CHAPTER 2 "Hanya ingin Tenang bukan Senang"

Sang Benih merasa terpenjara di dalam tanah..

mengharapkan sebuah kebebasan..

hanya air dan sinar cahaya yang menyusup masuk..

bertamu dan menghilang seketika..

🌼

Telah 2 minggu ayahnya dipenjara dan shanum sesekali menjenguk untuk menghantarkan makanan. kini akhirnya ayahnya dikeluarkan sejenak dari jeruji besi itu, dihadapkan kepada shanum, dan juga pak alex disebuah ruangan khusus di kantor polisi lalu secarik kertas dan cap stempel di atas meja.

30 menit yang lalu

Shanum yang sudah pamit kepada nenek dan ibunya untuk merantau ke kota kecil yang tak jauh dari tempatnya tinggal saat ini pun hendak menuju stasiun kereta. dengan berbekal 1 koper dan harapan agar hidupnya akan berubah setelah ini tergambar di binar mata dan sudut senyum simpulnya.

ya, setelah impian pertamanya sejak kecil untuk bekerja di perpustakaan daerah. shanum bermimpi untuk bekerja di Book & Coffe Classic yang baru-baru ini sedang resmi dibuka, ia sudah diinterview tempo hari melalui video call dan besok adalah hari pertamanya bekerja. karena itu ia akan pindah ke kota tersebut.

Saat hendak memesan tiket kereta dan menunggu di stasiun, tiba-tiba ia ditangkap oleh gerombolan pria bertubuh besar yang kemarin mengejarnya, Shanum sudah meronta-ronta tapi tetap saja ia dibawa.

kesal dan sedih itulah yang ia rasa, Rencananya hari ini gagal totaldan malah dibawa pergi.

Shanum hanya menangis saat tangannya diikat dan didalam mobil berdampingan dengan para pria aneh itu. shanum berdoa semoga ia tidak diapa-apakan. mobil yang membawa shanum pergi malah berhenti disebuah kantor polisi yang sangat familiar.

dan kantor itu tempat ayahnya di penjara, shanum bertanya-tanya dalam hati. kenapa ia dibawa kesini. dan tibalah ia disuruh duduk disebuah meja di ruang khusus disana. tak lama kemudian seorang pria yang sebaya dengan ayahnya pun berjalan masuk dan duduk berhadapan dengannya .

"Siapa anda" tanya shanum dengan tatapan sinis.

dan pria itu hanya meletakkan sebuah kertas berisi perjanjian dan stempel dihadapan shanum.

"silahkan dibaca" ucap pria itu

"hah?" bingung shanum dan mengalihkan tatapannya pada kertas tersebut.

Saat menbaca isinya, alangkah terkejutnya shanum melihat persyaratan pembebasan ayahnya dan pelunasan hutang dengan tuntutan agar shanum mau dijodohkan dengan anaknya Ceo furniture davonder jika tidak mau ayahnya harus dipenjara seumur hidup. Pembebasan bersyarat ini sangat tidak adil bagi shanum.

"jadi anda? alexavin davonder? " sinis shanum dan hanya dibalas anggukan oleh alex

"ini tidak adil, cara anda mau bertemu saya pun sangat merugikan saya. saya sudah berkali-kali mengirim permintaan temu tapi selalu anda tolak, DAN KENAPA HARUS HARI INI!!! " bentak shanum kesal,

karena seharusnya ia sekarang sudah didalam kereta mengejar waktu untuk impiannya besok yang sekarang jadi gagal.

"maaf, Saya memang sedikit sibuk. sekarang kita sudah bertemu kan. apa ada yang mau kamu katakan? " jawab alex dengan santai.

"Perjanjian bersyarat macam apa ini, saya sudah sampaikan kalau saya akan melunasi hutang ayah saya sendiri. saya akan dapat pekerjaan baru, tapi sekarang anda malah mengacau. saya tidak butuh perjanjian ini" ucap shanum tegas.

"oh.. berarti kamu mau ayah kamu dipenjara seumur hidup. baiklah" jawab alex meremehkan.dan tak lama kemudian Ayah shanum pun diantar polisi menuju ruang tempat shanum dan alex mereka bertiga pun duduk berhadapan.

ditatap shanum wajah ayahnya yang letih dan sedang melototi alex.

"Lex! aku sudah bilang jangan libatkan anakku disini! " bentak ayah shanum.

"tenang zam, duduk dulu sini" kini alex membantu ayah shanum dengan merangkul tangannnya tapi langsung ditepis oleh azam ayah shanum.

"ck!"

"Nak, Kamu jangan khawatir.. ayah gapapa, kamu gaperlu ngikutin hal aneh yang ada dikertas ini" rintih lemah ayah shanum yang membuat hati shanum bergetar.

mengingat ayahnya ini pasti tidak terurus dipenjara ini, wajah yang pucat dan babak belur karena penjaga penjara. sedangkan shanum merasa egois karena memikirkan dirinya sendiri dan impiannya. ia jadi berpikir harus berapa lama lagi jika ia bekerja dan melunasi hutang ayahnya melihat kondisi ayahnya saja yang sudah seperti ini. lebih parah lagi jika pak alex tidak mau mencabut tuntutan dan membuat ayahnya terpenjara seumur hidup.

"Lex, aku mohon jangan libatkan putriku disini. dia punya pilihannya sendiri" mohon ayahku bersujud mencium kedua tangan alex.

"ssstt.. sudah zam" kini alex mengangkat kepala adam dan menepuk pundaknya, "Kamu itu teman dan sahabatku aku sekarang sedang butuh persetujuanmu aku memilih putrimu" jawab alex.

"tapi bukan dengan cara yang seperti ini. anakku punya pilihan masa depannya, bukan keterpaksaan."

Shanum hanya terdiam, berpikir sejenak. ditatapnya lagi wajah ayahnya, apakah ayahnha dan pak alex adalah teman. tapi tidak ada teman yang menyusahkan temannya sendiri.

"Shanum pergilah nak, lex biarkan dia pergi" ucap ayah shanum sambil mengelus pucuk kepala putrinya tersebut.

"oke kalau menolak" sahut alex dan menarik kembali kertas itu.

"Anda memang tidak punya hati" umpat shanum menatap tajam alex. merebut kembali kertas dan membuka stempel. lalu ia cap jempolnya pada kertas itu dan menyetujui perjanjian tersebut. Seketika senyum semeringah terpancar di wajah alex,

"Bagus.. pilihan yang bagus calon menantu haha" tawa senang alex dan mengelus pucuk kepala shanum namun ditepis oleh shanum.

"Ajudan cepat urus surat pencabutan tuntutan adam. " perintah alex. walau kebahagiaan alex dan shanum berbeda. tapi shanum bahagia karena semudah itu ayahnya akhirnya dibebaskan.

"Nak, jangan nak.... " tangis ayahnya menyesal disusul tangisan shanum.

"Gapapa ya.. tapi jangan bilang ibu kalau aku menikah, maaf kalau harus bohong sama ibu karena shanum izin ke ibu dan nenek mau merantau nanti mereka kaget kalo tau kejadian ini dan shanum gamau ibu syok lagi.. " jelas shanum berusaha tegar.

Setelah itu, Shanum dan Ayahnya yang telah bebas menuju kediaman Alex. tanpa ada persiapan lagi. akhirnya shanum besok akan menikahi anaknya pak alex yang sama sekali belum pernah ia temui, terdengar rumor jika Anaknya Pak Alex adalah sosiopat penggila kerja.

"Ibu belum tau ayah dah bebas kan? " tanya shanum

"belum nak, ayah bingung mau jelasin dari mana"

"yasudah.. bilang saja shanum mendapat cashbon dari tempat kerjanya yang baru. dan bisa lunasin hutang. bilang gitu aja" jelas shanum.

"tapi bagaimana dengan kamu yang menikahi ini? ibumu suatu saat pasti akan tau nak"

"Untuk sekarang ibu gaboleh dulu tau yah, nanti kedepan biar shanum urus itu. jadi ayah gaperlu khakhawatir.

🌼

Keesokan harinya dikediaman Alex davonder dengan hanya di hadiri orang-orang terdekat, Akad dan ijab kabul di langsungkan. Pernikahan Pertama bagi shanum terasa hambar, itulah yang ia rasa. tanpa kehadiran ibu dan neneknya, hanya ayahnya yang mengiringinya berjalan menuju altar pengantin. sisanya hanya orang asing yang menatapnya dari segala penjuru, bahkan ketika ia duduk di altar, ia bahkan tidak menatap dan melihat siapa yang ia nikahi. ia seperti robot tanpa pikiran dan tanpa perasaan apapun. ia merasa bersalah telah membohongi ibunya,

hari ini yang seharusnya hari pertama impiannya dimulai untuk bekerja dan mencari pengalaman di kota rantau yang selama ini dia impikan malah melenceng ke arah lain. ia tida menyangka akan jadi seperti ini. hari ini ia terpaksa menikah dengan yang bukan pilihannya.

"Saya terima Nikahnya Shanum Azalea binti Azam Malik dengan Seperangkat Alat Sholat dan cincin berlian dibayar tunai"

Suara deep tone namun halus terdengar tepat disebelah shanum sekarang, entah siapa yang telah mengucap akad untuk dirinya saat ini. ia tidak bisa menatap wajah siapa yang ia nikahi saat ini, tak sengaja air mata shanum menetes. kesal karena takdir dan inilah yang ia rasa.

Saat pertukaran cincin pernikahan Shanum tetap menunduk, ia tidak ingin melihat siapa yang ia nikahi.

🌼

"Tuan Reyl, Selamat untuk anda" .

Selamat bro.. "

"Selamat dek"

bergantian orang bersalaman kepada Xireyl Cleo Davonder anak dari Alexavin Davonder yang tidak terlalu disorot publik selama ini.

"dimana Adik ipar? " tanya sang kakak Clairelyn Davonder.

"Dia masuk istirahat sebentar" jawab leo

"sayang, kamu liat natasha? " tanya harris suami relyn.

"nggak. aku kira sama kamu tadi" jawabnya. "yaudah leo semangat ya buat malem ini! " bisik relyn meledek adiknya itu dan leo hanya menggeleng memaklumi kejahilan kakaknya.

"yaudah yuk cari natasha dulu" ajak harris.

"Oke bye. " Relyn melambai dan mengkode jahil leo sekali lagi. Leo hanya sinis dan kemudian lanjut menyalami tamu. tak sedikit para tamu yang mengherankan kemana perginya pengantin perempuan padahal mereka juga ingin menyalami atau sekedar hanya ingin tau. hanya ayah pengantin, pak alex dan leo yang sibuk menghantar tamu pulang.

"Shanum, Nak mau kemana" tanya ayahnya karena saat acara santap siang bukannya malah masih berdiri disamping suaminya, shanum malah pergi.

"biarin aja zam, mungkin dia capek" sahut alex. Azam hanya menatap lesu alex dan kemudian mendekat ke arah Leo. "Nak Leo, Maafkan sikap putri saya.. saya juga minta maaf untuk sikap putri saya kedepannya" ucap azam sedikit menunduk. Leo pun langsung meraih tangan Azam yang sekarang ini adalah ayah mertuanya.

"gapapa pak, saya akan berusaha juga" lalu ia cium pucuk tangan ayah mertuanya itu.

pembawaan leo ini sangat tenang dan bijaksana, sangat berbeda dari rumor yang entah muncul dari mana.

🌼

disisi lain Shanum yang sama sekali tidak melihat wajah suaminya sampai acara akad selesai tidak begitu peduli. merasa lelah dan langsung pergi meninggalkan acara tersebut.

Shanum duduk di salah satu bangku taman di halaman belakang, jauh dari hiruk pikuk acara yang berisik. perasaan aman dan tenang saat ini ditempatnya duduk. ia melamun, Entah apa yang akan terjadi ke depan. Entah bagaimana ia akan menjelaskan semua ini kepada ibunya, apakah ia akan berbohong selamanya.

ditengah-tengah lamunan shanum, terdengar bunyi berisik dari balik semak.

BRUKK!

(bunyi suara jatuh, dan tak lama kemudian.)

"Huaaaaaaaaa!!!! mamaa!!!! hiks ngg hiks!! "

teriakan seorang anak kecil dari suaranya seperti anak perempuan, shanum kemudian mendekat ke sumber suara itu.

"hah? ya ampun!! " kaget shanum.

cepat-cepat ia bantu gadis kecil itu berdiri dan membersihkan bajunya lalu ia bawa duduk dikursi taman. ia sobek sudut gaun pengantinnya untuk membalut luka sang gadis.

"sakit gak? " tanya shanum lembut. dan gadis itu hanya mengangguk pelan mengisyaratkan jika lukanya itu sakit.

"dah.. sekarang udah gapapa" senyum simpul shanum.

"makasih tante.. " jawab sang gadis

Kok kamu bisa disitu..? " tanya shanum.

"tadi nasha ngikutin kupu-kupu, dan kupu-kupunya berhenti di pohon. eh nasya liat ada ulet juga di pohon itu, nasha kaget dan jijik ngeliatnya huaaaaa!!! " sang gadis pun menangis.

"hussh.. sst... udah udah gapapa kok" ucal shanum menenangkan.

"tadi nama kamu siapa?

"nasha"

"ah.. nasha gini, kupu-kupu yang kamu liat itu sebelum jadi kupu-kupu dia itu seekor ulat lho"

"hah? masa sih? "

"ulat itu awalnya jelek ya kan? " jelas shanum dan nasha memperhatikan dengan fokus sambil mengangguk-angguk.

"nah.. dia jadi kepompong dan berubah jadi kupu-kupu. ulet yang jelek itu berubah cantik jadi kupu-kupu"

" gitu ya, kepompong itu apa tante? " tanya nasha penasaran.

Emm.. kepompong itu, sini nasha ikut tante.. " ajak shanum kembali menuju pohon tadi.

"nasha gamau ada ulet" tolak nasha langsung mendekap kebelakang tubuh shanum.

"gapapa kok ada tante jangan khawatir'". shanum pun memegang tangan nasha dan menunjuk seekor ulat yang diteriaki nasha tadi telah membungkua sedikit demi sedikit tubuhnya menjadi sebuah kepompong.

"nih nasya liat, ulet yang tadi membungkus dirinya seperti ini. dan saat dia membungkus semua tubuhnya itulah yang dinamakan kepompong"

"ihh jijik.. " sahut nasha tapi tetap mengangguk paham. shanum hanya tertawa kecil melihat tingkahnya. "udah yok tante kita jangan disini mulu" nasha pun menarik tangan shanum menuju bangku tadi. dengan wajah yang masih geli nasha langsung memeluk tubuh shanum. shanum mengelus kepalanya lalu berkata, "nasha, kalau ulat itu punya hati pasti dia udah sakit hati dan nangis karena dikatain jelek dan orang orang jijik ngeliatnya. betul? " sahut shanum kepada nasha

"apa iya tante? "

"iya.. dan dia pun tumbuh jadi kepompong lalu kemudian jadi kupu-kupu yang cantik"

"iya juga ya.. "

Artinya gini nasha, kita gaboleh memandang sesuatu itu jelek terlebih dahulu. karena yang kita kira buruk belum tentu baik dan yang kita kira baik belum tentu buruk" jelas shanum. dan kini nasha mengangguk sangat paham.

"bener sih, nasha jadi gaenak sama ulet. nasha minta maaf ya ulet. berarti lain kali nasha gaboleh nilai sesuatu jelek dulu ya te? "

"iya betul nasha pinter.. "

"hehehe.. tante ini peri ya cantik sekali," kagum nasha kepada shanum dan shanum hanya tersenyum.

tak berapa lama kemudian, sebuah suara panggilan seorang wanita dan pria dari kejauhan.

"Natasha! Natasha dimana kamu" teriak sang wanita.

"Nak dimana kamu. natasha! " susul sang pria.

Shanum dan nasha pun mendengar panggilan itu. terutama nasha yang langsung turun dari pangkuan shanum.

"tante peri, makasih ya udah nyelametin nasha, Papa mama dah nyariin nasha.. nasha pulang dulu ya" ucap nasha lalu menyalami shanum. shanum pun mengelus pucuk kepala nasha dan kemudian nasha pergi ke sumber suara.

"Mama! Papa! Nasha disini" teriak nasha berlari ke arah sana.

Natasha.. " peluk sang wanita alias ibu nasha

"Nasya kamu jangan jauh-jauh mainnya ya" ucap sang ayah lalu melihat tangan anaknya itu yang diperban. "ini kenapa nak? " tanya nya khawatir.

"tadi nasha jatuh terus ada tante peri baik hati yang nolongin" jelas nasha polos.

"tante peri siapa? " tanya ibu nasha

"itu dia disana" tunjuk polos nasha tapi tak ada siapapun disana.

"ohh.. yasudah ayo kita balik ke aula aja" ajak ayahnya.

🌼

Shanum dengan cepat kembali ke tempat istirahatnya setelah nasha pergi,

di kamar pengantin dengan hiasan silver bercampur rose gold yang menghiasi dindingnya dan pantulan cermin yang memperlihatkan dirinya dengan pakaian pengantin bersiluet mawar emas kecil berjejer di lingkaran pundaknya. Gaun yang seharusnya bagus terlihat biasa saja dimatanya, warna kesukaannya yang saat ini menghias kamarnya menjadi warna yang muak untuk dilihatnya.

Shanum menghempaskan tubuhnya ke atas Ranjang, Melihat langit-langit kamar pengantij itu. entah apa yang akan terjadj setelah ini.

"Mungkin, Apa yang baik menurutku belum tentu baik menurutmu Ya Rabb, dan Yang Buruk bagiku ternyata itulah yang terbaik untukku kan ya rabb? " gumamnya. memikirkan kembali kata-kata yang ia ucapkan pada nasha ternyata sebuah singgungan untuk dirinya sendiri.

Malam pertama, Shanum malah tertidur di ranjang kamar pengantinnya.

Cklek

bunyi sebuah pintu terbuka, membangunkan shanum. Terlihat sesosok pria berperawakan tinggi jangkung. kulit nya putih bersih dan terlihat urat yang timbul di lengan dan punggung tangannya, rambutnya hitam dan sangat halus. dengan hanya memakai kaus hitam oblong dan training abu abu pria itu berjalan masuk ke arah shanum. sontak shanum langsung membenarkan posisi nya yang terbaring men jadi duduk.

Gemetar dan gugup itulah yang shanum rasa, Mengingat ini malam pertamanya dan ia langsung sadar apa yang biasanya dilakukan di malam ini.

"Anu.. " laki-laki itu membuka suara duluan setelah duduk disamping shanum. terdengar kembali suaranya yang juga shanum dengar saat akad tadi. Suara berat tetapi terdengar pelan dan halus.

Saya siap! " ucap shanum Tiba-tiba tapi ia tidak bisa menghentikan tangannya yang terus menerus gemetar.

"ekhem! bukan itu" suara laki laki itu pun ikutan gugup .

"jadi? " kali ini tanpa sadar shanum menoleh ke arahnya dan mereka pun menatap satu sama lain. Rona merah pun terpancar dikedua wajah satu sama lain, selang beberapa detik pun mereka sama-sama membuang pandangan ke arah lain.

"khem! saya.. tidur di kamar sebelah, kamu bisa tidur disini" kata leo dengan cepat dan keluar. Saat itu yang shanum rasa, kaget bercampur bingung. karena itu kali pertama bagi dirinya melihat secara langsung wajah suaminya itu,

Saat menatap satu sama lain dipersekian detik tadi, Shanum tidak lupa bagaimana detail fitur wajah itu. dengan alis tebal, kulit putih bersih dan pori-pori yang kecil, hidung mancung, bibir tipis dan tampak lesung pipi disebelah kirinya saat sedang berbicara. tak lupa bentuk giginya yang bertaring kecil juga bentuk mata elang dengan bulu mata turun tidak lentik yang menambah kesan tajam saat ia menatap.

"wah.. tampan.. " tanpa sadar shanum mengucap kalimat itu. ia merasa jadi orang tak tau malu sejenak karena terlalu kagum dan kaget melihat rupa suaminya yang benar-benar masuk kriteria tipe idealnya.

Wajah shanum tiba-tiba merona, Leo yang ia dengar dari Rumor ternyata tidak seseram yang ia lihat sendiri dengan mata kepalanya.

"tetap saja pernikahan ini bukan keinginanku" gumam shanum. yang menyadarkannnya kembali tentang situasi yang saat ini sedang ia alami. ia pun tertidur dengan nyaman karena hal yang belum siap ia lakukan tidak akan terjadi malam ini.

🌼

(Next>>)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!