Sudah dua bulan berlalu nyonya Maria tidak pernah menyerah selalu menemui Maya... Sementara Devan yang seakan di tekan terus oleh mama nya.
"Van, kamu harus temui wanita itu dan bertanggung jawab menikahi Maya." ucap Mama maria saat melihat Devan lagi santai di ruang kerjaan di kantornya .
"Mah, aku tidak mau menikahinya tapi aku akan bertanggung jawaban dan meminta maaf... Toh wanita itu tidak hamil." ucap Devan.
"Kalau dia hamil bagaimana.?" ucap mama Maria.
"........" Devan diam.
"Dia seorang wanita bila dia hamil tanpa suami bagaimana hidupnya hidupnya pasti, aduh mama tidak bisa membayangkannya bila orang akan menghinanya." ucap Maria.
"Sudahlah mah tidak mungkin dia hamil mama berlebihan..." ucap Devan.
"Tapi Van... " ucap mama Maria.
"Kalau dia hamil aku akan bertanggung jawab membiayai nya Ma." ucap Devan.
"Kamu kira uang segalanya dan wanita itu akan menerimanya... Dia wanita yang berbeda, buktinya dia juga tidak mau di nikahi sama kamu." ucap Maria pergi meninggalkan Devan dan pergi ke restoran Maya bekerja.
Sampai di sana terlihat maya di bopong oleh seorang lelaki... Nyonya Maria yang melihat itu lalu bertanya pada salah satu karyawan.
"Ada apa, kenapa dengan Maya masuk kan ke mobil saya saja." ucap nyonya Maria.
"Maya pingsan, tidak tahu." ucap Nita..
Seorang yang membantu Maya pun menurut apa yang di perintah oleh nyonya Maria. Memasukan Maya ke mobil miliknya di kursi belakang.
Sesampai di rumah sakit Maya segera di periksa, nyonya Maria menghubungi Devina yang sedang menjemput Jimmy dan Tasya di sekolah pun menyusul ke rumah sakit...
Karena mama Maria yang khawatir menangis ketakutan... Devan yang di hubungi tak ada jawaban, Setelah Devina sampai tak lama Devan juga sampai dia datang karena membaca pesan dari Devina.
"Mah, ada apa siapa yang sakit.?" ucap Devan.
Karena Devan melihat Devina dan Tasya serta Jimmy baru balik... Maria dan Devan bertemu saat mama Maria menebus obat di apotik.
"Tidak ada yang sakit, tapi itu." ucap mama Maria menunjuk ke arah seseorang yang lagi duduk Devan menoleh mata mereka saling bertemu.
"Wanita itu." ucap Devan.
"Iya dia hamil Van, jadi kamu harus menikahinya dia sudah setuju." ucap mama Maria berjalan mendekat ke arah Maya.
Tapi mata Maya penuh kebencian menatap Devan... Maya berdiri saat Devan dan mama nya menghampiri dirinya.
"Saya permisi nyonya... Dan terimakasih nyonya atas semuanya." ucap Maya lalu hendak ingin pergi.
"Van kejar dia." ucap Mama Maria.
"Tunggu dulu biar aku antar." ucap Devan.
Maya berjalan tidak menghiraukan Devan lalu menarik tangan Maya.
"Lepaskan tangan anda." ucap Maya menatap Devan yang memegang tangannya.
"Saya akan lepaskan tapi anda jangan pergi." ucap Devan.
"Saya benci anda, saya tidak ingin anak ini." ucap Maya menangis sambil memukul perutnya lalu Devan mengehentikannya.
"Pukul aku..." ucap Devan...
"Kenapa saya bertemu orang seperti anda." ucap maya menangis... Mama maria yang melihat sangat sedih dia mengerti di posisi Maya siapa yang mau di perkosa apalagi dengan pria tidak di kenal dan di cintai.
"Lebih baik anda mati saja... Atau masuk penjara." ucap Maya menunduk menangis menekuk lututnya.
"Nak... Bangunlah kita bicara dulu kamu masih emosi.." ucap nyonya Maria, akhir nya maya berdiri dab sekarang ikot Devan dan mama Maria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments