Nyonya Maria kaget melihat seisi apartemen itu agak berantakan kotak nasi yang masih ada isi itu tergeletak di lantai, ada sepatu wanita hanya sebelah saja.
"Aunty... Apa Papi di rampok.?" tanya Tasya.
"Tidak sayang..." ucap Devina.
Di kamar mama Maria sangat terkejut dengan kondisi putranya Devan tanpa baju dan ada bercak darah di serpai itu, lalu kemeja dengan pin name tag dan logo tempat bekerja.
"Ini ponsel siapa.?" ucap mama Maria, dari tadi tidak ada orang selain Devan di kamar itu.
"Tidak tau ma." ucap Devan yang masih terasa pusing di kepalanya sambil memegang kepala.
"Maya Sari..." gumam mama Maria melihat name tag di kemeja putih itu.
"Cepat kamu pakai baju dan cuci muka kamu, Tasya di luar jangan sampai di lihat kamu seperti ini." ucap mama Maria yang lalu pergi meninggalkan Devan.
"Mah, kenapa.?" tanya Devina.
"Seperti nya kakak kamu perkosa seorang wanita... Tapi mama belom yakin." ucap mama Maria.
"Oma, papi masih bobo ya.?" tanya Tasya.
"Iya sayang..." jawab mama Maria.
"Papi... Happy birthday Tasya sayang papi." teriak Tasya yang melihat papi nya keluar.
"Kak happy birthday, make wish kak." ucap Devina... meyodorkan kue ulang tahun yang sudah di hias, ya sejak malam mereka sudah Siapa kue tersebut.
"Tasya mau di ulang tahun papi semoga papi kasih Tasya punya mami." gumam tasya yang sedang make wish tapi kedengarannya.
"Amin..." ucap mama Maria dan Devina bersamaan.
Devan mencium pipi gembul putrinya itu... Yang ulang tahun papi nya yang memohon permintaan putrinya.
"Papi minta apa sama Tuhan.? sama kayak Tasya kan papi.?" ucap Tasya.
Devan hanya tersenyum, pada putrinya itu sementara mama Maria selalu menatap Devan menunggu penjelasan pada putranya itu yang mabuk dan kondisi di kamar dan ruangan yang di lihat.
"Kamu pergi sekolah dulu ya sama aunty." ucap Devina.
"Iya oma nanti sama Papi yang jemput kamu, oma disini dulu ya." ucap oma Maria.
Tasya dan Devina pun pamit ke Devan dan mama Maria... Yang sudah sipa mengintrogasi putranya itu...
"Sekarang kamu jelaskan ke Mama apa yang terjadi.?" ucap mama Maria.
"Devan, ini baju perempuan siapa Maya Sari.? dan ini sepatu wanita... Dan ini ponselnya pasti, jadi kamu jelaskan darah di sprei itu." ucap mama Maria.
"Mah, Devan tidak tahu pala Devan pusing." ucap Devan.
" Kamu mabuk, cek cctv kamu." ucap mama Maria.
Devan pun segera meraih laptopnya dan mengecek cctv di ruangan apartemen nya saat dirinya di antar Robby yang mabuk, masuk kamar lalu dengan gontai berjalan ke pintu lalu menarik wanita yang mengantar makan...
Devan sangat sedikit samar samar mengingat ke jadian semalam... Lalu Devan mengusap muka dan pala nya dirinya tak habis pekir kenapa bisa berbuat seperti itu.
"Sekarang kamu harus temui wanita ini dan bertanggung jawab." ucap mama Maria.
"Tapi Ma." ucap Devan langsung di potong.
" Dia disini." ucap mama Maria menunjuk kantong plastik itu dan kotak nasi itu.
Devan menatap kantong itu yang sangat tahu di mana lokasinya. Tapi seingatnya dia tidak ada pesan makan malam itu.
Sementara di tempat Maya dirinya masih saja menangis di rumah kost itu dirinya tidak berani masuk kerja tapi maya masuk sore.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments