Malam ini Devan menemui Tasya putrinya niat mau ajak Tasya pulang tapi sayang gadis kecil itu tidak mau malah tidak ingin berbicara pada Devan..
"Sayang maafkan papi." ucap Devan mengetuk pintu kamar Tasya...
"Papi janji tidak akan pergi lagi." ucap Devan.
"Papi bohong, Tasya marah sama Papi." ucap Tasya.
"Sayang maafkan papi... buka pintunya." ucap Devan.
"Tasya marah..." ucap Tasya.
Sebenarnya pintu kamar itu tidak di kunci tapi Tasya marah bila papi nya buka pintu itu makannya Devan pura pura seakan pintunya terkunci.
"Tasya tidak sayang sama papi.?" ucap Devan.
"Kalian ini..." ucap oma Maria.
"Tasya... Katanya mau meminta sesuatu bila papi pulang." ucap oma Maria.
"Minta apa mi.?" tanya Devan bingung.
"Kamu tanya saja langsung sama putri mu." ucap oma Maria pura pura tidak tahu.
"Papi janji akan kasih hadia yang tasya mau.?" ucap Tasya.
"Iya sayang apapun yang Tasya mau pasti akan papi kasih." ucap Tasya.
Tasya akhirnya membuka pintu itu lalu memeluk papinya...
"Tasya kangen sama papi." ucap tasya di pelukan papi nya.
"Papi juga sangat sayang Tasya." ucap Devan memeluk putrinya.
"Papi janji akan beri kan Tasya mami." ucap Tasya.
Sebenarnya Devan sangat malas setiap ketemu Tasya selalu meminta mami pada nya...
"Temen Tasya punya Mami semua kenapa Tasya tidak punya mami, papi" ucap Tasya sedih, Devan juga merasa sedih setiap Tasya sebut mami membuat dirinya teringat Shinta istrinya.
"Tasya, Mami dan adik mu sudah tenang mereka lebih di sayang tuhan." ucap Devan.
"Papi jahat... Papi tidak sayang Tasya... Oma, Oma..." teriak tasya lari ke kamar oma maria.
"Kenapa sayang." Tanya oma Maria di atas ranjang tasya yang memeluknya.
"Tasya..." ucap Devan yang menyusul Tasya ke kamar oma Maria.
"Ada apa Van, kamu apain lagi.?" ucap oma Maria.
"Papi jahat oma tidak mau berikan Tasya mami." ucap Tasya menangis.
"Kamu ini Devan, kenapa sulit sekali menuruti permintaan putrimu." ucap oma Maria.
Devan tidak mau berdebat dengan mama dan anaknya, todak mudah bagi devan menikah lagi apalagi kepergian Shinta baru saja 3tahun lebih...
Setiap sedih Devan biasa pergi ke pemakaman Shinta dan putranya itu... Melepas rindu sekaligus urhat masalah Tasya... Tapi kali ini Devan hanya diam di kamar hanya bisa bicara pada foto Shinta yang sedang hamil...
"Sayang, kenapa kamu cepat sekali pergi.?" ucap Devan, aku tahu kamu pasti selalu melindung Tasya... Tapi kami sangat membutuhkan kamu." ucap Devan menitihkan air mata.
Tak lama Devan tertidur sambil memeluk foto Shinta... Ya semenjak Shinta pergi Devan hanya menangis menatap foto Shinta yang ada di kamarnya di rumah oma Maria.
Pagi pun tiba hari ini Tasya memilih pergi sekolah bersama Jimmi dan Aunty nya Devina... Tasya tidak mau papi nya yang antar.
"Tasya sama papi saja perginya." ucap Devan.
"Tasya tidak mau mgomong sama papi." ucap Tasya.
"Mama..." ucap Devan pada oma Maria.
"Itulah putri mu." ucap mama Maria.
Hari ini Maya masuk sore jadi sedikit santai dan malas malasan bangun tidurnya...Sebenarnya Maya sangat bosen masuk siang sudah balik malam waktu terasa lama sekali baginya...
Tak lupa Maya menghubungi nenek dan bibinya di desa untuk tanya kabar saja..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Charmain Lawalata Richardo
kacau kalimatnya, kadang ngga paham sama penuturan bahasanya
2024-01-08
2