Beni dan Nita tau Maya tidak balik pagi setelah mengantar pesanan tersebut membuat mereka khawatir akhirnya malam itu Nita sama Beni mengantar Tas Maya setelah di hubungi oleh Nina.
Mengetahui sahabatnya mengalami musibah Beni yang merasa menyesal karena seharusnya malam itu dirinya yang mengantar pesanan...
"Sudah lah Ben, semua ini bukan salah kamu ini takdir." ucap Nita.
"Nita, kamu." ucap Beni yang kecewa sama Nita.
Rita dan Nina mencurigai orang yang sama tapi dirinya tidak percaya karena selama ini yang di tahu mereka pria itu sangat baik walau cuek sikapnya.
Maya sudah mulai bekerja... Tapi berbeda jauh Maya lebih banyak diam dan murung, hanya menurut saja setiap di suruh ini dan itu. Ke esokkan hari nya nyonya Maria menemui Maya.
"May, ada seseorang mencari kamu." ucap ibu Shinta pemilik restoran itu.
"Siapa bu.?" tanya Maya yang merasa tidak kenal.
"Nyonya Maria Hermawan... Kamu ada masalah dengannya.?" tanya nyonya Shinta.
"Tidak bu..." ucap Maya... Heran karena dirinya tidak pernah bertemu dengan Maria.
"Sudah kamu temui saja dulu." ucap Shinta.
Maya menganggukkan kepala lalu berjalan menghampiri nyonya Maria. Dengan rasa bingung Maya mendekat ke nyonya Maria.
"Hai, kamu Maya.? duduklah." ucap nyonya Maria yang mempersilakan Maya duduk.
"Terimakasih." ucap Maya sambil menarik kursi di depan nyonya Maria.
"Cantik... Kamu cantik sekali." ucap nyonya Maria.
"Makasih nyonya." ucap Maya bingung.
"Saya bingung harus mulai dari mana... Tapi sebelom nya saya minta maaf mewakilkan anak saya." ucap Maria.
"Minta maaf untuk apa.?" ucap Maya bingung...
Nyonya maria langsung menoleh di luar jendela restoran ke arah parkiran... Maya mengikoti arah tatapan nyonya Maria, betapa kaget Maya melihat sosok yang berjalan itu...
"Saya permisi nyonya." ucap Maya yang sudah mau bangun tapi di cegah nyonya Maria.
"Kamu jangan pergi." ucap nyonya Maria.
"Tapi saya tidak mau melihatnya." ucap Maya menangis.
Tapi sayang Devan sudah berdiri di hadapannya. Nyonya Maria juga melepaskan genggam tangannya, Maya menatap mata Devan air matanya deras keluar dari matanya.
"Duduklah." ucap Devan, yang duduk di sebelah Mama nya sementara Maya yang tidak ingin melihat Devan hanya menunduk.
"Anak saya akan menikahi kamu." ucap Maria, membuat Devan langsung menatap mama nya.
"Ma, mama." ucap Devan terhenti karena Maya berbicara.
"Saya tidak mau, karena seperti nya pria Ini juga tidak mau tanggung jawaban, putra anda tidak mau tanggung jawab atas perbuatannya... Saya permisi." ucap Maya lalu pergi dirinya menangis Nyonya Maria yang melihat punggung Maya yang bergetar.
"Kamu ini... Mama tidak mau tahu ku harus menikah dengannya karena mama tidak mengajarkan kamu seperti ini." ucap nyonya Maria yang sudah di dalam mobil bersama Devan.
"Maya... kamu kenapa.?" tanya Beni.
"Tidak apa apa kak." ucap Maya, lalu mulai bekerja lagi.
Sudah seminggu ke jadian itu nyonya Maria datang lagi menemui Maya di kostnya dia tahu dari Rita yang sekarang sudah bekerja di cafe cake milik Devina.
Tok...
Tok...
Cekrek... suara pintu terbuka.
"Nyonya... silakan masuk." ucap Maya masih sopan.
"Makasih..." ucap Nyonya Maria. Maya menyiapkan minum untuk Maria.
"May, apa kamu sudah pikirkan kembali permintaan saya." ucap Nyonya Maria.
"Maaf nyonya saya tidak bisa apalagi setiap saya melihat putra anda, biarkan saya hidup tenang." ucap Maya.
"Tapi May.." ucap Maria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments