Chapter 7 "Memperhatikanmu"

Sang benih berubah menjadi kuncup yang cantik..

Air yang mengalir di atasnya perlahan jatuh ke tanah..

Sinar Matahari kali ini lebih terasa dekat..

..

🌼

"hah? kakek?" bingung shanum.

menatap sejenak wajah nasha, tak lama kemudian ada yang datang. dan muncul lah Seorang Wanita yang usianya kelihatan lebih tua sedikit dari shanum, perkiraan usia 28 tahun. suara dan gerak langkahnya berjalan mendekat,

"Natasha minum obatnya dulu nak" ujarnya. kemudian pandangannya beralih kepada Shanum lalu mereka berdua pun saling menatap.

"Eh adik ipar!" sapanya.

"eh?ekhem! I-iya?" sahut shanum gelagapan. pasalnya ia bahkan tidak mengetahui jika ia punya kakak ipar, wajah-wajah keluarga mertua nya pun shanum tidak tau. kali ini iya mencoba bersikap senetral mungkin, Jangan sampai ketidaktahuannya ini terbaca oleh wanita yang memanggilnya adik ipar barusan.

"Mama! Mama! Ini yang nasha bilang waktu di pesta ketemu Tante Peri!! Ini Tante perinya mama!!" Ucap Natasha sambil menarik2 sedikit baju ibunya.

"Ahh.. ini tante peri yang kamu maksud ya, Ini memang antenya Nasha lho" jawab ibunya.

"Wahh? beneran mama? jadi nasha punya ante Peri donk! wahh!! Horee" Teriak Natasha girang dan berlari2 mengitari tubuh shanum.

"E-Eh?" , Shanum hanya melongo melihat Natasha yang berlari memutari badannya. "Hati-hati nasha nanti kamu jatuh" tegur shanum. disusul ibunya,

"Jangan Muter-muterin tante peri nanti dia pusing sudah hayook sini!" Kemudian Nasha meninggalkan shanum dan ibunya lalu berlari entah kemana.

"Nasha! nasha jangan jauh2 nak!" Teriak ibunya. kemudian pandangannya beralih lagi kepada shanum dengan tersenyum ia menjulurkan tangan kemudian berkata,

"Waktu di pesta kita memang belum sempat berpapasan kan, Kenalin aku Clairelyn Davonder kakak perempuan Leo dan ibunya Nasha, panggil aja Relyn oke"

"Ah? I-iya mbak? Re.. lyn?" jawab shanum yang masih gugup dan membalas jabatan tangan relyn.

"hahaha! santai aja.. kok nervous gitu sih" tawa relyn yang sedikit meredakan kegugupan shanum.

"Iya mbak, maaf.. ehm nama saya--"

"Shanum azalea kan? kamu biasa dipanggil shanum, panggilan kecil kamu Lea ya kan?" potong relyn yang membuat shanum berekspresi keheranan.

"kakak tau?"

"iya dong, Kamu kan adik ipar aku. istrinya adikku yang tersayang. gemess deh, gak nyangka leo dah punya istri aja. dulu ngenalin cewek ke kakak aja nih gak pernah loh sha, "

"masa sih mbak?"

"iyaa! kamu tau gak leo tuh yak sebenarnya orangnya tuh kek gini blablablabla--" Relyn pun bercerita panjang tentang leo.

Relyn pun dengan mudah membuat dirinya dekat dengan shanum, karena sikapnya yang ramah dan tidak kehabisan obrolan untuk bercerita. yang lama kelamaan membuat shanum ikut merasa nyaman,

"gitu ceritanya sha.. " ujar relyn.

"Ah gitu ya.. oke oke aku paham kak" jawab shanum sambil mengangguk.

"Bentar lagi jam makan siang nih, ayok kita ke dapur bantu mbak masak yuk" ajak relyn sambil menggandeng lengan kiri shanum.

"iya mbak ayo" sahut shanum mengikuti iringan langkah Relyn. Tak lama bagi shanum mereda kegugupannya, karena Relyn sangat humble kini ia bisa dekat dengan cepat.

🌼

Di dapur mereka berdua pun menyiapkan hidangan makan siang, sambil melanjutkan obrolan. Relyn sangat senang bercerita sedangkan shanum tipe pendengar yang baik.

"Mbak, maaf kalau waktu pesta pernikahan kemarin gak sempet beri salam"

"gapapa, santai aja. Aku ganyangka yang selalu diceritain oleh nasha tentang Tante peri yang ia temui ternyata kamu lho, hahaha''

gelak tawa dan kebisingan bergema di dapur karena kedua orang ini asik mengobrol, lama-kelamaan obrolan diantara mereka semakin sinkron dan jiwa pelawak shanum pun keluar sehingga membuat geli relyn.

"saya juga pernah kelupaan begitu kak, ceritanya udah kusiapin semua nih baju dari atas sampe bawah. Sepatu pun udah disiapin tinggal dipake, eh karena sendal jepitku sebelahan ama sepatu. Jadi kebiasaan malah make sendal lupa pake sepatu, pas dah ngumpul di mall ama temen-temen.mau garukin kaki tuh" serius shanum sambil nunjukin kaki nya dan relyn menanggapi juga dengan serius.

"terus ada temenku liat, eh kamu kok udah matching dari style baju,celana tapi kok pake sendal jepit. Jadi semua temenku ketawa dan disitu aku juga ikut ketawa nahan malu aduhh malu banget deh" shanum menepuk-nepuk jidatnya .

"pfttt!! Bwuahhahhahaahaa"

Respon relyn cukup membuat merah wajah shanum. Karena malu

"jadi kamu udah pakaian rapih-rapih tapi pake sendal jepit hahahhaa"

"iya kak, mana putus pula pas lagi jalan pulang. Terpaksa deh aku beli sepatu di mall, padahal duit saku lagi menipis" jelas shanum.

"hahhahaa kocak!!" kini giliran relyn menepuk bahu shanum.

Tak lama kemudian datang nasha berlarian masuk ke dapur dan menghampiri relyn

"Mamaaaa!! Kakek dah pulang"

"oh ya? Oke terimakasih infonya nasha" balas relyn mengusap pucuk kepala natasha dan kemudian ia menoleh kembali kepada shanum. "ayah dah pulang pas banget kita dah selesai masak, yuk sajiin di meja makan" ajak relyn dan shanum hanya mengangguk tanda mengiyakan.

sempat shanum melirik arloji yang ada di pergelangan tangan kirinya, ternyata waktu cepat juga berlalu dan tak terasa karena obrolan yang seru. Shanum pun menghidangkan beberapa masakan untuk di santap siang ini, tapi ada yang menjadi beban di pikirannya saat ini yaitu bagaimana cara shanum bersikap di depan pak alex pelaku utama perjodohan antara leo dan shanum yang sekarang sudah menjadi ayah mertua baginya.

Sebenarnya shanum tidak ingin datang karena membenci hal itu, tapi berhubung sudah di cegat oleh ajudan alex tadi pagi. Shanum pun mengerti bahwa alex hendak bertemu dengannya mungkin akan membahas beberapa hal penting kepada shanum.

Jam makan siang pun tiba, semua sudah duduk di kursi makan masing-masing. Bagian paling ujung dari meja makan ditempati alex selaku kepala keluarga, lalu Relyn dan suaminya berhadapan dan shanum duduk berhadapan dengan natasha.

Mereka mulai menyantap makan siang bersama, dari pikiran shanum menebak bahwa pertemuan di meja ini akan canggung namun ternyata anggapan shanum salah. Malah terjadi sebaliknya, obrolan di meja sangat harmonis karena natasha banyak bercerita kepada alex dan alex menanggapi cerita-cerita lucu yang disampaikan cucunya yang menggemaskan itu. sesekali kami tertawa dan shanum hanya memilih untuk mendengarkan dan merespon seadanya saja.

"ehm.. Terimakasih makanannya, sangat enak. kakek jadi inget masakan buatan nenek" senyum simpul menarik sudut bibir alex. Relyn menjawab sama-sama dan shanum hanya mengangguk.

"nak shanum, habis ini temuin saya di ruang kerja. Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan" ucap alex menatap dalam wajah shanum.

"baik pa" balas shanum.

Sehabis membereskan semua piring dan meja makan. Shanum menuruti perintah ayah mertuanya tersebut seperti perintah atasan kepada bawahan karena mendapatkan teguran. Hal itulah yang dirasakan shanum, cemas dan khawatir.

Tokk!Tokk!Tokk!

(bunyi pintu diketuk)

"ehm..permisi" panggil shanum dan dibalas sahutan dari dalam.

"ya masuk saja nak" balas alex yang sedang fokus pada beberapa buku yang tampaknya sebuah album foto.

"duduklah" perintah alex dan shanum langsung duduk di sofa kecil yang berhadapan. Alex kemudian mengambil album foto tersebut dan meletakkan di atas meja,

"jadi.." ucap alex perlahan dan duduk di sofa yang menghadap shanum.

"Saya mau minta maaf kepada nak shanum"

..

Keheningan sejenak terasa saat kalimat itu diucapkan oleh alex kepada shanum sambil menatap dan menunduk setelah melihat shanum. Bahkan shanum sendiri pun tidak tau harus bereaksi apa. Lalu alex pun melanjutkan cerita,

"aku dan ayahmu sudah bersahabat sejak lama. Kami sudah saling membantu dan membutuhkan satu sama lain, aku..." kalimat terakhir seketika tertahan di bibir alex dengan keraguan ingin diucapkan atau tidak usah. Namun alex sudah bertekad untuk terbuka kepada shanum.

"aku bukan orang yang sejahat itu.. Sejujurnya aku bisa mengiklaskan utang dalam bentuk apapun ayahmu, tidak apa. Tapi aku memang sengaja menukar utang ayahmu menjadi perjodohan, " kini posisi alex pun berbicara sambil berjalan menghadap jendela besar ruang kerjanya tersebut sambil menatap ke arah luar.

"aku telah menjelaskan kepada ayahmu, karena aku ingin menyelamatkan anakku dengan kehadiran nak shanum dihidupnya mungkin bisa membantu leo mengatasi penyakit mentalnya itu" sambung alex.

"Penyakit mental? Maksud pak alex apa?"

Shanum kaget dan bingung dengan pernyataan tersirat pak alex tersebut. alex hanya terdiam sejenak menatap shanum lalu kembali melihat keluar jendela

"Kamu belum tau rupanya, Leo.. anakku itu. Entah sejak kapan dia menjadi kepribadian yang tidak punya perasaan bagaikan robot kaku tak selayaknya manusia."

Pernyataan barusan bukan malah membuat jelas pikiran shanum malah menambah kebingungan.

"Lalu aku teringat didikan kerasku kepada leo sejak kecil yang harus menjadi sempurna dalam hal apapun mungkin itulah yang membuat leo jadi seperti sekarang ini. Mungkin karena tidak adanya seorang ibu yang seharusnya mengajarinya cara menjadi manusia yang berperasaan, leo.. Hah.." kali ini alex menghela nafas panjangnya.

"kamu coba buka album foto halaman pertama" perintah alex lalu shanum membuka bagian pertama dalam album tersebut. Disana tampak foto alex dan almarhum istrinya sebelum meninggal dimana istrinya menggendong seorang bayi dan anak kecil perempuan dan mungkin itu relyn.

"berarti anak bayi ini..." batin shanum namun kalimatnya terpotong dengan jawaban alex

"itu leo ketika umurnya baru 5 bulan" alex berjalan kembali ke kursi sofa yang berhadalan dengan shanum kemudian perlahan duduk disana.

"itu foto terakhir yang diambil sebelum istri saya meninggal, sepulang dari studio foto mobil kami diserempet oleh sebuah truk lalu menabrak pagar pembatas jurang. Istri saya terpental keluar mobil namun beruntung relyn dan leo selamat hanya saja istri saya meninggal ketika dibawa ke rumah sakit" jelas alex yang membuat perasaan shanum tercengang bercampur duka.

"saya memang berniat menjodohkan kalian, saya entah sejak kapan tertarik dengan nak shanum dan saya yakin kamu bisa membimbing anak saya leo. Saya sangat merasa bersalah, maafkan saya nak..maafkan pria tua ini..." suara lirih alex bergetar dan seiring butiran air mata yang keluar dari mata nya yang sedari tadi berkaca. Shanum bingung harus merespon apa, ia hanya bisa berekspresi sedih dan menunduk.

"maafkan saya nak..karena saya kebebasan mu untuk memilih pasangan yang seharusnya kamu cintai malah saya renggut" sambung alex. "tapi jika memang nak shanum sudah tidak sanggup menyanggupi perjodohan dan pernikahan ini , saya akan menerima jika nak shanum ingin bercerai dengan anak saya leo" ucap alex seketika shanum terkaget.

Dalam batinnya ini kesempatan emas untuk ia memutuskan tali kekang semua ini dan melanjutkan cita-citanya.

"bicara saja kapanpun nak shanum menginginkan hal itu"

"s-saya.."

Kalimat gugup itu akhirnya keluar dari bibir shanum. Perasaan sedih,bingung,pusing bercampur aduk dan berkecamuk di dalam kepalanya.

"saya juga bingung. Tapi terimakasih sudah menjelaskan semuanya pa, saya akan coba jalani dulu" ucap shanum dengan perlahan. Entah tekad dari mana datang membuatnya memantapkan hati karena ia pun tidak tau dengan langkah apa selanjutnya.

🌼

Leo P.O.V

Jam menunjukkan pukul 21.00 malam,

Bipp Bipp Bipp

(suara tombol sandi ditekan)

Tampak hening suasana rumah ketika Leo pulang. sebelumnya ia sudah terbiasa dengan suasana sepi kediamannya ini sejak ia mulai tinggal pisah dengan orang tuanya namun dengan kedatangan shanum, sepi tak lagi dirasanya.

"apa dia tidur"

Gumam leo dan berjalan menuju kamar shanum.

Ceklek

Perlahan leo mengintip, namun tidak ada siapapun.

"kemana dia--"

Drrrtt Drrttt

ponsel leo pun bergetar, tampak di layar nya bertuliskan nama Kak Lyn.

"Halo?"

"Ley, Istrimu ada di rumah papa sekarang kamu jemput gih"

"O-oh...iya kak makasih infonya"

...

(Next)>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!