Chapter 8 | Ketua Klub Basket

Arka Sadewa, murid laki-laki paling ganteng dan populer di SMA Praditya. Visualnya bak tokoh anime yang keluar dari buku komik. Meskipun kata-kata itu terdengar klise namun begitulah gambaran visual yang sesungguhnya dari pemuda yang akrab dipanggil Dewa itu.

Remaja laki-laki yang memiliki tinggi badan sekitar 175 cm dan bertubuh atletis itu merupakan kapten basket SMA Praditya. Kehebatannya bermain basket sudah tersebar seantero sekolah bahkan sampai ke sekolah lain yang pernah bertanding basket dengannya. Kemampuannya mendribel bola sambil menghindari musuh yang siap merebut bola sudah tidak perlu disangsikan lagi. Lemparan jarak jauhnya bahkan hampir selalu tepat sasaran.

Kendati dirinya masih terbilang murid baru di SMA Praditya namun dia sudah mampu menduduki jabatan sebagai kapten klub basket sekolah. Pencapaiannya itu dia dapat tidak dengan mudah tentunya, genap dua minggu setelah kegiatan belajar semester satu dimulai, dia sudah harus mengikuti seleksi anggota klub dengan peserta lebih dari 50 siswa. Maklum, klub basket memang salah satu klub yang sangat populer dan bergengsi di SMA Praditya sehingga banyak siswa yang ingin menjadi anggotanya.

Seleksi menjadi anggota klub basket bukan hanya sekedar penilaian keterampilan bermain basket namun termasuk tes fisik yang cukup extrem dan menguras banyak tenaga. Bagi peserta yang tidak mampu melewatinya akan dianggap gugur. Setelah melalui tes fisik, peserta harus bertanding satu lawan satu dimana peserta yang kalah akan gugur dan peserta yang menang akan saling bertanding kemudian. Hingga sampai tersisa 6 peserta yang bertahan akan diterima menjadi anggota klub basket.

Tidak sampai di situ saja, setelah keenam anggota baru dilantik dilanjutkan dengan pemilihan ketua klub. Sudah menjadi tradisi bahwa setiap tahun selalu di lakukan duel memperebutkan posisi ketua klub basket. Anggota yang berambisi menjadi ketua akan saling bertanding hingga tersisa satu orang pemenang. Tidak ada batasan menjadi peserta duel, entah dia anggota baru atau anggota lama semua dapat ikut andil. Pemenang terakhir tidak serta merta langsung menjadi ketua klub namun pada puncaknya dia harus mengalahkan ketua klub sebelumnya.

Saat pemilihan ketua klub waktu itu, Dewa sama sekali tidak tertarik mengikutinya, mengingat dia masih kelas 10 dan baru saja bergabung dengan klub, dia hanya ingin menjadi anggota saja. Pikir Dewa menjadi ketua klub akan membuatnya cukup sibuk dan menguras waktu dan pikirannya. Namun saat Kevin sudah memenangkan duel dan tak ada lagi anggota yang melawannya, tiba-tiba dia memantulkan bola ke arah Dewa yang sedang duduk di kursi penonton.

Dewa terkejut reflek menangkap bola itu, dia langsung paham bahwa Kevin sedang menantangnya tapi dia sedikit malas untuk meladeninya, apalagi ini duel memperebutkan posisi ketua klub. Dewa masih duduk dikursinya dan siap melemparkan bola kembali ke arah Kevin tanda dia menolak tantangan itu. Namun seakan tak menerima penolakan, Kevin yang tubuhnya bersimbah keringat berdiri di tengah lapangan menghadap Dewa sambil mengacungkan tangannya ke arah Dewa dan jarinya membuat gerakan meminta Dewa memasuki lapangan.

Semua mata tertuju pada Dewa yang masih duduk dan tangannya memegang bola basket yang warnanya hampir pudar. Sejak awal seleksi anggota klub, Dewa memang sudah mencuri perhatian banyak orang termasuk Kevin. Selain karena visualnya, kehebatannya bermain bola basket sangat mengagumkan. Keahliannya bertahan sekaligus menyerang sering membuat lawannya kewalahan.

Dewa menyadari bahwa dirinya sekarang menjadi pusat perhatian semua orang di stadion, dengan malas perlahan dia berdiri melepas hoodie abu-abu yang melekat di tubuhnya. Kakinya melangkah ke tengah lapangan sambil tangannya mendrible bola. Meskipun dalam benaknya masih enggan mengikuti duel, namun dia tidak dapat menolak tantangan seniornya itu.

Di tengah lapangan berdiri dua orang saling berhadapan, mata mereka saling bertemu, tatapan tajam satu sama lain membuat suasana semakin tegang. Suara riuh dan sorakan dari dalam studio ramai. Di sudut lapangan duduk kapten klub dan pelatih basket mengamati jalannya pertandingan dengan tenang. Sedang di luar stadion ramai murid-murid perempuan berusaha mengintip dari jendela kaca. Kegiatan seleksi anggota klub basket dan duel pemilihan ketua klub basket memang diadakan secara tertutup hanya murid laki-laki saja yang dapat masuk ke dalam stadion basket.

Dewa dan Kevin membungkukkan badannya sedikit ke depan, kakinya direntangkan posisi ancang-ancang. Aldo yang merupakan salah satu anggota klub basket dari kelas 12 berdiri di antara mereka berdua meniup pluit dengan keras sambil tangannya melambungkan bola basket tinggi. Dewa dan Kevin melompat meraih bola, suara riuh memenuhi stadion. Kevin berhasil menguasai bola dan berlari menggiring bola ke arah ring. Tangannya dengan mantap mendrible bola dan siap menembakkannya ke ring, namun sesaat sebelum tangannya meraih pantulan bola dengan cepat Dewa merebut bola dan langsung menembakkannya ke dalam ring. Stadion kembali dipenuhi suara sorak yang menggema, Dewa berhasil mencuri skor dari Kevin.

Duel siang itu cukup mendebarkan, meskipun Kevin sudah hampir kehilangan tenaganya setelah duel dengan banyak anggota lain namun dia berhasil mengimbangi Dewa. Poin mereka tidak terpaut terlalu jauh meskipun Dewa masih terus memimpin. Dewa sebenarnya tidak terlalu serius menghadapi Kevin dan sepertinya Kevin menyadarinya.

Kevin berjalan ke arah Dewa, tangannya mencekram keras pundak Dewa, lantas mendekatkan wajahnya ke telinga Dewa "jangan mengasihani ku" bisik Kevin dengan tegas.

Dewa mendrible bola keras ke lantai, matanya menatap dengan tajam Kevin yang sedang berusaha menghalau bolanya. Dewa membawa bola mendekati ring, Kevin berusaha merebut bola, Dewa memutar tubuhnya ke kanan dengan cepat, Kevin menghalaunya dari arah kirinya namun seketika langkah Dewa melesat berbalik cepat lalu melompat menembakan bola ke ring. Sisa pertandingan dua murid yang memiliki visual paripurna itu didominasi Dewa yang sama sekali tidak membiarkan Kevin sekalipun merebut bola darinya.

Setelah bermain dua babak, kemenangan telak diperoleh Dewa. Dia sama sekali tidak merasa senang atas kemenangannya, dia sadar melawan Kevin saat kondisinya kelelahan tidaklah membanggakan. Namun peraturan harus dipatuhi, Dewa ditetapkan sebagai pemenang duel antar anggota klub dan selanjutnya dia harus berhadapan dengan ketua klub basket untuk merebut posisinya yang sudah di jabatnya dua periode berturut-turut.

Bertanding melawan ketua klub tentu bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi ketua klub yang tinggi dan berbadan kekar itu terkenal dengan kekuatan tembakan bolanya yang cepat dan keras membuat nyali lawannya menciut. Ketua klub basket itu juga memiliki stamina yang sangat bagus, bahkan saat lawannya sudah kelelahan dia sama sekali tidak terlihat lelah sedikit pun. Kendati demikian Dewa berdiri menghadapi ketua klub dengan tenang dan percaya diri.

Duel antara Dewa dengan ketua klub berlangsung sangat sengit. Dewa kewalahan bertahan dari serangan ketua klub dan bahkan tidak mampu membuat serangan balik. Babak pertama dan kedua dipimpin ketua klub dengan selisih poin cukup jauh. Peraturan duel ini tidak terbatas babak, meskipun babak pertama dan kedua Dewa kalah, permainan akan terus berlanjut selama Dewa tidak menyerah. Namun jika Dewa berhasil mengalahkan ketua klub maka otomatis Dewa memenangkan duel tersebut.

Dewa menghela nafas panjang, keringatnya meluncur di pipi hingga dagu melewati sela-sela rambutnya. Babak kedua dimulai dengan bola dikuasai Dewa, dia berusaha menyerang ke arah ring, namun pertahanan ketua klub sulit ditembus. Mempertahankan bola agar tetap di tangannya saja sangat sulit, kekuatan tangan lawan sangat kuat dan dengan cepat merebut bola dari nya.

Dewa sadar akan sulit baginya mendekati ring namun dia terus mempelajari gerakan lawannya sejak babak pertama dan berusaha mencari celah kelemahan lawan. Dewa melihat gerakan ketua klub cukup cepat namun beberapa kali dia telihat sedikit melambat saat berhadapan dengan gerakan berputar dan meliuk. Di babak ketiga ini Dewa berusaha menggocek lawan dengan berputar dengan cepat menghindari lawan lalu berbalik meliuk dengan cepat menerobos pertahanan ketua klub yang kosong dan meluncur ke arah ring dan shoot, menembakan bola ke ring.

Satu dua kali dia berhasil membobol pertahanan ketua klub, namun ketua klub menyadari celah yang dibuat Dewa dan berusaha menghalau serangan Dewa dengan lebih kuat dan cepat. Babak ketiga berakhir dengan selisih poin yang lumayan tipis dengan kemenangan ditangan ketua klub. Perlahan Dewa berhasil mengejar mendekati poin ketua klubnya.

Memasuki babak ke empat tenaga Dewa telah terkuras banyak karena sebelumnya dia berlari pontang panting menghindari serangan ketua klub. Dewa masih menggunakan teknik yang sama meskipun itu akan membuatnya semakin kehilangan banyak tenaganya. Dewa semakin aktif bergerak berputar, meliuk dan berlari namun kecepatan lawan masih sulit di tembus.

Susah payah Dewa menyelaraskan poin agar tidak tertinggal jauh. Berkali-kali Dewa terjungkal dan terperosok mempertahankan bola. Kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, kulit putihnya semakin pucat, rambutnya basah penuh keringat, kakinya sesekali berjalan terseok.

Waktu tersisa 3 menit, ketua klub berdiri kokoh di hadapannya, meskipun terlihat tak bergeming namun dari getar bola matanya Dewa dapat melihat bahwa pertahannya telah bocor. Dewa mendrible bola mengindari lawan, berputar, berlari ke samping, mengoper bola ke tangan kirinya dan bertahan. Dewa memang dapat mendrible bola dengan kedua tangannya dan di menit-menit terakhir dia menggunakan skilnya itu. Ketua klub cukup terkejut melihat Dewa mendrible bola dengan tangan kirinya dengan hebat. Dia tidak menyangka lawannya memiliki kemampuan seperti itu.

Bak bermain dengan sebuah tim Dewa memantulkan bola ke arah kanan lawan kuat-kuat, saat lawan mengejar bola Dewa melesat dari arah kiri lawan mengejar bola, melompat meraih bola yang melambung cukup tinggi dan menembakan nya ke ring. Ketua klub cukup terkejut dengan pergerakan Dewa yang tidak terduga itu.Tembakan Dewa kali ini berhasil membuat poin Dewa terpaut satu angka dibawah poin ketua klub.

Waktu tersisa hanya beberapa detik, Dewa yang berada jauh dari ring merasa tidak punya banyak waktu untuk menerobos pertahanan lawannya mendekati ring. Dewa berdiri, mendrible bola lalu seketika melompat dan menembakan bola nya ke arah ring. Riuh gema sorakan menggaung di seluruh stadion bersamaan dengan bunyi pluit Aldo saat Dewa berhasil mencetak triple poin dari tembakan jarak jauhnya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!