Oma Maria pun ke kamar Tasya di lihat Tasya yang lagi duduk di pojokan tepi tempat tidur...
"Cucu oma, kenapa sedih.?" tanya oma Maria.
"Tasya bukan anak nakal oma, Tasya ingin punya mami Oma... Hiks... Hiks... " tangis Tasya yang sangat pilu.
"Tasya anak yang pintar, iya nanti oma akan carikan mami buat Tasya." ucap oma.
"Janji Oma." ucap Tasya.
"Iya Janji... Oma janji sama Tasya." ucap oma Maria.
"Oma, apa benar mami pergi tinggalin Tasya karena Tasya nakal.? Tasya janji tidak akan nakal biar mami pulang." ucap Tasya.
Devan yang menguping di pintu yang tidak terkunci itu... Hatinya sakit melihat putri ke sayangannya menangis.
Devan segera pergi di ikoti oleh Robby... Di dalam mobil Devan hanya diam mobil di bawa oleh Robby.
"Lo yang sabar bro..." ucap Robby.
"Gimana gw mau sabar, liat Tasya seperti itu hati gw hancur." ucap Devan.
"Gue mengerti... Tapi ya saran gue lo harus cari mami buat Tasya." ucap Robby.
Devan mengajak Robby ke sebuah cafe remang remang diskotik... Di sana Devan meminum minuman berakhol Robby yang sudah berkali kali mencegahnya...
"Sudah Van ini Kamu sudah mabuk Van..." ucap Robby.
"Satu kali lagi... Lo pulang saja sana." ucap Devan.
"Ini sudah jam 5 sore Van... Gue harus pulang." ucap Robby.
"Iya lo pulang saja..." ucap Devan.
"Gue harus antar lo dulu baru gue pulang." ucap Robby.
Tapi Devan tetap tidak mau pulang tak lama kesadaran Devan sudah mabuk, berbicara yang sembarangan akhirnya mereka sampai di sebuah apartemen milik Devan.
Robby pergi meninggalkan Devan yang lagi berbaring di atas sofa itu... Saat Robby ingin keluar ponselnya berdering ternyata dari oma Maria.
"Hallo oma... " ucap Robby.
"Kalian dimana.?" ucap oma Maria.
"Aku di apartemen Devan dan sekarang sudah mau pulang." ucap Robby.
Oma menutup telepon drai Robby... Dan Robby seperti mencari nomor lalu menghubungi seseorang di ponselnya.
"Hallo, saya pesan nasi capcay tolong antar ke apartemen Xxxxxx No.19 " ucap Robby lalu mengakhirkan panggilannya dan melajukan mobilnya.
Sementara di restoran... Membuat pesanan yang di pesan Robby, restoran itu tempat Maya bekerja awalnya Beni yang mengantar tapi tiba tiba perut Beni sakit.
"May kamu bisa antar makanan ini ke sana." ucap pemilik restorannya ibu Shinta sambil menyerahkan kantong yang berisi kotak makan itu.
"Soalnya Beni tiba tiba sakit perut, ini sudah di bayar." ucap bu Shinta.
"Baik bu..." ucap Maya.
Maya sampai di apartment milik Devan... Berkaki kali Maya menekan bel, saat Maya ingin pergi pintu terbuka... Melihat seorang pria yang hanya memakai celana panjang tanpa baju Maya pun merasa bingung.
"Ini tuan pesanan anda." ucap Maya menyerahkan kantong plastik tersebut..
"Tania..." ucap Devan menarik tangan Maya dan masuk ke dalam pelukannya.
"Tuan anda mabuk, saya Maya bukan Tania tuan... Lepaskan saya." ucap Maya memberontak tapi bukan di lepas Devan malah ******* bibir Maya.
"Tolong lepaskan saya Tuan." ucap Maya... Tapi Devan mengendong Maya yang memberontak itu sampai ke kamar dan menindih tubuh Maya.
Devan melepas paksa kancing kemeja Maya, Maya yang tidak bisa melawan tenaga Devan yang sangat kuat... Roknya yang sudah di angakat oleh Devan dan melepas **********..
Adengan panas pun terjadi, Devan yang tidak menghiraukan tangis dan ucapan Maya dia hanya menikmati sampai akhirnya puas melepas puncaknya, dan berbaring tak sadarkan diri lagi.
( Maaf ya nama istri Devan Tania, karena saya kelupaan kalau pemilik restoran Maya bekerja namanya Shinta juga...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
betriz mom
dari pertama sudah bingung, kirain pemilik restoran mantan istri Devan, tapi istrinya drvan sudah meninggal🤗😀🙏
2024-02-25
0