Untuk pertama kali dalam hidup
Benih itu merasakan udara yang dihirup
Sinar Matahari menyambutnya dengan ganas
menyerubung masuk bersamaan dengan hawa panas..
..
🌼
Tringgggg
(Bunyi Alarm Jam menunjukkan pukul 5 Subuh)
Shanum tipikal orang yang sulit untuk bangun walaupun Alarm berdering tepat ditelinganya. berbeda dengan Leo ia akan terbangun meskipun itu hanya suara Ketukan pintu sekalipun.
"Haaa.. "
Sontak Leo langsung membelalakkan Kedua matanya, Menarik nafas dalam dan menengok ke arah Alarm. akhir-akhir ini ia biasa menyetel alarm pukul 3 subuh, alangkah terkejutnya saat ia mengetahui bahwa sekarang sudah pukul 5 subuh.
"Kok?" bingung Leo dan kemudian matanya beralih menatap Seseorang yang sedang memeluk tubuhnya seperti sebuah guling. Dia pun tersadar kalau semalam ia ketiduran bersama shanum, ia tidak tega melihat wajah shanum yang sangat nyaman memeluknya.
Pelan-pelan Leo menyingkirkan tangan shanum mengganti dirinya dengan sebuah guling. perlahan ia turun dari tempat tidur, Ditatapnya kembali wajah shanum dan diusapnya pucuk kepala shanum. tak lama kemudian ia pergi meninggalkan kamar shanum dan bersiap untuk berangkat kerja.
🌼
Pagi hari Pukul 9:00
Brukkk!
(suara jatuh)
"Ukhh!"
Shanum terbangun dari tidurnya dengan posisi dibawah tempat tidur, Ya! Dia terjatuh dari tempat tidur sehingga membuatnya sadar dan bangun.
"Sshh! Hoamm! " ditatap shanum jam dinding yang tepat berada di atas kepalanya. Mata yang awalnya menyipit kemudia Terbuka Lebar setelah melihat jam itu.
"Kesiangan! Mampus!" Ucap Shanum mengkaget. kemudian ia Bangkit dari posisi duduknya, dengan cepat ia mengikat rambutnya. membereskan tempat tidurnya dan kemudian Pergi menengok kamar Leo.
Tibalah ia didepan kamar Leo,
"Ekhem! Ka--"
baru saja Shanum hendak mengetuk pintu Leo tiba-tiba bi Surtik Lewat sambil membawa bakul cucian.
"Den Reyl dah berangkat kerja Nak"
"Ha? apa iya bik? " ucap shanum kaget
"Iya.. kan biasa berangkat pagi, " jawab singkat bi surtik dan kemudian ia berlali pergi.
Shanum pun tertegun sambil menatap kosong daun pintu kamar suaminya itu, Untuk kedua kali di hari yang kedua juga Shanum tak berpapasan dengan Suaminya. apa yang akan dipikirkan orang jika tau seorang Istri Bangun Siang dan tidak mengurus dengan benar suaminya.
"memang salahku sih.., " ucap shanum sambil mengangguk kecil. kemudian ia bersiap untuk mandi.
🌼
Berangkat dengan Sepeda Motor Listrik, Shanum pergi ke SuperMarket yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Setelah memarkirkan, ia kemudian berjalan masuk dan melihat-lihat rak demi rak Bahan pokok, sayuran, buah-buahan, dan juga beberapa camilan ringan.
Ternyata tidak buruh menjadi seorang Istri dari orang kaya, itu pikirnya. Selagi ia menjalani kewajibannya sebagai seorang istri, masa bodo jika suami nya suka atau tidak.
"Oke aku akan beli beberapa Snack dan cokelat buat simpenan di kamar, Terus Sayuran. habis ini ke Toko Buku sebentar buat beli buku.. " ucap shanum sambil melihat catatan kecil berisikan Rencana kegiatannya hari ini.
Setelah membayar semua barang belanjaannya Shanum pun beralih menuju Toko Buku yang tak jauh dari Supermarket tersebut.
Ia mengayuhkan sepedanya mengitari pinggiran trotoar jalanan ibu kota, Setiap orang adalah Pemeran Utama di kehidupan mereka dan itulah yang Shanum pikirkan. Sebenarnya jika berlarut-larut dalam keadaan, Saat ini Shanum sangat merasa Stress dan terbebani. entah apa yang akan hidupnya alami dimasa yang akan datang.
Sesaat Shanum sibuk menikmati hembusan angin jalanan yang sejuk dan membuatnya tenang. tiba-tiba dari arah tikungan, tampak sebuah Mobil tiba tiba berhenti tanpa melihat jika dibelakangnya ada Shanum yang juga sedang melamun bersepeda. ia membuka pintu mobil tepat saat Shanum lewat.
Gubrakk!
tabrakan yang tak terhindarkan pun terjadi. Shanum terjatuh dari sepedanya beserta barang belanjaan yang tumpah berserakan.
"Akh!!" Pekik shanum. dan membuat orang-orang disekitar kaget dan langsung menghampirinya, beberapa orang membantu mengangkat sepeda yang menindih tubuh shanum.
tak lama kemudian seorang pria di dalam mobil itu pun keluar,
"Astagfirullah Maaff mbak.. maaf... " ucapnya yang langsung kaget dan juga ikut membantu shanum. Kemudian ia juga membantu mengumpulkan kembali barang-barang belanjaan shanum yang berserakan.
Di tataplah oleh Shanum pria jangkung berkaca mata hitam itu. Amarah Shanum mulai memuncak,
"sebelum buka Pintu mobil dilihat dulu di spion nya mas! jangan asal buka! huh!" Oceh shanum kesal.
ia kemudian Menepis-nepis debu di sekitaran bajunya saat terjatuh tadi.
"Anu.., " ucap pelan pria itu sambil menunjuk shanum.
"Ck! apa! gausah tunjuk-tunjuk orang sembarangan" kali ini shanum menepis Telunjuk pria itu.
"mbak dah gapapa kan?" kata orang-orang yang tadi membantu shanum berdiri.
"gapapa.. makasih ya pak.. buk sudah nolong saya.. " ucal shanum sedikit menunduk-nunduk tanda berterima kasih.
Tak menghiraukan pria bermobil itu karena sudah terlanjur kesal, Shanum kemudian Mendorong Sepeda Motornya perlahan.
"Tunggu!" ucap pria itu sambil menahan Motor Shanum.
"Gapapa mas! saya ga minta ganti rugi. maaf aja udah cukup! " ucap shanum ketus.
kali ini ia langsung menaiki kembali motornya tapi saat hendak berjalan tiba-tiba pria tadi memanggil namanya sehingga membuat shanum terkejut.
"Azalea? " ucapnya.
Shanum langsung kaget menoleh dan memelototi pria yang saat ini bergerak maju menghampirinya.
"Siapa ya? " tanya Shanum.
"Ini aku Derik, Alderich Herian" ucap pria yang menabrak shanum tadi sambil melepas kaca mata hitamnya.
"Aaaaaaaa!!! ternyata kamu rik! " jerit kaget shanum tak terhindarkan.
"Anuu.. maaf mbak Za, Maaaf aku tadi soalnya sambil nelpon jadi asal buka pintu mobil"
"Oh.. iya iya.. gapapa" kini shanum hanya mengangguk angguk polos. amarah yang sedari tadi ia rasakan jadi perasaan aneh yang membingungkan.
"mbak za gimana kalo kita mampir ke cafe itu bentar sambil ngobrol-ngobrol. sekalian aku masih ga enak tentang kejadian tadi" pinta derik sambil memelas.
"ehm.. yaudah deh oke".
Derik dan Shanum pun duduk di sebuah Cafe dan memesan beberapa makanan, karena Shanum sendiri sedari tadi belum sarapan.
"Apa kabar mu rik?" Tanya shanum. lalu kemudian menyuap roti yang ia celup di kopi ke mulutnya.
"Habis lulus kampus, Aku dapat tawaran jadi editor novel di perusahaan penerbit buku bahasa asing mbak.. "jelas derik dan kemudian menyeruput kopi miliknya juga.
"wow keren.. dimana tuh?"
"Diluar kota sih, kebetulan disini mau jenguk keluarga aja kangen soalnya hehehe"
"oalah.. " angguk shanum paham.
"kalau mbak shanum?" tanya Derik kembali.
Seperkian detik shanum sangat bingung harus menjawab apa, tak mungkin tiba-tiba ia bilang jika ia sudah menikah dan tidak lagi bekerja. pasti akan panjang ceritanya,
"Aku kerja di perpustakaan daerah disini" ucap shanum bohong.
"widih.. itu keren juga mbak.."
Derik ini 1 tahun lebih muda dari Shanum, ia seumuran dengan Nami sahabat Shanum. Derik teman sekelas Shanum saat masih dikampus, Ia murid yang terkenal jenius dan pintar karena usianya juga masih cukup muda saat itu.
"Mbak.. tunggu disini sebentar ya... " ucap derik dan kemudian pergi entah kemana.
"awas aja tuh anak kabur" Umpat shanum dan lanjut memakan Cookies kemudian Muffin cokelat yang ia pesan.
Sedikit lama Si Derik pergi hingga makanan yang dihidangkan tepat di depan shanum tadi hanya tinggal piring kosong,
"sudah kuduga dia kabur." Prasangka shanum kemudian saat ia hendak berdiri. tiba-tiba derik datang dengan sedikit berlari kecil,
"mbak mau kemana? makannya dah selesai?"
Shanum pun duduk kembali di kursinya,
"kirain kamu kabur"
"hahaha.. ga mungkinlah, berengsek bener aku dah nabrak orang malah kabur" kekehnya.
derik kemudian menarik wajah shanum dengan kedua tangannya sambil menatap dalam shanum. kemudian ia tersenyum, shanum kaget dan langsung menepis kedua tangan derik. mengingat jika ia sudah menikah walau derik belum tau hal itu.
"ih? kenapa?"
" Hmn.. " senyum simpul derik membuat lesung pipi pria hitam manis itu muncul di sudut kanan pipinya.
"itu.. gak sakit kah mbak?" tunjuk Derik ke arah Jidat kiri shanum yang luka.
"apa?" cepat cepat shanum melihat pantulan dirinya di kaca ponsel.
"Astagfirullah luka!" kagetnya.
"hahaha masa baru sadar mbak. emang gak sakit?"
"enggak" jawab shanum menggeleng polos dan membuat derik tambah tertawa.
"sini biar saya obatin," ucap derik langsung menuangkan cairan antiseptik di kapas dan hendak mengusap nya ke jidat shanum. tapi shanum hentikan.
"gapapa derik, saya bisa sendiri kok.." Ucap shanum dan langsung merebut kapas itu.
"oke"
shanum kemudian mengusap pelan-pelan luka dijidatnya.
"Aww!! ssh!" rintihnya. dan derik tertawa cengingisan.
"lucu ya"
"laca lucu ini semua gara-gara kamu tau!" omel shanum.
"ya.. kalau gak kek gitu, mungkin kita gak ketemu kan mbak" jawab derik.
"tapi gak dengan cara babak belur kek gini juga kali"
"hahaha.. dah nih.. plesternya" ucap derik dan memberikan plester tempel kepada shanum.
"thankyou," shanum meraih plester itu dan langsung menempel kapas dan plester tersebut di jidatnya yang penuh luka.
"ngomong -ngomong memangnya mbak mau kemana tadinya?" tanya derik sembari memerhatikan wajah shanum tanpa shanum sendiri sadari.
"sebenernya tadi dari Supermarket, niatnya mau ke toko buku deket sini sih. " jelas shanum fokus menyesuaikan plester agar tepat dijidatnya.
"kalo gitu mau kuanter aja?" tawar Derik.
"ah.. gausah rik, lagian juga ini dah hampir jam makan siang. aku mau bikin makan siang buat ayah sama ibu" tolak shanum sedikit mengulas senyum simpulnya.
"hmm.. gitu ya, Jadi sekarang mau pulang? " tanya derik sekali lagi.
"iya" jawab shanum sembari mengangguk dan melihat arloji di pergelangan tangannya.
"kuanter ya? plis mbak.. " pinta derik "itung-itung buat tebus kesalahan ku tadi" rengek derik kali ini.
Shanum berpikir sejenak, jika derik mengantar otomatis shanum tidak bisa pulang ke rumahnya karena disana yang ibunya tau Shanum merantau kerja, sedangkan kalau ke apartemen tempatnya tinggal sekarang pasti nanti diliat bik surtik.
"Oke.. tapi kalau aku ga minta anter sampe rumah banget gapapa kan?" tanya shanum kali ini.
"hmm.. yaudah terserah mbak aja" jawab derik senyum.
Mereka pun meninggalkan Cafe, Sepeda Shanum di lipat dan di letakkan dibagasi mobil derik. dan derik membantu shanum naik ke mobilnya dengan membuka pintu mobil, lalu mereka melajukan kendaraan menuju Komplek Apartemen Shanum.
..
🌼
(Next>>)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments