Rita mengetuk pintu kamar Devina karena bagi Rita hanya Devina yamg bisa di ajak bicara masalah Tasya...
Tok....
Tok...
"Nona ini saya Rita." ucap Rita di balik pintu... Tak lama pintu tersebut terbuka.
"Ada apa Rita.?" ucap Devina.
"Saa... Saya ingin mengundurkan diri nona." ucap Rita.
"Tapi Rita, masalah tadi kamu tenang saja kita tidak menyalahkan kamu." ucap Devina.
"Tidak nona aku takut, apalagi nona Tasya tidak mau sama aku." ucap Rita.
"Nanti lama lama Rita pasti Tasya mau sama kamu, kamu yang sabar." ucap Devina.
"Saya sampai sudah ada pengganti yang baru saja Nona." ucap Rita.
"Baiklah saya akan cari lagi... Kamu yang sabar aja dulu." ucap Devina.
Rita pergi ke kamar Tasya dilihat anak itu sudah tidur pulas karena tadi seharian bermain di mall, rencana ketemu sama Maya dan Nina di mall gagal karena Tasya hilang.
"Hallo... Kalian lagi apa.?" ucap rita di panggilan telepon.
"Kami khawatir oada kamu Rita, jadi bagaimana papa itu anak sudah tahu.?" Tanya Nina.
"Tuan Devan belom tahu di lagi keluar kota." ucap Rita.
"Yang sabar ya Rita, Aku yakin papi nya tidak akan marah dia pasti mengerti." ucap ku semangati Rita.
"Makasih ya May, tapi kamu tidak tahu seperti apa tuan Devan... Kamu ini kalau kamu mami nya itu anak mungkin enak aku." ucap Rita.
"Duh maaf aku salah." ucap ku pada Rita.
"Sudahlah tidak apa apa, aku sampai menunggu pengganti ku baru aku akan berhenti." ucap Rita.
"Kamu yakin.?" ucap Nina.
"Iya aku tidak sanggup lagi anak itu nakal." ucap Rita.
"Rita, anak itu tidak nakal kamu saja yang tidak bisa mengambil hati nya." ucap ku tidak terima entah kenapa.
"Iya juga sih May, benar kata kamu." ucap Rita.
"Besok papi itu anak balik... Terimakasih ya Kalian istirahatlah." ucap Rita.
Maya hari ini terpaksa masuk pagi karena menggantikan temennya yang tidak ingin tukar untuk satu hari ini saja...
Saat Maya lagi berjalan mengantarkan menu makanan ke meja nomor 10 tak sengaja dirinya menabrak seorang pria yang tinggi tegak..
"Maaf... Maafkan saya." ucap ku meminta maaf pada orang tersebut.
Orang itu pergi begitu saja, aku melihatnya terlihat tampan dan dingin... Tak ada satu kata yang di ucapkan pria tersebut... Ya yang di tabrak Maya adalah Devan.
"Sombong sekali untung saja ganteng." ucap ku menggumpal...
"Apa yang kamu bilang, lain kali berjalan pakai mata." ucap Devan yang mendengar.
"Rupanya punya telinga dan mulut." ucap ku lagi.
"Kamu..." Ucap Devan, tapi dia balik ke kursinya.
Rasanya bagi Devan tidak berguna berdebat dengan Maya...
" Gadis itu cantik." ucap Robby.
"Kenapa kamu suka sekali makan dia ini karena cewek itu.?" ucap Robby.
"Ini karena mama yang suka masakan disini dan menurutku lumayan apalagi pemiliknya kenalan mam." ucap Devan.
"Bukannya pemiliknya umur 45 tahun dan mama kamu sudah 50 tahun." ucap Robby.
"Suaminya sahabat baik papa." ucap Devan.
Sementara Maya yang sudah di dapur... Bertemu dengan sahabat nya...
"May, kenapa kamu.?" Tanya Lina.
"Tidak apa apa kak, tadi ada orang aneh." ucap Maya.
" Siapa.?" Tanya Lina.
"Aku juga tidak Tahu karena aku tidak pernah melihatnya, nah itu orangnya yang duduk di ujung sana." ucap Maya memberi tahu ke sahabatnya itu yanh bertanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nurshania Shania
kata katanya kurang rapi, tolong diperbaiki lgi kak
2023-11-26
1