya selalu saja berniat, membuat dirinya menyukai salah satu anak perempuan dari teman-teman mereka.
Entah itu papa atau mamanya, mereka berdua sama saja, sama-sama menginginkan dirinya menerima gadis pilihan mereka yang tentu akan berdampak pada perusahaan,sebab hanya dengan begitu maka perusahaan mereka akan di untungkan melalui kerjasama-kerjasamanya dengan perusahaan milik keluarga gadis pilihan orang tuanya.
Perusahaan mereka bukan tidak besar, karena mereka itu termasuk dalam sepuluh besar orang terkaya di Indonesia, bahkan ada beberapa perusahaan mereka yang berada di luar negeri, seperti Filipina, Korea, Hongkong, Inggris, Amerika, Rusia, Italia, Dubai, Meksiko dan Afrika, serta Beberapa negara lainnya juga.
Dan tentu saja perusahaan Mereka juga termasuk salah satu perusahaan terbesar di Benua Asia.
Tapi, dengan adanya perjodohan pasti ada perjanjian kerjasama di belakangnya guna memperkuat perusahaan dan hal tersebut tidak dapat di pungkiri dalam kalangan pembisnis, berbesanan dengan orang yang sederajat.
Memikirkan semua hal yang sejak tadi berputar seperti lingkaran Matahari di kepalanya, membuat Revan gerah.
Dia pun memutuskan untuk berenang, saat Revan membuka pakaiannya terlihat tubuhnya sangat atletis karena dia selalu membentuk otot-otot tubuhnya dengan baik.
Revan sangat suka olahraga terutama olahraga renang, saat ini dia hanya memakai boxer di atas lutut membuat kharismatiknya semakin menawan, lekukan tubuhnya yang sangat ideal sesuai dengan apa yang para wanita idam kan, siapapun yang melihatnya pasti ingin sekali memeluk Revan hanya sekadar untuk bersandar di dada bidang miliknya, sungguh pesona yang hampir sempurna.
(karena kesempurnaan hanyalah milik yang Mahakuasa) 👌👌👌
Memiliki wajah tampan dan tubuh yang ideal sebenarnya bukan masalah besar baginya untuk mencari pendamping hidup, hanya saja untuk saat ini,revan memang belum ingin untuk mengenal cinta lagi, karena
Masih ada seberkas luka di lubuk hatinya yang dalam, luka yang berasal dari sebuah pengkhianatan yang tidak ingin untuk ia maafkan, bahkan seperti mendarah daging kebenciannya akan cinta masa lalunya.
Skip.
Memang sangat cocok berenang di saat cuaca sedang panas begini yang membuatnya gerah di tambah lagi dengan kelakuan kedua orang tuanya yang tak ada henti-hentinya berbuat seperti zaman Siti Nurbaya, yang dimana sebuah pernikahan berdasarkan sebuah perjodohan.
Setelah merasa cukup puas berenang dengan berbagai macam gaya, revan lantas memakai jubah mandinya,dia menuju ke dapur, mencari berbagai bahan makanan didalam lemari es kemudian memasak dan setelah memasak dia pun makan dengan lahap.
Sekarang perutnya yang sejak tadi di demo oleh cacing diperut,sudah terisi dengan nutrisi.
Saat ini dia mengantuk dan hanya ingin tidur.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments