Tidak.. Apakah ini akhir dari sang bunga Azalea..
Perlahan inti bunga pun berguguran..
Batang dan daunnya pun melayu..
Bukannya para lebah yang datang.. Tapi para lalat yang berdatangan..
Aku masih ingin melihat langit.. Pinta sang bunga..
..
🌼
"gays.. Keknya aku harus pulang sekarang"
Ucap azalea kepada derik dan nami.
"lah? Tiba-tiba?" tanya derik. Sembari melihat jam arloji miliknya, "oalah dah sore juga sih bentar lagi mau magrib" sambungnya.
"iya nih aku juga mau pulang, buku yang kucari pun dah ketemu" tambah nami.
"iya untung cepet nemu buku 19+ nya ya.. Biar ntar malem bisa di praktekin haha" ejek derik. Ejekan tersebut langsung dibalas dengan nami yang menginjak kakinya.
"Sembarangan!" umpat nami.
"aduh!" rintih derik.
"yasudah ayo pulang" ajak nami.
"ayo biar kalian kuanterin" ajak derik juga.
"keknya aku pesen ojek online aja deh soalnya buru-buru banget.." tolak shanum dengan memberi kode pada nami. Dan nami pun langsung mengerti jika sahabatnya itu sedang ada urusan penting dengan suaminya.
"gapapa kak aku bisa ngebut kok" ucap derik meyakinkan namun langsung di sanggah oleh nami.
"kalo memang kamu buru-buru gapapa sih. Biar derik spesial jadi supir aku hihi" kata nami yang langsung menggandeng lengan derik.
"eh tapi---" kalimat derik pun terpotong dengan salam pisah shanum yang langsung keburu pulang.
"okelah kalo gitu bye semua! sampai jumpa lagi ya!" sapa shanum kemudian pergi.
Dan tinggalah derik dengan nami yang berdua.
"ayo sayang kita pulang" goda nami kepada derik.
"waduh? Mau praktekin buku 19+ nya sama aku ya?"
"iyaa lah muachh!" nami tambah menggoda derik dengan flying kissnya.
"idih.. Gamauu aku masih perawan! Mamaa!" jerit derik dan langsung berlari kabur. Nami pun tidak tinggal diam dan mengejar.
"dasar! Tungguin gua woi"
..
🌼
Sesampainya di Rumah, untunglah Leo masih belum pulang. Shanum pun bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Baru saja shanum hendak keluar, tombol password pintu pun berbunyi
Bipp Bipp
Ceklek!
"Assalamualaikum"
"ah.. Beratnya!" rengek suara wanita.
Alangkah terkejutnya shanum melihat leo yang tidak sadarkan diri dibopong oleh perempuan yang bersama dengannya siang tadi, ya. Perempuan itu si mantan pacar leo.
"makasih ya nona, mau bantuin bapak" ucap pak wanto kepada wanita tadi lalu mengalihkan pandangannya pada shanum. Shanum pun bergegas menghampiri dan menggantikan si perempuan tersebut membopong leo.
"sini biar aku aja" ucap shanum ketus. Merangkul leo yang kemudian ia baringkan sebentar tubuh leo di atas sofa.
"nak" panggil pak wanto kepada shanum yang sempat melamun di seperkian detik. "anu Nak reyl.. Tadi--"
belum sempat berbicara pak wanto pun dipotong oleh wanita itu.
"pak.. Biar saya yang kasih tau, lagian pak wanto buru-buru mau pulang juga kan.." ucap wanita itu.
"kenapa jadi dia yang nyuruh-nyuruh pak wanto sih dasar.." batin shanum.
"iya nih bik surtik telpon cucu saya lagi di puskesmas mau minta jemput. Ini tuan reylnya juga pingsan tadi di kantor nak" jelas pak wanto.
"oalah.. Iya gapapa pak, kalau pak wanto buru-buru" ucap shanum.
"kalau gitu mari nak.. Mari non permisi"
Tampaknya pak wanto memang terburu-buru, tapi penjelasan pak wanto tadi masih kurang jelas untuk shanum terima. Inginnya shanum bertanya lebih detail, tapi ia tidak ingin mendengar penjelasan detail yang berbau kebohongan dari wanita itu sekarang.
"siapa tadi namamu?" tanya wanita itu.
kini hanya mereka bertiga di dalam rumah shanum, shanum tampak risih karena bisa-bisa nya orang asing masuk ke rumahnya dengan leo. Ingin shanum usir tapi ia tidak ingin bersikap kekanak-kanakan. Karena shanum sendiri tidak tau bagaimana perasaan leo yang sebenarnya terhadap wanita ini.
Shanum ya.." lanjutnya. Kemudian ia menjulurkan jabatan tangan tepat di depan shanum. "aku Clavender Sunny, terserah mau kamu panggil apa." ucapnya. Namun jabatan tangan tersebut tidak di gubris oleh shanum ia hanya mengabaikan.
"ya" ucap shanum singkat. Ia kemudian tidak menghiraukan perempuan tersebut, dan merangkul kembali tubuh leo yang tadinya terbaring di atas sofa. "kalau tidak ada urusan lagi, silahkan anda pulang karena ini sudah larut malam" sambung shanum.
sepertinya wanita yang bernama clavender sunny itu pun tersinggung karena sikap shanum yang seolah menganggapnya tidak penting. Ya karena memang tidak penting,
"haha, lucu banget kamu ya.. Apa kamu dah merasa jadi nyonya davonder disini, apa kamu tau kalau reyl masih tidak bisa melupakanku?" ejek sunny.
Shanum tidak memperdulikan ucapannya walaupun ia paham apa yang dikatakan sunny seolah untuk memanasi dan membuat shanum marah. Ia hanya berlalu dihadapan sunny sembari membawa leo ke kamarnya.
sunny pun mengikuti shanum seolah tidak terima.
"hei! Aku lagi ngomong! Gak sopan mengabaikan orang yang sedang berbicara! Apa ini etika istri yang dipilih oleh pak tua davonder itu? ck ck ck!"
umpatan kesal sunny ucapkan sambil mengikuti shanum yang saat ini menuju kamar leo.
"seharusnya pak tua itu memilihku bukan perempuan tidak beretika seperti kamu!"
Karena sunny hampir saja ingin masuk juga ke kamar. Shanum pun menghentikannya ketika mereka sudah tepat berada di depan kamar leo.
"berhenti kamu!" ketus shanum. Shanum merasa wanita ini sudah kelewatan kalau sampai masuk sembarangan tempat di rumahnya termasuk kamar. "jangan masuk dan tunggu disini"
dengan cepat shanum masuk ke kamar leo sembari merangkul leo.
Ctak!(bunyi pintu terkunci)
"Heh!!! Kok dikunci!!!" jerit sunny.
Sengaja shanum kunci karena ia tidak suka jika sunny tiba-tiba tidak mematuhi perintahnya dan malah masuk sembarangan. Meski shanum tau bukan hak nya melarang mantan kekasih suaminya untuk masuk tapi tetap saja shanum tidak suka.
"hah.. Dia itu parasit yang sebenarnya" gumam shanum sembari membaringkan tubuh leo ke atas tempat tidur. "kamu juga tunggu disini, biar kuhadapin parasit itu" ucap shanum yang mengajak leo berbicara padahal leo sedang pingsan.
Ctak! Ceklek! (pintu yang terkunci dibuka)
Tidak disangka sunny malah duduk anteng sambil melipat tangan di dada.
"sudah kubilang nona sunny anda bisa pulang ini sudah larut" ucap shanum berjalan menghampiri.
Shanum mengira sunny akan mengamuk padanya saat ini.
"aku ingin menginap" ucap sunny. Seperti tidak tau malu, permintaan yang tidak bisa shanum terima itu rasanya membuat kaget serta ingin menyeret tubuh sunny sekarang juga keluar.
"hah?atas dasar apa saya harus mengizinkan anda menginap disini!" tegas shanum. Rupanya wanita bernama sunny ini benar-benar tidak tau malu.
"ini sudah malam saya takut pulang sendiri, saya juga tidak bawa mobil" kata sunny.
"Itu bukan urusan saya, bukan saya yang meminta anda datang kesini"
"ayolah.. Apa nyonya davonder tidak punya belas kasihan sama sekali? Sudah tidak punya etika, tidak pengasih, tidak sopan lalu sikap sombong apa lagi yang akan anda tunjuka---"
"diamlah sebelum mulutmu ku plintir" potong shanum. Shanum berusaha menahan emosinya sampai saat ini,
Entah kenapa sebentar lagi emosi di hatinya ini tidak bisa ia tahan.
"Apa?! kamu bilang apa mau plintir mulutku?"
..
🌼
(Next)>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments