Maya hanya diam di dalam mobil Devan yang sesekali melirik arah Maya, akhirnya Devan memberanikan diri untuk berbicara pada Maya.
"Apa kamu lapar...?" tanya Devan.
"Tidak." ucap ku tak menoleh pada nya.
"Apa ada sesuatu yang ingin kamu makan.?" tanya Devan lagi.
"Tidak." ucap Maya.
"Aku disini kenapa kamu melihat ke sana.?" ucap Devan.
Maya hanya diam dia tidak peduli yang di ucap Devan... Maya tak melihat Devan tersenyum rasanya senang menggoda Maya bagi nya cantik Maya bila marah.
Devan menepikan mobilnya di depan gerobak martabak devan memesan beberapa rasa di sana dia tidak tahu apa yang di suka maya dan tidak lupa memesan martabak telornya.
Setelah selesai membayar pesannya Devan segera masuk ke dalam mobil... Maya masih tetap diam dan tidak peduli sama yang di bawa Devan, mereka sampai Devan ikot keluar mengantar Maya sambil membawa martabak yang di beli ny tadi.
"Anda tidak usah ikot." ucap Maya.
"Aku akan antar kamu sampai depan pintu." Ucap Devan... Maya tidak peduli dan akhirnya membiarkan Devan mengantarnya sampai ke kontrakan.
"Tua... Tuan anda." ucap Rita dan Nina yang kaget melihat Devan di belakang Maya.
Devan tetap datar pada mereka berdua tidak ada senyum... Hanya senyum datar Maya yang masuk tanpa melihat Devan.
"Besok aku akan jemput kamu." ucap Devan pergi dan menyerahkan bingkisan tersebut ke Rita, Rita mengambilnya walau bingung.
"Wanita itu sok jual mahal, kalau bukan karena mama aku tidak akan seperti ini padanya biar bagaimana bayi di perutnya adalah bayi ku, aku takut dia melukai anakku maafkan aku Tania." gumam Devan di dalam mobil...
Flash Back on...
Malam itu dua bulan yang lalu Devan lagi di kamarnya di rumahnya dulu bersama Tania begitu banyak kenangan di sana makanya Devan membeli apartemen yang baru di belinya itu malah membuat dia menjadi pria berengsek sampai kejadian dirinya dengan Maya.
Apalagi Tasya yang tidak mau tinggal di sana... Selalu ingin tinggal di rumah oma Maria, di sana ada Devina dan suami serta anaknya Jimmy..
"Van, boleh mama masuk.?" ucap mama Maria.
"Masuklah Ma..." ucap Devan.
"Van, mama mohon kamu harus bujuk wanita itu mama ingin kamu tanggung jawab pada Maya hamil atau tidak kamu harus menikah padanya." Ucap mama Maria.
"Tapi mah, aku tidak bisa mah aku mencintai Tania. " Ucap Devan.
"Tania... Tania Van sadar Nia sudah tenang kalau kamu seperti ini kasian dia di sana Van... Biarkan Nia tenang Van... Kamu pikirkan Tanya dia butuh seorang ibu... Kamu tidak tahu kenapa anak di usianya sudah berbuat kasar Tasya tidak mau ke sekolah karena sahabatnya ngatain dia kasian anak di usianya kamu jangan egois Van." ucap mama Maria.
"Mama mohon Van, kalau kamu masih egois mama akan bawa Tasya keluar negri... Kamu hanya memikirkan dirimu dan Tania yang sudah meninggal yang sudah beda alam dengan kita... Mama bukan menyuruh kamu melupakan Tania tapi mama ingin kamu melanjutkan hidupmu Van, pikirkan Tasya." ucap mama Maria.
Melihat mama Maria yang selalu memohon dan sampai menangis membuat Devan akhirnya mau menerima dan menikah pada Maya... Karena biar bagaimana Devan juga merasa bersalah telah melakukan hal bejad itu pada ke Maya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments