Chapter 8 "Mengikuti alur"

kuncup itu merekah..

Mengeluarkan kelopak-kelopak merah muda merona..

Mengundang para lebah.. Dan menghampiri setiap warna..

🌼

..

Setelah mendapat telepon dari kakaknya, Leo pun Melajukan mobilnya menuju Rumah ayahnya tersebut demi menjemput shanum. Sudah hampir sekitar 1 tahun ia belum pernah kembali ke rumah masa kecilnya itu, dan untuk pertama kali setelah menikah ia akan memasuki Rumah itu lagi.

"Eh. Tuan Reyl selamat malam" sapa Satpam yang berjaga dan kemudian membukakan gerbang namun sapaan itu hanya di balas anggukan oleh Leo. Bergegas ia memarkirkan mobil nya dan masuk.

"Kak Haris"

Panggil leo karena kebetulan ia melihat Harris sedang berdiri menghadap sangkar burung peliharaan miliknya.

"eh Ley apa kabar" Balas haris lalu berdiri memeluk adik iparnya itu dan dibalas oleh leo.

" Shanum mana kak?" tanya leo to the point.

"Cieee yang langsung kangen .. Baru aja di tinggal beberapa jam hehe" goda harris dan hanya dibalas tawa kecil oleh leo.

"ada tuh di dalam habis ngobrol sama papa ini mungkin lagi sama relyn" jawab harris.

"oke kak aku masuk dulu ya"

"yoi"

Setelah Leo masuk terlihat punggung kecil Shanum yang tampak membelakanginya sedang berdiri menatap bingkai-bingkai foto yang terpajang pada dinding.

"ekhem!"

Leo berdeham dan shanum pun menoleh ke arahnya. Mereka saling menatap namun tak lama membuang muka karena malu satu sama lain, setelah malam itu ia dan shanum tak pernah saling mengobrol maupun bertemu meski satu rumah.

"A-ayo pulang" ajak leo sembari menatap kosong bingkai foto yang tadinya di tatap shanum.

"eh sebentar anu kak rely---"

"Wahh adek bontot kesayangan acuu dah datangg"

Suara itu datang dari arah sebelah kiri leo, ya itu suara relyn yang memotong kalimat shanum barusan.

"jemput ayank yah..ih so sweet nya" goda relyn sekali lagi.

"kakak" jawab leo memberi kode agar relyn diam.

"hihihi, bentar dulu pulangnya. Shanum ini yang kataku tadi" ucap relyn sambil memberikan bingkisan.

"ah.. Makasih banyak ya kak" jawab shanum senyum.

"yaudah kalian boleh pulang sana dah malem juga" usir relyn sembari menggerakan telapak tangannya.

"mana papa" tanya leo

"udah tidur"

"yasudah bilangin aja kami pulang" ucap leo datar.

"iya iyaa"

"makasih untuk hari ini ya kak" kata shanum lalu menyalami kak relyn.

"iya nanti kapan-kapan aku main ke rumah kamu ya"

"oke kak sipp"

Shanum dan relyn lalu tos barengan dan leo menatap lirik hal tersebut.

"cepet akrab juga ternyata" gumam leo.

"kamu iri yaa" bisik relyn membuat leo menatap tajam dirinya.

Akhirnya Leo dan shanum pun pulang dari kediaman ayah mertuanya.

Di perjalanan hanya terdapat keheningan di antara mereka berdua, shanum dengan segala macam pikirannya begitupun leo mereka hanya menatap kosong luar mobil satu sama lain.

"ini yang kedua kali aku dan kak leo akhirnya ketemu. Padahal serumah apa sesulit itu mengobrol, aku juga ingin tau cerita versi dia setelah denger dari pak alex tadi" batin shanum.

Shanum merasa moment ia berdua saja dengan leo ini sangat langka, karena tampaknya leo selalu menghindari shanum. Ia pun berpikir jika nanti sampai di rumah mereka masih belum mengobrol apapun dan langsung masuk ke kamar masing-masing maka hari seperti biasa akan dimulai kembali. Dimana shanum bangun pagi dan tidur malam tanpa bertemu sama sekali suaminya tersebut.

"kalau.. Kamu gak di rumah dan mau minta aku jemput kamu, telpon aja" ucap leo. setelah memberanikan diri untuk waktu yang lama,

"aku mm gak apa sih kak kalau kakak sibuk aku nanti bisa pulang sendiri" balas shanum karena yang di pahami shanum nanti mungkin akan mengganggu leo jika ia terusan menelpon leo apalagi yang ia tau pekerjaan kantor leo sangat membuat nya sibuk maka shanum tidak berniat untuk mengganggunya.

"aku gak keganggu sama sekali, kamu bisa telpon aku ini permintaan bukan perintah" cetus leo. Laki-laki ini sepertinya tidak tau cara berbicara lembut pada perempuan rupanya.

"eh..emh iya oke kak" jawab shanum yang sempat kaget karena kiranya leo marah. Shanum pun mengurungkan niatnya untuk mengajak leo mengobrol.

Sesampainya mereka di apartemen leo memarkirkan mobilnya. Mereka berdua keluar bersama, berjalan bersama, lalu masuk dalam lift . Suasana sepi dan hening bahkan ketika masuk lift hanya terdengar mesin lift yang bergerak naik ke atas.

Bipp Bipp Bipp

(tombol sandi)

Mereka berdua pun masuk setelah leo mendahului.

"gabisa gini nih, aku harus nahan kak leo setidaknya ngobrol 10 detik aja. Yang penting ubah keadaan dulu" batin shanum bertekad. Sebelum ia memutuskan ingin cerai atau tidak nantinya dengan leo ia juga harus tau isi hati leo apa dia punya orang lain yang dicintai atau bagaimana, jika memang leo pun tidak menginginkan pernikahan ini. Ini bisa menjadi pertimbangan keputusan shanum yang saat ini merasa dilema, antara iba dengan pak alex atau impiannya yang sempat tertunda.

Saat leo hendak masuk ke kamarnya,

"Kak" panggil shanum yang menghentikan sejenak leo.

"Makan dulu, lauknya aku panasin ya" ucap shanum.

"gapapa gak usah aku masih kenyang" tolak leo. Membuat shanum sedikit geram dan akhirnya menatap leo sambil berbicara tegas.

"gaboleh, jangan tidur sebelum makan. Aku juga belum makan" ucap shanum membuat leo sedikit kaget lalu menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan dan masuk ke kamarnya.

"fiuuh..." shanum menghela nafas lega. "kali ini kalau dia gamau buka obrolan, aku yang akan buka obrolan" gumam shanum.

Ia kemudian mengeluarkan lauk pauk yang dimasak tadi siang di rumah ayah mertuanya untuk dipanaskan kembali. Sejujurnya ia sudah makan malam tadi, tapi demi hal ini ia berbohong sedikit karena moment bersama leo sangat langka.

Ia menghidangkan lauk pauk beserta nasi ke piring leo yang sudah duduk dihadapannya. Tanpa berbicara apapun leo menyantap makanannya. Untuk pertama kali di dalam pernikahan mereka kedua orang ini akhirnya makan bersama,

"apa ajudan papa yang jemput kamu?" leo membuka obrolan.

Membuat shanum kaget, tanpa harus berpikir keras untuk membuka obrolan duluan.

"iya aku kaget sih kirain pak wanto, mana badannya berotot semua lagi kan serem" ucap shanum asal ceplos yang membuat leo sedikit tersenyum.

"apa ada hal khusus yang papa bicarain?" tanya leo lagi.

"nggak ada sih cuman mau ngajak makan siang bareng" jawab shanum. Ia ingat bahwa pembicaraan nya dengan pak alex harus dirahasiakan dari leo.

"kakak tau aku disana?"

"iya kak relyn yang ngabarin"

"oh.. Apa kakak gak lembur hari ini?seperti hari-hari biasanya?" tanya shanum.

"nggak, kebetulan kerjaanku cepat selesai"

"ohh.."

Keheningan pun terjadi lagi di sela-sela makan mereka berdua sampai makanan tersebut habis. Leo membantu shanum membereskan piring kotor dan merapikan kembali meja makan.

Degg Degg

Leo tepat berdiri sangat dekat di belakang shanum yang sibuk mencuci piring, tangan putih dan kekar milih leo yang melewati sisi pipi kirinya membuat shanum sedikit kaget. karena leo hendak mengambil wadah sabun cuci tangan yang ada di depan shanum yang nampaknya sudah kosong,

"habis ya.. Apa kamu beli refill sabunnya?" ucap leo sambil menengok shanum dengan menunduk sedikit. Sekarang posisi leo yang menatap wajah shanum karena tubuh shanum terlalu pendek ini berdiri dihadapannya.

"ada kak di rak atas kepala saya, biar saya ambilkan" jawab shanum dengan cepat menunduk kembali menatap cucian piring setelah mendongakkan kepala menatap leo. Shanum berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"gak usah biar aku ambil sendiri" balas kembali leo dan menjulangkan tangannya membuka rak yang tepat berada di atas kepala shanum. Posisi mereka sangat dan sangat dekat sekali, sehingga shanum bisa mencium aroma segar tubuh leo yang habis mandi tadi dan hembusan nafasnya meniup pucuk kepala shanum.

Degg Degg

"ah..ini refillnya ketemu" ucap leo yang sudah meraih refill sabun tersebut dan menutup kembali rak dan berjalan menjauh dari shanum.shanum menghembuskan nafas lega karena ini pertama kalinya setelah sekian lama menjomlo merasakan yang namanya deg deg an.

setelah mereka berdua selesai makan, mereka berdua berbalik membelakangi satu sama lain dan hendak berjalan menuju kamar masing-masing. Begitupun shanum yang hendak menuju kamarnya namun langkahnya terhenti karena panggilan leo.

"anu.. Makasih makan malamnya"

"ah! I-iya" jawab shanum mereka pun berbalik kembali.

Tapi kali ini saat leo hendak masuk kamarnya, langkahnya pun terhenti karena shanum memanggil.

"Kak!"

"Ya?"

"J-jangan pergi kerja dulu sebelum sarapan. Besok aku masakin" ucap shanum.

"Ah..oke" leo pun mengangguk. "Selamat malam" sambungnya.

"malam juga" balas shanum.

Mereka berdua pun masuk ke kamar masing-masing. Terlihat leo yang seperti biasa saja itu juga ternyata juga menahan sikap nya sedari tadi, padahal di pikiran shanum hanya dia yang merasakan gugup. Leo ternyata pintar ber akting seolah biasa saja. Leo menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang tempat tidur, menutup matanya dengan lengannya.

Pikiran positif dan negatif beradu di kepalanya saat ini.

"hah..."

Helaan nafas berat pun keluar darinya.

..

🌼

(next)>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!